chapter 26

2.4K 133 6
                                    

"Aku masih ingat dulu kau sangat imut. Ibumu mati ditanganku karena menyelamatkanmu. Maaf ya, kalau saja mereka memberikanmu dengan senang hati pasti aku tidak akan melukai mereka." Ucap laki-laki itu.

"Cih" Hanya itu yang dikeluarkan Alana.

Laki-laki itu terkekeh melihat Alana menatap jijik dirinya.

"Jangan dekat-dekat. Kau itu tak lebih dari rogue liar yang ingin mempunyai kekuasaan" Ucap Alana.

"Mempunyai pack sendiri, itu adalah cita-citaku dari lama. Rogue harus berkelahi untuk bertahan hidup" Jawab laki-laki itu.

"Kenapa tidak ke pack cam saja untuk menjadi rakyatnya, daripada tersiksa dengan cita-cita konyolmu itu." Ucap Alana.

'He' pria itu menyeringai. "konyol? Lihatlah sekarang aku sudah mempunyai pasukan dan aku pemimpinnya. Sekarang aku harus menikahimu untuk kekuasaan yang lebih besar" Ucap laki-laki.

"Tak sudi aku menikah dengan orang yang sudah membunuh ibuku. Kau benar-benar gila"

"Aku gila? Itu karena pack ayahmu yang telah menghancurkan pack milik ayahku dulu. Kau bersembunyi didunia manusia? Kau betah dengan makhluk yang lemah seperti mereka?"

"Kau yang lemah. Kau otak bodoh, tak bisa apa-apa. Jangan meremehkan manusia, mereka bisa membunuh kalian kapanpun"

"Ha..ha..ha..ha. Aku sudah menaklukkan desa ini dan sebentar lagi adalah kotamu yang akan ku kuasai"

"Minggir! Aku mau pulang." Alana beranjak dan hendak keluar, tapi alpha itu mencekram lengan Alana dan menghempaskannya dikasur.

"Kau tak boleh pergi dari sini"

"Cih. Kau tak berhak melarangku, kau bukan siapa-siapaku. Aku tak sudi menjadi Luna mu Rogue payah!"

Alana kembali berjalan menuju pintu dan membukanya dan Alpha itu lagi-lagi mencekram lengan Alana. Alana yang tersulut emosi mendorong alpha rogue itu hingga terhempas jauh membentur dinding kayu ruangan itu. Alana keluar dan langsung mencari keberadaan Gerhana di keramaian pasukan yang sedang berlatih.

"Jangan biarkan luna pergi. Tangkap dia!" Teriak salah satu dari mereka. Alana terhenyak dan menemukan Gerhana yang sedang berlatih dibawah pohon

"Vito!!" Alana berlari menghampiri Gerhana karena dirinya sedang dikejar para pengawal alpha rogue itu.

"Vito lari kehutan cepat!" Alana berteriak.

"Kenapa?!"

"Lari cepat!" Gerhana yang masih bingung langsung saja berlari kedalam hutan disusul Alana. Mereka berlari tanpa arah dan sama sekali tak memperhatikan belakang. Mereka terus saja berlari melewati pepohanan dengan ukuran yang tidak bisa dibilang normal. Melewati akar-akar pohon yang menghalangi langkah mereka dengan melompat, hingga sampailah mereka disebuah danau.

"Hhhh.." Gerhana terengah-engah. "kenapa h..la..ri sih"

"Kita kabur Vito, aku kabur. Kau jangan jadi budak Alpha jelek itu"

Srekk

Mendengar suara itu sontak membuat mereka berdua was-was. Apa pengawal itu masih mengejarnya? Tapi setelah mereka menunggu tak ada yang muncul disana. "Syukurlah" setidaknya mereka bisa bernafas lega walaupun sebentar. Karena mereka tidak tau bahaya apa yang akan mereka dapatkan setelah acara mari kabur bersama itu.

Alana duduk ditepi danau disusul dengan dengan Gerhana disampingnya.

"Aku jadi prajurit dan kenapa harus werewolf. Aku bahkan sempat tak percaya kalau aku bukanlah manusia biasa lagi" Ucap Gerhana.

"Percaya atau tidak. Kau sudah menjadi bagian dari werewolf." Ucap Alana.

"Alana!"

"Hem"

"Kau itu werewolf?" tanya Gerhana.

"Iya Vito. Kau sudah menanyakan itu tadi" jawab Alana.

"Aku masih tidak percaya. Kau seorang putri?"

"Vito. Apa kau masih ingat dengan Anjing peliharaanmu yang kau beri nama Bulan?"

"Em" Gerhana mengangguk.

"I...tu..Aku"

"Hah. Kau seekor anjing?" Gerhana terkejut.

"Bukan! Aku werewolf. Aku merubah diriku menjadi serigala kecil agar kau tak takut" Ucap Alana.

"Dan apa kau ingat gadis kecil yang pernah bermain ditaman bersamamu dulu?" tanya Alana.

"Aa itu aku ingat" Ucap Gerhana.

"Itu aku juga"ucap Alana.

Deg...

Gerhana terdiam. Mencerna perkataan Alana tadi.

"Bagaimana bisa?" tanya Gerhana. Alana tak menjawab.

"Vito. Aku lapar, tadi aku belum sempat makan. Kita berburu yuk" Ucap Alana.

"Berburu? Aku mana bisa"

"Akan aku ajari nanti" Jawab Alana.

Mereka masuk lebih dalam kehutan. Sembari mencari hewan buruannya, Alana juga berjaga-jaga dari para rogue yang mengejarnya tadi.

"Vito, itu ada kelinci. Cepat kau tangkap"

"Aku tidak bisa."

"Tck. Itu hanya kelinci, masa tidak bisa" Alana menghampiri Vito dan menepuk bahunya.

"Kau itu werewolf. Dia, kelinci adalah makananmu" Alana menarik nafasnya.

"Tatap kelinci itu,l ihat dimana pergerakannya, konsentrasi dan kau tangkap" Gerhana melakukan apa yang deperintahkan Alana dan bersiap...

Hap..

"Dapat!" ucap Gerhana dengan senangnya.

"Wah buruan pertama mu"ucap Alana.

"Dan kelinci ini. Hamba berikan untuk tuan putri werewolf yang paling cantik" Ucap Gerhana sambil berlutut. Sebenarnya itu hanya untuk bermain-main.

"Oh. Terima kasih wahai prajurit junior yang sangat gagah" Alana pun memgambilnya dan juga dengan rasa ingin sekali tertawa.

Pfft..haha

Mereka berdua tertawa..

"Kau ada-ada saja. Apa tadi tuan putri?! Menjijikan sekali" Ucap Alana sambil meredakan tawanya.

🐺🐺

Disisi lain.

Kevin membanting semua isi kamarnya, dengan amarahnya.

"Arghhh" Kevin berteriak.

Ibunya hanya bisa menangis diluar kamar. Mencoba mengetuk pintu untuk menenangkan anaknya itu. Sedangkan Alvin sudah mencoba untuk mendobrak pintu kamar kakaknya itu namun tak bisa, sepertinya pintunya ditutup lemari.

"Kevin! Jangan seperti ini nak" Ibunya berteriak dan menangis. Ketika mendengar teriakan serta pecahan dari dalam kamar itu.

"Kau kenapa nak?"

"Semua salahku bu! Aku mereject Alana dan rasanya sesak. Lebih baik aku mati saja!!" Teriak Kevin

"Jangan begitu nak" Ucap ibunya.
"Alvin tolong panggilkan Alana kemari nak" lanjut ibunya.

"Baik bu"












Chapter 26 selesai
(Potong kata)

Sorry for typo
Vote and coment ya😊
Tbc....





Alana the power of werewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang