chapter 5

4.2K 257 4
                                    

9 tahun kemudian.
.
.

Sekarang Gerhana sudah berumur 14 tahun. Bulan pun sudah besar. Gerhana sudah kelas 9 smp dan sebentar lagi akan memasuki SMA.

Gerhana dan Bulan sudah tak sedekat seperti SD dulu. Gerhana lebih sering bermain dan belajar kelompok dengan teman-temannya. Terkadang Bulan hanya bermain sendirian di gudang.

Tentang Alana. Gerhana hanya melihatnya sekali saja. Dulu saat masih SD dia sering ke Taman memanggil nama Alana tapi tak pernah bertemu.
Sampai-sampai sekarang Gerhana sudah lupa dengan Alana.

Kadang Bulan mengganggu Gerhana belajar untuk diajak bermain tapi berujung bentakkan yang didapat Bulan.
Bulan takut dan bersembunyi digudang.

Bulan pun sering menjadi Alana disetiap malam menangis kesepian. Sekarang Gerhana jarang menemui bulan saat siang.

Dari jendela gudang Alana sering melihat Gerhana pergi bersama teman-temannya.


🐺🐺


Gerhana sebentar lagi mendekati UN. Bulan masuk kedalam kamar Gerhana untuk pertama kalinya.

"Hei...kenapa bisa masuk kesini" Ucap Gerhana kemudian kembali belajar.

Bulan berlari kearah kasur dan tiduran disana. Gerhana yang melihat hanya terkekeh.

"Bulan sebentar lagi aku mau UN dan mau masuk SMA. Doakan aku lulus  ya" Ucap Gerhana.

Bulan hanya tiduran sambil memperhatikan Gerhana yang sedang belajar.
Gerhana pun beranjak dari tempat belajar nya membuat Bulan terperanjat dan duduk tapi masih berada ditempat.

Gerhana berjalan menuju rak buku  dan mengambil sebuah kotak. Lalu duduk dipinggir kasur menghadap Bulan.

"Ini untukmu" Ucap Gerhana.

Gerhana membuka kotak itu dan mengambil benda yang berada didalamnya. Sebuah kalung berbandul bulan sabit terlihat sederhana tapi mewah.
Dengan senyum manis yang terpantri diwajahnya Gerhana memakaikan  kalung tersebut ke leher Bulan kemudian memeluknya. Melepas rasa rindunya kepada Bulan karena memang akhir-akhir ini dia jarang bertemu ataupun bermain dengan Bulan.

"Ini kenang-kenangan dariku, jangan kau hilangkan ya" Ucap Gerhana sambil mengusap-usap leher Bulan.



Tin....Tin....


Gerhana berdiri dan berlari kearah jendela.

"Mereka datang!" Ucap Gerhana dengan Gembira kemudian keluar dari kamarnya meninggalkan Bulan.

Bulan nampak sedih karena kembali diacuhkan oleh Gerhana.

"Kalian sudah datang? Tunggu sebentar aku akan mengambil tas dan kunci motor" Ucap Gerhana.

Gerhana kembali memasuki kamarnya mengambil tas dan kunci motor.

"Hei...kenapa kau masih disini keluar!!!" Gerhana kembali membentak Bulan dan membuatnya takut. Bulan turun dari kasur tapi masih menggelayuti Gerhana.

"Apa-apaan kau ini, sana kembali kegudang anjing nakal!!" Gerhana menyeret Bulan karena Bulan sepertinya tidak mau meninggalkan kamar Gerhana.

Gerhana berhasil menyeret Bulan sampai ke gudang dan menguncinya.

Bulan menggonggong dan mencakar-cakar pintu gudang berharap terbuka tetapi tidak ada yang bisa diperbuat.

"Hei..kenapa lama sekali, kau masih bermanja-manja dengan anjing jelek itu?" Ucap temannya.

"Hah...ti..tidak aku sedang mengurungnya. Anjing itu sangat berisik. Sudah kita akan berangkat" Jawab Gerhana sedikit terbata-bata.

Gerhana dan temannya itu pergi dari area gudang.

Bulan yang mencakar-cakar pintu merubah dirinya menjadi manusia dan menangis sejadi-jadinya sambil memeluk lututnya. Ia tak peduli lagi suara tangisannya akan terdengar orang lain diluar.

Alana sudah tak kuat dengan kehidupannya. Tidak ada yang menyayanginya atau pun peduli padanya. Orang tua Gerhana pun tak peduli dengan Bulan karena memang memang tidak mau mengurus Bulan dari dulu.
Gerhana pun sudah nampak tak peduli lagi.











Hai..

Chapter 5 selesai
(Potong buah🍎🍏)

Habis baca jangan lupa vote ya😊😘
Coment kalo bisa😊

Lanjut???

Alana the power of werewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang