"Kau... ke... jam...!!!" rintih siswi tersebut.
Dan seketika rambutnya yang panjang itu menjadi darah yang perlahan mengalir ke lantai, wajah pucatnya berubah kotor bersimbah darah. Seketika itu pula tubuhnya hancur menjadi darah yang mengalir menuju ke arah Mirai. Perlahan darah itu mengalir, hampir mengenai ujung sepatu Mirai. Tiba-tiba Ciko memanggil Mirai dari luar kelas. Seketika itu darah tersebut dengan cepat meresap ke bawah lantai dan hilang entah kemana.
"Hei, Mirai?! Apa kau sudah dengar berita bahwa ada yang tewas misterius?" tanya Ciko
"Ya, Kurousagi bukan yang tewas?" jawabnya
Ciko terkejut, bagaimana mungkin Mirai tahu siapa anak yang tewas itu. Sedangkan polisi saja masih bingung, karena wajah korban pucat dan seperti hanya tersisa tulang dan kulitnya saja. Bukan hanya itu, wajahnya penuh sekali dengan darah, membuat siapa saja yang melihatnya tak mengenali korban.
"Oh, benarkah? Darimana kau tahu?" tanya Ciko kembali.
"Dari rambutnya. Tadi pagi aku tak sengaja melihat jasadnya yang masih berada di TKP bersama beberapa anggota polisi."
"Rambut???"
Pikiran Ciko sangat kacau. Ada apa dengan rambut Kurousagi? Ya, rambutnya sama seperti Mirai.
Bel masuk berbunyi, namun semua orang masih ramai membicarakan kematian Kurousagi itu. Ada yang beranggapan bahwa Kurousagi diserang oleh hewan berbisa, mungkin ular? Namun bagaimana mungkin ular bisa sampai menggigit bagian leher sedangkan saat itu posisi Kurousagi sedang mengendarai sepeda —menurut polisi—. Ada juga yang beranggapan Kurousagi tewas akibat bunuh diri, lalu dimana benda yang digunakan Kurousagi untuk bunuh diri? Bahkan ada yang beranggapan ada seseorang yang telah membunuh Kurousagi. Siapakah dia? Entah, belum ada bukti kuat untuk masalah ini, bahkan sidik jari pelaku sama sekali tidak ditemukan.
Dikala semua sedang sibuk membahas kematian siswi tercantik itu, Mirai hanya diam di mejanya yang berada paling belakang. Ia hanya tersenyum tipis.
Bel istirahat berbunyi~
Murid-murid kelas XI E berhamburan keluar kelas menuju kantin sekolah. Kecuali Mirai, ia tetap duduk rapih di mejanya sambil senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba Ciko masuk ke kelas untuk mengambil uangnya di tas. Melihat wajah Mirai yang tengah tersenyum, Ciko merasa senang. Karena di kelas, Mirai tak pernah terlihat tersenyum. Walau begitu, Ciko juga merasa bingung, perihal apa yang sampai membuat siswi pendiam itu tersenyum. Setelah mengambil uangnya, perlahan Ciko melangkah keluar dari kelas sambil terus memandangi Mirai yang tersenyum hingga tak sadar bahwa Ciko memperhatikannya. Satu langkah lagi Ciko keluar dari kelas, tiba-tiba Mirai menatap dingin wajah Ciko. Membuatnya terkejut dan tanpa pikir panjang ia langsung cepat-cepat keluar dari kelas itu.
Ditengah-tengah waktu istirahat, terdengar teriakan yang amat keras. Entah darimana asalnya, semua anak-anak langsung berlari menuju sumber suara. Ada seorang siswa yang mengatakan bahwa suara teriakan tadi berasal dari kelas XI E. Semua orang mengumpul di depan kelas tersebut. Namun apa yang terjadi? Tidak ada siapapun didalam kelas, padahal jelas-jelas mereka mendengar teriakan itu dari sini.
Kalau di kelas XI E itu sepi, lalu dimana Mirai yang tadi ada dikelas? Tiba-tiba terdengar suara langkah seseorang dari arah kamar mandi yang tak jauh dari kelas itu. Mirai rupanya, seketika Mirai diberi banyak pertanyaan oleh teman-temannya.
"Tadi suara apa Mirai?" tanya salah satunya temannya.
"Hei! Apa tadi itu suaramu?" tanya yang lain pula.
"Mirai, suara siapakah tadi? Apa itu suaramu? Atau bukan?" tanya Ciko.
Lalu apa jawaban dari semua itu?
"Mmh, tadi aku melihat kecoa di atas kamar mandi. Makanya aku teriak." jawabnya.
Orang-orang tadi merasa kesal kepada Mirai. Mereka kira ada sesuatu yang membahayakan, ternyata tidak.
Bel masuk berbunyi kembali, semua berhamburan masuk ke kelasnya masing-masing, tak terkecuali Mirai. Setelah beberapa jam, bel pulang pun berbunyi. Mirai tetap diam dikelas menunggu teman-temannya pulang. Akhirnya, semua sudah pulang kecuali Mirai. Saatnya ia menuliskan perasaannya hari ini.
"Kanashii."
Setelah itu, Mirai kembali ke pojokan kelas dan menangis seperti biasa. Rasanya membunuh satu orang saja belum membuatnya bahagia. Semalam, ia tidak tidur demi bisa membunuh Kurousagi ditempat sepi itu. Jadi, bagaimana Mirai bisa membunuh Kurousagi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun?
Flashback on
Semalam, Mirai sudah memasang sebuah jebakan untuk musuh utamanya tersebut. Mirai mengalihkan perhatian Kurousagi dengan cara membuatnya agar melewati jalan sepi itu. Ketika Kurousagi tengah mengendarai sepedanya untuk berolahraga malam, tiba-tiba Mirai berdiri di tengah jalan dengan menggunakan pakaian sekolah. Kurousagi yang terkejut, langsung menghentikan sepedanya.
"Mengapa ada anak sekolah malam-malam seperti ini dijalan yang sangat sepi?" Gumamnya dalam hati.
Perlahan Mirai yang tengah diam menunduk itu, menampakkan wajah. Putih pucat bagai mayat yang sudah lama wafat. Matanya putih, pipinya yang chubby itu mendadak mengerut sehingga terlihat jelas tulang-tulang tengkorak dan tangannya. Lama-lama belatung keluar dari pipinya, disertai darah yang perlahan mengalir mengikuti belatung-belatung itu. Sungguh pemandangan yang sangat menjijikkan. Mirai berjalan terseok-seok ke arah Kurousagi sambil merintih. Kurousagi terkejut! Ia hanya bisa diam menahan ketakutannya sendiri. Dan... Setelah tepat didepan wajah Kurousagi, Mirai menyeset nadi Kurousagi dengan kukunya. Begitu nadinya terseset, darah mulai mengalir keluar dari tubuhnya.
"Arghhh!!!" teriakan Kurousagi ketika menyadari nadinya putus.
Akhirnya beberapa menit kemudian ia tergeletak di atas jalan yang sepi itu. Mirai mulai mencabik-cabik wajah Kurousagi dengan kuku panjangnya. Untuk menghilangkan jejak serta untuk menambah kebahagiaan nya, Mirai menjilati kukunya yang bersimbah darah Kurousagi itu dengan lahap.
"Hahaha... Begini rasanya darah perempuan tenar!!!"
Bahagia sekali rupanya Mirai. Namun ketika darah dikukunya yang panjang dan tajam itu habis, Mirai kembali menangis tersedu-sedu hingga membuat teman-teman disekitar mendatanginya dan membawa Mirai kembali ke rumah dengan kekuatan ghaib mereka. Teman-teman? Bukankah Mirai hanya punya satu teman? Ya, mereka adalah makhluk menyeramkan yang menawarkan bantuan kepada Mirai waktu itu. Lalu, bagaimana Mirai bisa menjadi seperti mayat hidup? Itu karena hampir seluruh dari jiwanya sudah dikuasai oleh makhluk-makhluk tadi atau bisa dikatakan sebagai mayat hidup.
Flashback off
Okeh, bagaimana chapter kali ini? Apa kalian merasa takut dan jijik:v?
Btw gomen nih sebelumnya, soalnya author udah ngga update selama hampir 4 bulan:( soalnya misqueen kuota guys:v
Please vote and comen!!!
Ikut bantuin author biar bisa terwujud cita-citanya jadi seorang mangaka yak:">Udah ah gw kebanyakan bcd:v🌈
Bye byeeeeeee Minna
~また合うまで~👋

KAMU SEDANG MEMBACA
Ohayou Mirai |[Sedang Direvisi!]
HorrorKisah kehidupan siswi SMA yang telah membunuh anggota keluarganya. Dia tak tahu harus berbuat apa setelahnya. Kegelisahan, ketakutan, dan kegelapan menyelimuti dirinya. Kehidupan gadis tersebut berubah setelah seseorang menemuinya. Namun, rasa men...