Happy reading
.
.
.
.
.
Alana dan vito pulang kerumah masing-masing."Ternyata kau masih ingat!" Ucap Alana saat hendak menutup jendela kamarnya.
Di gerbang sekolah.
"Anis, Anis.." Alana memanggil Anis yang mendahuluinya.
"Anis" lagi-lagi tidak ada jawaban.
"Anis sorry" Alana menghadang Anis dan memegang tangannya.
"Sorry nis. Kenapa kau diam? Apa aku ada salah denganmu?"Tidak ada jawaban ataupun kata yang keluar dari mulut Anis.
"Nis!"
"Apa kau masih menganggapku teman?" kata itu yang keluar dari mulut Anis.
"Kau bicara apa! Jika kau tak kuanggap apa arti permintaan maaf ku!"
"Bohong!"
"Aku berbohong apa?!"
Anis tidak menjawab, dia menangis dan berlari ke kelas."Anis!"
Anis menangis dibangkunya. Alana bertanya pada Anis apa salahnya? Dan itu membuat kelas menjadi riuh.
"Kenapa tu Anis, Lan lo apain?" Ucap Mila anak kelasnya juga.
"Nggak gue nggak ngapa-ngapain"
"Anis sampe nangis begini lo bilang nggak di apa-apain"
"Kenapa jadi nyalahin gue sih. Tau apa tentang masalah gue"
"Dasar temen makan temen. Udah malu-maluin kelas ketauan ciuman sama kakak kelas"
"Heh jaga ya mulut lo!" Marah Alana
Kelas semakin riuh, dan Anis semakin menangis membuat Alana kembali ketujuan awalnya.
"Anis aku minta maaf, maafin aku..aku minta maaf aku salah"
"Peka makanya sama temen, udah tau temennya suka sama cowok malah cowonya diajak ketemuan ditaman lagi" Mila memanasi lagi.
"Apa!..lo tau dari mana?"
"Seluruh sekolah tau!" Ucap Mila
Bel pun berbunyi.
To vito.
Vito, lo dimana
Kamu belum datengFrom vito
Maaf lan
Aku tadi pagi pulang kerumah ortuTo vito
Oke
Hati-hatiAlana membalikan badannya menghadap Anis yang duduk dibelakangnya.
"Anis maaf. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama vito"
Anis diam sambil menyeka air matanya.
"Kenapa disekolah aku yang mendapatkan masalah? Kesalahan ia apa?"Tanya Alana dalam hati.
"Jangan sampai kesalahpahaman ini terdengar oleh Kevin" lanjutnya.
Istirahat pun datang.
Tapi Alana pergi ke kantin sendirian. Sampainya di kantin ia melihat Lisa dan Alvin sedang berdua saja."Lisa!"
"Hai, kemarilah"
Alana pun menghampiri mereka dan memesan makanan.
"Are you oke?" Tanya Lisa pada Alana karena sedari tadi terlihat melamun.
"Oh oke"
"Tak usah di pikirkan pasti masalah foto dimading" Ucap Alvin.
"Bukan. Em..kak Alvin, Kevin mana?" Jawab Alana.
"Tadi sih di kelas lagi ngerjain tugas, tapi nggak tau kalo sekarang" Ucap Alvin "Nah itu dia"
Sret
"Kevin!"
"Kevin aku belum bayar" Protes Alana.
Kevin menyeret Alana tanpa memperdulikan yang lain."Kevin kita mau kemana?" tanya Alana. Kevin membawanya ke taman belakang sekolah.
"Kevin! Ada apa kau kenapa kasar!" ucap Alana.
Kevin menghempaskan Alana ketika sudah sampai di rooftop
"Kau ketaman dengan Vito malam-malam!?" suara Kevin terdengar keras dan matanya menatap tajam Alana.
"Kevin! Dengar dulu. Aku dan Vito hanya membicarakan masalah yang kemarin"
"Kau lebih mementingkan dia? Iya? Kau anggap aku itu apa hah!"
"Aku hanya klarifikasi hubungan kita" ucap Alana.
"Apa? Kau bilang kita teman! Heh" Kevin menyeringai "Sudah kuduga kau tidak akan pernah suka kita punya hubungan. Ingat Lana kita bukan hanya sekedar pacaran. Kau mate ku, kita sudah terikat" Ucap Kevin.
"Kevin please dengarkan aku!" Ucap Alana.
"Kau lebih memilih Vito kan, baik! Aku Kevin...Mereject mu sebagai mate ku. Kita sudah terputus dari ikatan sebagai pasangan. Silahkan kau mencari laki-laki lain" Kevin berbicara tanpa mendengar penjelasan dari Alana dan wajah Alana kini sudah memerah menahan amarah.
"kevin!! Aaargh"
Bruk
Alana menabrak Kevin hingga terjatuh. Alana menindihnya dan mencekiknya.
"Kau!" Alana sudah kepalang emosi.
"Aku dan vito hanya bertemu untuk berdamai. Vito adalah temanku." Jelas Alana "lalu kalau aku tak suka padamu, kenapa hubungan kita sampai sejauh ini. Aku sudah memberikan semuanya dan kau yang membuatku hampir dimusuhi gadis disekolah ini, kau tau." lanjutnya.
Terlihat sorot wajah Kevin menyesal tetapi hanya kentara sedikit. Kevin tidak terasa sesak karena Alana tidak menekan cekikannya hanya menekan lehernya saja walaupun begitu Kevin tak berupaya untuk melepas cekikan itu.
"Kau merejectku, itukah balasan yang kau berikan padaku? Kau tau kan akibatnya?" Lagi- lagi Alana yang bicara karena kevin bungkam.
"Karena kecemburuanmu kau malah merejectku! Kau tau betapa sakitnya menahan sakit ini. Aku sudah menjadi milikmu lalu kenapa kau melepasnya?" Suara Alana melirih dan gemetar sebenarnya ia menahan tangis.
"Jangan dekati aku, jangan temui aku. Jika kau menyesal itu percuna aku tidak akan kembali" Alana bangkit dan melompat dari rooftop ketaman belakang sekolah. Itu mudah bagi Alana walau taman letaknya tiga lantai dari rooftop.
"Huh" Kevin bangkit dari perbaringannya. Merasa ada yang mengganjal dihatinya. 'Apakah ia harus menyesal atau tidak?' itu adalah konflik yang ada dihatinya. Kevin ingin menangis tapi ini juga terlalu sakit hingga tak sanggup lagi untuk menangis.
Kisah kasih yang mereka berdua rangkai hancur lebur dalam hitungan jam menit dan detik ini melupakan berapa lama mereka membangun hubungan itu.
Kevin masih di rooftop terduduk melihat pemandangan dibawah yang terdapat banyak siswa berlalu lalang karena bel pulang.
"Argh perih" Kevin memegangi lehernya yang tadi dicengkram Alana. Kevin dapat melihat sorot mata Alana yang memperlihatkan pandangan marah, sedih ,kecewa. Mungkin ini memang salahnya tetapi ego Kevin terlalu tinggi untuk dikalahkan.
Chapter 24 selesai
(Potong rumput)
Atpow update nih😊
Tolong jangan hujat author karna buat mereka putus🙈...kabur ah..Vote and coment ya😘
![](https://img.wattpad.com/cover/141359617-288-k166863.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana the power of werewolf
WerewolfAlana seorang shewolf yang menghadapi kehidupan sangat rumit. Bertemu dengan seorang anak laki-laki yang menjadi majikannya. Bagaimana ia menjalani kehidupannya???? Highest rank; #1 in forced (180119) #2 in werewolf (270219) #2 in hewolf...