Mentari kembali, menyinarkan cahayanya menerangi bumi. Perlahan Lisa membuka matanya. Alangkah terkejutnya ia, ketika menyadari bahwa kini ia berada dipangkuan Arata. Karena terkejut, ia sempat tersentak. Namun ia mencoba tetap tenang, berdiri perlahan.
Setelah dirasa terlepas dari pangkuan Arata, Lisa mengambil sebuah selimut yang terlipat disamping ranjang Mirai. Disibakkannya selimut tersebut untuk menutupi sebagian badan Arata yang cukup kekar.
Tanpa disadari, Lisa ternyata menyimpan kekagumannya pada tubuh Arata tersebut. Beberapa menit ia menatap kagum wajah Arata. Baiklah, dia hanya menatap tanpa ada rasa istimewa.
Dengan cepat, sesuatu melayang diatas wajah Arata yang sontak membuat Lisa berteriak. Arata dan Mirai terbangun dengan sangat terkejut.
"Ada apa lagi gadis penakut! Kau mengganggu tidurku saja!" Arata tak peduli dan kembali memejamkan matanya.
"Bayangan itu! Dia melayang diatasmu, Arata! Aku melihatnya! Ini bukan halusinasi, Arata! Bangunlah! Aku takut." Lisa menatap seluruh ruangan tersebut sembari menggigit jari-jarinya.
"Sudahlah, ini sudah pagi. Lebih baik kau cuci muka, matamu terlihat sembab. Jelek." Mirai menutup mulutnya.
"Miraiiiii, kau jahat sekali! Ah, sudahlah. Aku harus mandi. Sayonara!" Dia bergegas membalikkan badannya dan keluar dari bangsal itu.
"Hihi, pemarah sekali." Mirai tertawa kecil.
Arata yang sebelumnnya tak pernah menjumpai Mirai tertawa pun terkejut. Dia sempat terdiam beberapa saat sembari menatap heran wajah Mirai. "Dia tertawa? Dia? Aku tak salah lihat bukan? Hey itu manis sekali. Tapi aku tak percaya ini," benaknya.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Mirai melirik wajah Arata yang juga tengah menatapnya.
Sontak Arata terperanjat dari sofa, sembari memegang dadanya yang bidang.
"Astaga! Tidak, aku hanya tak sengaja menatapmu. Maafkan aku," laki lakiitu membungkukkan badannya.
Mirai hanya mengangguk pelan, kemudian tertidur lagi di atas ranjangnya. Arata pun bergegas pergi meninggalkan ruangan tanpa lupa menutup pintu. Ditinggalnya gadis misterius itu seorang diri.
Selang beberapa menit, Lisa kembali dari luar bangsal. Mungkin tadi pagi ia pergi keluar hanya untuk membeli sarapan, sebab pakaiannya saja tak berubah seperti belum mandi. Kenok pintu bangsal dibuka perlahan, cahaya kembali menyerbu seluruh sudut di ruangan itu. Kemudian berjalan menuju sofa yang tak jauh dari ranjang. Ia terduduk di sana, kembali membuka dan membaca lembaran-lembaran novel yang belum sempat ia selesaikan semalam.
Tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu bangsal.
"Ohayou minna! Ah, kau masih disini?" Ciko berdiri didepan pintu bangsal sembari membawa beberapa kantong plastik.
"Iya, memang ada apa? Aku harus pergi agar kalian bisa berduaan begitu pintamu? Oh maaf ini bukan waktunya," Lisa menatapnya kesal.
"Hey? Apa yang kau maksud? Aku ke sini untuk memberi kalian makan. Umm, dimana Arata? Kau membunuhnya ya!" Mata Ciko melotot kuat-kuat.
"Brengsek! Aku tak pernah berani melihat mayat, lalu kau dengan mudah menuduhku membunuhnya?! Tadi pagi dia masih terlihat di sini, tapi setelah aku kembali..." mulutnya ternganga beberapa saat ketika melihat Arata berdiri di belakang Ciko.
"Ada apa ini? Mengganggu jalan saja! Awas-awas!" Arata masuk ke dalam bangsal dengan sedikit terjepit oleh badan Ciko.
Dia datang dengan pakaian yang serba rapi, ya ibaratkan seperti orang yang akan melamar kerja. Kau tahu bukan penampilan mereka? Itu sungguh membuat Lisa dan Ciko yang semula diam, langsung tertawa terbahak-bahak. Arata tak menyadari bahwa dirinya tengah ditertawakan, ia hanya terfokus pada jam tangan yang sedang dipakainya. Kemudian, dia langsung beranjak pergi.
"Arata! Kau mau ke mana? Melamar kerja? Hahaha," Ciko memanggilnya dari depan bangsal Mirai.
Arata menoleh sebentar, lalu kembali berjalan meninggalkan Ciko.
Ciko yang heran dengan sikap Arata, langsung menggelengkan kepalanya, "Ada apa dengannya? Apa dia memang mau melamar kerja? Paruh waktu?"
Lisa menepuk pundak Ciko seraya bertanya, "Kemana Arata? Kau tak bertanya padanya?"
"Aku tak tahu, dia hanya menoleh padaku saat ku tanya. Apa dia memang akan melamar kerja paruh waktu? Tapi untuk apa? Diakan tak kekurangan apapun." Ciko menatapnya heran.
"Kalau begitu, coba kau ikuti dia. Beritahu aku tentang semua yang kau lihat."
"Baiklah, jaga Mirai baik-baik. Sampai jumpa." Ciko berlari mencari sahabatnya itu.
Sementara itu, Lisa kembali masuk ke dalam kamar, duduk sembari menikmati makanan yang dibawakan Ciko. Tak lama kemudian Mirai kembali terbangun. Dia terlihat kebingungan.
"Astaga! Dimana gadis kecil itu?" Benaknya dalam hati sembari menatapi seisi ruangan.
"Ada apa, Mi? Kau mencari sesuatu?" Lisa yang menyadari kebingungan Mirai pun bertanya-tanya.
"Tidak, aku hanya mencari seseorang. Ngomong-ngomong, dimana Ciko dan teman laki-lakinya itu?"
"Arata, dia keluar. Ciko sedang mengejarnya. Entahlah kemana laki-laki itu pergi."
"Oh, baiklah. Lisa, bisa tolong carikan aku makanan basah? Aku sangat lapar hari ini," Mirai memegang perutnya yang mulai bergemuruh.
"Tenang saja, Ciko sudah membawakan kita beberapa makanan. Ini, bubur dengan pendamping sup kaldu sapi. Nikmat sekali bukan?" Lisa menyodorkan mangkuk plastik yang terlihat mengepulkan asap.
"Astaga, baunya enak sekali. Kemarilah, berikan padaku Lisa! Aku lapar sekali," Mirai mengerang manja.
"Baiklah, sini ku suapi. Sudah lama kita tak pernah bersuap-suapan kan? Hahaha," Lisa tertawa kecil diikuti Mirai yang ikut tertawa.
Bubur itu habis dengan waktu singkat. Namun, Mirai masih saja merasa lapar. Makanan dalam kantong yang dibawa Ciko sudah habis. Otomatis Lisa harus rela keluar rumah sakit untuk mencari makan, atau menunggu perawat mengantarkan makanannya. Namun, cukup membosankan jika harus menunggu perawat datang. Alhasil, Lisa memilih keluar rumah sakit sembari berjalan-jalan menikmati Osaka yang indah ini. Ditinggalnya Mirai sendirian di bangsal itu.
Setelah Lisa meninggalkan bangsal, Mirai mulai memanggil Hina yang kini tak tahu dimana keberadaannya.
TBC minna! Y maap baru publish:(
Author lg sibuk ngejar nilai try out, simulasi, + UNBK tahun depan:)
Sekali lagi, maaf:)
maaf juga belum bisa ngasi adegan2 psycho lagi, author bobrok mikirin pembunuhan mulu:(
Tapi tenang aja, inshaa Allah 5-7 chapter berikutnya bakal ada action.
Hiyahiya emangnya sinetron, mobil masi jauh uda berasa mo mati:v
Ketabrak motor lgsng wassalam:(
yaela g bisa nglawak:(
Udhlh males:3 sayonaraaa💙

KAMU SEDANG MEMBACA
Ohayou Mirai |[Sedang Direvisi!]
TerrorKisah kehidupan siswi SMA yang telah membunuh anggota keluarganya. Dia tak tahu harus berbuat apa setelahnya. Kegelisahan, ketakutan, dan kegelapan menyelimuti dirinya. Kehidupan gadis tersebut berubah setelah seseorang menemuinya. Namun, rasa men...