07.00 am
Beep... Beep... Beep...
Jam waker mulai berbunyi untuk membangunkan Feli yangmasih terlelap dibawah selimut tebalnya. Karena merasa bising, tangan Feli pun terulur untuk mematikan benda paling menyebalkan di pagi hari itu.
Setelah alarmnya sudah tidak berbunyi lagi, Feli pun kembali menarik selimutnya setinggi telinga dan kembali terlelap. Namun, beberapa detik kemudian ia langsung berbalik badan dan menatap ke sebelahnya. Sudah kosong.
Kemana Arvind? Tumben dia udah bangun? Kan sekarang udah enggak sekolah lagi? Tanya Feli pada dirinya sendiri.
Feli pun berpikir sejenak. Lalu ia pun teringat soal Arvind yang akan berkuliah di Kanada.
Jangan-jangan Arvind..... Batin Feli sesaat sebelum bangun dari tempat tidurnya.
Dan hal itu sontak membuat Feli langsung bangun dari tempat tidur dan mengecek semua barang-barang Arvind.
Feli membuka semua lemari pakaiannya dan nakas-nakas yang ada di kamarnya. Ia juga sampai mengecek kamar mandi dan balkon kamar untuk mencari Arvind. Namun, semua hal yang ia lakukan itu berujung sia-sia karena Arvind tidak ada di sana. Dan untungnya barang-barang Arvind masih ada ditempatnya, hal itu membuat Feli sedikit lega.
Tapi, beberapa detik kemudian ia kembali berpikir,
Kalau Arvind kesananya cuma bawa sebagian barangnya gimana? Pikir Feli yang membuat dirinya kembali panik.
Ah enggak boleh pergi!! Aghh... gue masih pengen ketemu Arvind hueeee... gue gak siap LDR!! Teriak Feli dalam hati. Ia pun segera keluar kamar dan mencari Arvind ke seluruh penjuru ruangan di rumah itu.
Saat Feli sampai di ruang makan, ia bertemu dengan Mama Arvind. Ia pun langsung menanyakan keberadaan Arvind kepada Mama mertuanya itu.
"Hh... Ma... Arvind ke mana?" Tanya Feli yang ngos-ngosan karena berlari.
Mama Arvind pun menatap Feli bingung. Lalu menjawab, "Lah kan udah berangkat ke bandara tadi pagi?"
"Hah?! Arvind udah berangkat tadi pagi?" Tanya Feli tak percaya.
"Iya?" Mama Arvind ikut bingung melihat ekspresi Feli.
"Kok enggak bilang sama Feli? Kenapa tadi enggak bangunin Feli?" Feli mulai tak bisa menahan tangisnya.
Betapa teganya Arvind berangkat ke Kanada tanpa memberi tahu dirinya. Bahkan tidak memberi pesan atau membangunkannya tadi. Arvind jahat!
"Eh kok nangis?" Tanya Mama Arvind bingung.
"Arvind beneran udah berangkat tadi Ma?" Tanya Feli sekali lagi. Dan Mama Arvind mengangguk.
Setelah mengetahui fakta jika Arvind benar-benar sudah berangkat ke Kanada hari ini, Feli pun kembali ke kamarnya dengan menangis sejadi-jadinya.
Sesampainya di kamar, Feli langsung naik ke atas kasurnya lalu menenggelamkan kepalanya di bantal.
"Hikssss.... Arvind jahat!! Arvind jahat!!! Kenapa enggak bangunin aku sih?! Apa aku emang enggak penting di hidupnya atau gimana?! Hikssss.." Feli memukul bantalnya berkali-kali sambil menangis.
Ia benar-benar sedih, marah dan merasa kehilangan sosok Arvind yang selama ini selalu membuatnya kesal. Kalau dia bisa memutar waktu, ia akan memborgol tangan Arvind tadi malam agar Arvind tidak kemana-mana.
"Hikssss... Arvins jahat!!! Arvind nyebelin! Gue benci Arvind!!!" Teriak Feli yang masih kesal karena Arvind pergi begitu saja.
Namun, di sisi lain ada yang sedang memperhatikan Feli sambil senyum-senyum sendiri. Ia ingin tertawa melihat Feli menangis seperti itu namun, dia tahan karena dia harus diam untuk sesaat atau semua usahanya mengerjai Feli berakhir sia-sia. Dan ia pun menatap Feli untuk beberapa saat dan membiarkan Feli mengatakan semua keluh kesahnya terlebih dahulu.