Pagi ini Feli sudah siap untuk berangkat sekolah. Dia sekarang duduk di sofa ruang keluarga dengan laptop di pangkuannya.
Seperti kebiasaan Feli sebelum menikah, ia akan melanjutkan ceritanya di dunia orange.
Entah mengapa hari ini Feli ingin menulis sebuah part tentang awal kehidupan pasangan yang dijodohkan oleh orang tuanya sama seperti apa yang dia rasakan sekarang.
Lalu dia pun mulai mengetik.
Saat ini Joya akan berangkat ke sekolah bersama dengan suaminya. Dia masih agak malu karena dia belum pernah berangkat dengan cowok mana pun.
Beberapa saat kemudian, Lingga datang menemui Joya yang sudah menunggu di halaman depan rumah.
Lingga tersenyum manis kepada Joya sambil menaiki motoronya yang terparkir tak jauh dari tempat Joya berdiri.
"Maaf ya udah buat kamu nunggu lama, Ayo berangk-
Belum selesai mengetik, tiba-tiba Arivind duduk di sebelahnya dan membuatnya reflek menutup laptopnya asal.
"Anjir Lo ngajetin!" Gerutu Feli.
"Halah lebay amat sih Lo." ucap Arvind yang mulutnya sedang menghimpit roti dengan tangan yang sibuk memakai sepatu.
"Lebay... lebay..." cibir Feli kesal.
"Orang beneran kaget malah dikatai lebay!" Gerutu Feli beruntun.
Mendengar gerutu Feli, Arvind yang selesai memakai sepatu jadi terkekeh geli.
"Haha iya iya..." Arvind mengacak rambut Feli gemas. Dan hal tersebut membuat pipi Feli memanas.
"Yaudah ayo berangkat!" Ajak Arvind sembari menghabiskan rotinya.
"Makan terus ditelan dulu baru ngomong!" Tegur Feli.
"Ya Allah galak amat bini Gue." Arvind terkekeh lalu menghabiskan rotinya dan asal meminum segelas susu yang ada di meja.
Feli menatap Arvind sambil mengerjap tak percaya saat melihat kelakuannya.
Anjir tuh orang ngerusak imajinasi Gue tentang Lingga, batin Feli.
Gak ada akhlak emang nih orang. Batin Feli.
"Hehhhh itu punya Gue!" Feli heboh karena susu coklat itu miliknya.
"Halah ikhlasin kek! Gue seret ini! Butuh minum."
"Hihhhh Arvind Lo kok gitu sih?" Feli ngerucutkan bibirnya.
"Ya Gue emang gini. Emang kenapa? Udah ayo ah! Mau Gue anterin apa jalan kaki?" Tanyanya seraya berdiri dan jalan ke garasi rumah.
"Ck... iya-iya! Arvind tungguin elah!" Feli langsung meletakkan laptopnya begitu saja dan berlari mengejar Arvind.
Sesampainya di garasi, Arvind mengeluarkan motornya dan berhenti di depan Feli.
"Seriusan Lo mau bawa motor?" Tanya Feli yang agak ragu mau naik ke atas motor. Jujur saja Feli jarang di boncengin cowok pakai motor ninja yang tinggi itu.
"Ya iyalah! Kenapa? Minta diantar pakai mobil nyonya besar?" Tanya Arvind yang membuka kaca helm full face-nya.
"Eh ya enggak gitu juga! Maksud Gue bukan itu!" Feli agak tersinggung mendengar pertanyaan Arvind yang terkesan dia yang matre.