DUA PULUH TUJUH

28.9K 419 16
                                    

Harry pun mengantar mamanya menuju kamar yang sudah tersedia. Sampailah mereka dikamar tersebut.

"Harry,mama mau bicara sama kamu"
"Bicara apa ma?"
"Apa kamu benar-benar serius dengan nya?"
"Ya tentu"
"Kamu tau kan umur kalian berbeda lumayan jauh"
"Iya aku tau ma,tapi aku tidak memperdulikan itu"
"Sayang bukan nya apa,mama takut ketika kalian nanti kejenjang yang lebih serius lalu menikah,pernikahan kalian tidak akan lama"
"Kenapa mama bisa bicara seperti itu?"
"Mama takut Razita masih memiliki sifat keanak-anakan"
"Justru itu yang aku suka dari dia ma"
"Kamu ini"
"Aku juga sebenarnya ingin bicara sama mama,tentang yang sejujur-jujurnya"
"Iya silahkan"
"Sebenarnya aku tidak pernah suka,sayang apa lagi cinta sama Colleen"
"Lalu kenapa kalian bertunangan?"
"Aku hanya kasian sebenarnya padanya"
"Hmm..ya sudah lah sudah berlalu lagi pula"
"Iya ma"
"Dan mama ingin bicara satu hal lagi padamu Harry,mama ingin bertemu keluarga Razita terlebih dahulu"
"Baiklah nanti aku akan bicarakan pada Razita"
"Ya sudah,ini sudah malam lebih baik kalian tidur"
"Iya ma"
"Selamat malam Harry"
"Selamat malam mama"
Setelah itu Harry langsung keluar kamar itu dan menuju kamar nya.

Harry melihat Razita yang sudah berbaring dikasur. Harry pun menghampirinya.

"Sayang?!"
"Ya daddy?"
"Mama ku ingin bertemu keluarga mu"
"Hmm...baiklah tidak apa-apa,besok akan ku hubungi adik ku"
"Oke,lalu kakak mu?"
"Entah lah dia masih peduli atau tidak"
"Ya sudah lebih baik kita tidur,ini sudah malam"
"Baik daddy"
"Kamu tidur duluan,daddy mau mengerjakan beberapa pekerjaan di ruang kerja"
"Siap daddy"
"Kamu kalo perlu sesuatu tinggal bilang ya,kamu tau kan daddy dimana"
"Oke daddy"
Harry pun mengecup kening Razita lembut dan membisikkan sesuatu tepat ditelinga Razita.
"Good night sweetheart,have a nice dream"
Razita hanya membalasnya dengan senyuman kecil.

Harry pun menuju ruang kerja nya. Harry mulai mengerjakan beberapa file yang ada disana.

Waktu menunjukan pukul 11 malam. Namun pekerjaan Harry masih belum selesai. Tetapi mata Harry mulai lelah. Harry pun memutuskan untuk membuat kopi.

Harry keluar dari ruang kerja nya dan menuju dapur. Ketika ingin menuju dapur Harry merasakan ada seseorang dibelakangnya,dia pun memutuskan untuk berbalik badan.

"Mama?! Ngapain ma malem-malem belum tidur?"
"Anu..hhmm..mama mau nanya sesuatu sama kamu"
"Mau nanya apa?"
"Dia tinggal disini? Terus dia sekamar sama kamu?"
"Iya"
"Hah? Apa yang sudah kalian lakukan selama kalian sekamar?"
"Yaaa...begitu"
"Begitu gimana?"
"Ya begitu ma ih...masa gak ngerti"
"Jangan-jangan kalian sudah..."
"Yap"
"Astaga Harry benar-benar kamu,nanti kalo dia hamil bagaimana?"
"Tenang ma aku akan menikahi nya dengan segera"
"Ya setidak nya jangan lakukan hal yang macam-macam selama kalian belum ada satu ikatan yang sah"
"Ya sudah terlanjur mau bagaimana lagi"
"Ya ampun Harry sudah lah.."
"Aduh...mama jangan marah-marah mulu nanti cepet tua"
"Kurang ajar kamu lagian mama kan emang udah tua,kamu saja sudah besar Harry"
"Hehehe iya ma iya,sudah lah aku ingin buat kopi dulu"
"Ya sudah,mama tidur dulu"
"Iya"

Harry pun menuju dapur kembali dan Marcella masuk ke kamar nya. Sampainya didapur Harry langsung membuat secangkir kopi untuknya. Setelah selesai membuat kopi Harry pun segera kembali ke ruang kerjanya.

Sampainya di ruang kerja Harry langsung bergegas menyelesaikan pekerjaan nya itu,karna dia ingin cepat-cepat tidur.

"Ayo semangat Harry" ucap Harry menyemangati dirinya sendiri.

Waktu terus berjalan,secangkir kopi yang Harry buat tadi kini sudah tak tersisa. Dan sekarang pekerjaan Harry tinggal sedikit lagi,namun waktu menunjukan pukul 12 malam.

Mata yang lelah membuat Harry tidak tahan lagi. Tapi pekerjaan yang tangung membuat Harry melupakan rasa lelah nya.

Setelah beberapa menit kemudian...

DADDY♡[18++]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang