"Jadi Lo sayang dia atau gimana?"
Pertanyaan Arvind kemarin terus saja teriang di kepala Feli menyebabkan dirinya sering melamun sepanjang hari.
Apa iya Gue sayang Gaga? Feli berkata dalam hati.
Ah enggak mungkin! Gaga kan udah ada Adira, Gue juga sudah sama Arvind sekarang, Pikirnya.
Tapi kenapa ya pas kemaren Arvind nanya terus Gue jawab enggak, rasanya kok agak aneh ya? Kaya ganjel gitu. Feli masih larut dalam lamunannya.
Arvind yang baru saja keluar dari kamar heran saat melihat Feli tengah terduduk di anak tangga sambil melamun.
Arvind pun berjalan mendekat, kemudian duduk di sebelah Feli. Ia menatap wajah Feli beberapa saat sebelum menyadarkan perempuan itu dari lamunannya.
Mikir apaan sih nih anak? Batin Arvind yang masih menatap Feli lekat dari posisinya.
Lalu terlintas di pikiran Arvind jika dirinya ingin menjahili Feli selagi perempuan itu melamun.
Arvind pun mulai menjalankan misinya dengan memajukan mukanya ke dekat Feli. Ia semakin mendekatkan mukanya hingga berada tepat di depan muka Feli dengan muka mereka yang saling berhadapan.
Hitungan satu, Feli masih diam saja. Hitungan kedua juga sepertinya berefek apa-apa. Dan hitungan ketiga, mata Feli langsung membulat sempurna saat ia sadar ada penampakan di depan mukanya.
"ARVIND?! Lo ngapain?!" Feli kaget dan refleks meraup muka Arvind yang tertawa terbahak-bahak melihat dirinya.
"Hih nyebelin!" Feli mengerucutkan bibirnya kesal.
Sedangkan Arvind, masih terus tertawa terbahak-bahak karena teringat muka Feli tadi yang sangat menggemaskan.
"Huahahahaha... asli Fel muka Lo lucu gemes Gue... melotot lagi coba... hahaha!" Arvind sampai memegangi perutnya karena tak bisa berhenti tertawa.
"Hih nyebelin! Orang lagi ngelamun di kagetin gitu kan ya kaget Vind!" Feli mulai mengomeli Arvind.
"Ya salah siapa ngelamun sendirian di tangga, untung enggak kesambet penunggu tangga lu." Arvind mulai berhenti tertawa.
"Buktinya Gue enggak kesambet wle.." Feli mnjurkan lidahnya ke Arvind kemudian menatap ke depan lagi.
"Lagian ngapain sih ke sini dan duduk di sini segala? Ikut-ikutan aja lu! Mending jauh-jauh sana.. hus..hus.." usir Feli saking kesalnya.
"Yeee.. emang enggak boleh? Ini rumah-rumah Gue ya.. jadi Gue bebas mau ke mana dan ngapain aja. Termasuk duduk di sini." Jawab Arvind tak mau kalah. Namun, Feli hanya menganggapinya dengan memutar bola matanya malas.
"Terserah Lo saja deh ya." Kata Feli malas.
"Dih gitu... Gue kesini karena kangen pacar Gue tahu." Arvind malah langsung memeluk badan Feli erat.
Feli yang di peluk justru kaget untuk kedua kalinya.
"Heh ini apa-apaan heh? Mana peluk-peluk segala lagi." Feli heboh dipeluk Arvind.
Gila aja kemarin di cium sekarang dipeluk seenaknya, siapa yang enggak kena serangan jantung berkali-kali coba? Batin Feli yang masih shock.
"Diem dulu... Gue lagi pengen peluk ini loh!" Arvind makin mengeratkan pelukannya tanpa peduli Feli sampai tidak bisa bergerak.