chapter 17

3.2K 169 2
                                    


.
.
.
.

.
Dihutan yang gelap dan hanya diterangi sinar bulan tapi tidak menghalangi penglihatan kevin dan Alana. Mereka berdua berjalan kaki karna jalan yang mereka lalui tidak bisa dicapai menggunakan motor.

"Kita mau kemana?" Tanya Alana.

"Kita akan kerumah pohon yang biasanya aku gunakan untuk tempat memakan hewan buruan"

"Em" Alana mengangguk mengikuti kevin.

🐺🐺

"Nah, sudah sampai!" kevin berucap.
Sebuah pohon yang menjulang tinggi.

"Wah..tinggi sekali apakah ada tangga untuk naik. Aku sedang malas melompat" Ucap Alana sambil mendongak. Tiba-tiba saja tubuhnya terasa melayang, ternyata ia digendong. Ia mengalungkan tangannya dileher Kevin dan melihat Kevin yang sedang melompat dari bawah menuju rumah pohon. Akhirnya sampai dirumah pohon. Letaknya tinggi bahkan kelap-kelip lampu kota terlihat dari sini.

"Indah sekali" Alana terperangah takjub.

Grep

Kevin memeluk Alana dari belakang.

"Jangan memintaku untuk merejectmu karna aku tak kan pernah merejectmu. Oke" Kevin mencium pelipis Alana sedangkan Alana hanya terdiam.

"Kau tidak cepat-cepat berburu ini sudah tengah malam, nanti serigala mu lapar"

"Hm..aku akan berburu tapi.."

"Tapi apa? Tenang saja aku akan ikut denganmu"

"Bukan. Aku tak mengijinkan mu berburu, kau disini saja dan aku akan cepat kembali. Sebelum itu.."ucapan Kevin kembali terhenti. "Bolehkah aku meminta ini?" Ucap kevin sambil menunjuk bibirnya.

"Tidak. Kau ada-ada saja cepat pergi" Usir Alana.

"Satu kali saja" Sergah Kevin.

"Tidak"

"Satu saja"

"Tidak"

"Sat.......Eh" Ia kaget Alana menciumya singkat namun kentara karna ditekan.

"Sudah sana. Aku lapar nih"rengek Alana.

"Iya sayang. Kalau kau kedinginan ada selimut dilemari." Alana menengok kebelakang. Ia baru sadar dirumah pohon ini ada lemari dan kasur.

"Iya" Alana mengangguk.

"Aku pergi dulu, kau jangan kemana-mana." Kevin bersiap untuk turun.

"Kevin tunggu!" Kevin pun berhenti dan menghadap Alana yang dibelakangnya.

"Ada apa?"

Cup

Alana mencium bibir Kevin singkat. Lalu menangkup wajah kevin.

"Hati-hati" Dan menepuk wajah Kevin pelan. Kevin pun Melompat turun dan pergi berburu.

Alana duduk ditepi rumah pohon. Menggantungkan kedua kakinya dan mengayunkannya membuat angin menyapu seluruh tubuhnya. Walaupun ia seorang werewolf ia tetap merasa kedinginan walaupun hanya sedikit.

Kota terlihat sepi pada malam hari, tentu saja pasti kau tau alasannya. Melihat suasana seperti ini ia jadi ingat desa tempat ia tinggal dulu, ya rumah gerhana tepatnya gudang dengan kasur usangnya itu.

"Huft..Gerhana apa kau baik-baik saja saat aku tak ada?" Monolog Alana sambil memegang kalung bulannya. Dulu Gerhana kecil selalu diejek temannya. Siapa yang menolongnya? Tentu saja Bulan.

"Kira-kira serigala Kevin seperti apa ya?"

"Kau ingin lihat" Suara itu membuat Alana terperanjat.

"Sejak kapan kau ada disitu?"

"Sejak kau bilang 'serigala kevin seperti apa?' kau benar-benar ingin lihat?"

"Tidak, nanti saja. Kau dapat hewan buruan apa?

"Aku dapat rusa"

"Wah..rusa aku kangen daging rusa"

"Benarkah? Yasudah kita bakar"

"Oke..ok"

🐺🐺

"Kevin" Panggil Alana sambil memakan daging

"Iya"

"Nama serigala mu siapa?"








Akhirnya update juga.

Btw ini nulisnya maksa banget nih karna harusnya fokus buat semesteran. Tapi yasudahlah.
Mau gimana lagi aku sayang ma kalian jadi disempet"in

Sorry for typo
Chapter 17 selesai
(Potong bawang)

Lanjut??






Alana the power of werewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang