chapter 7

4.3K 236 17
                                    

Gerhana meletakkan kopernya dibagasi mobil. ya, Gerhana akan kekota sekarang.

Bulan yang meninggalkannya beberapa hari lalu membuat Gerhana merasa bersalah dengan Bulan.
Ia melihat kearah belakang.
Rumah sederhana yang menjadi tempat tinggalnya sedari kecil menumpahkan rasa senang, sedih, susah, dan semua menjadi satu dirumah ini dan sekarang ia akan meninggalkan rumah ini dan orang tuanya serta semua kenangannya bersama Bulan.

Karena tidak ada sekolah menengah atas didesa ini membuat Gerhana harus bersekolah di kota.
Gerhana menutup bagasi mobil dan segera masuk kedalam mobil.

Ditempat lain🐺.

Alana sedang berjalan-jalan dikota.
Banyak orang yang melihatnya aneh tetapi Alana acuh tidak perduli dengan tatapan mereka karena Alana sibuk melihat-lihat sekeliling. Banyak gedung tinggi dan kendaraan berlalu lalang serta suaranya yang bising membuat Alana kerap kali menutup telinganya yang sangat tajam untuk mendengar.

Pakaian yang dikenakan Alana termasuk aneh. Celana jeans selutut dan atasan mini  yang terlihat ketat tetapi walaupun begitu tidak mengurangi kecantikan seorang Alana. Tetapi apa ada yang melirik jika dia terlihat seperti gelandangan.

Kruk...kruk..

Alana memegangi perutnya
Ya, itu suara cacing dalam perut Alana yang demo minta diberi makanan. Wajar saja Alana lapar karena selama perjalan ke kota ia tidak memakan apa-apa. Alana berjalan terus tanpa tau tujuan hingga ia menemukan sebuah taman bermain. Banyak anak kecil beserta ibunya yang sedang bermain di taman itu.

Alana melihat ada seorang anak perempuan sedang dikerubungi oleh anak perempuan yang lain dan perempuan yang dikerubungi itu didorong hingga terjatuh.
Ia jadi teringat dengan Gerhana karena persis sekali kejadiannya dengan yang dialami Gerhana.
Alana hanya diam ditempat memperhatikan  dan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Heh....uang lo mana sini!!" Ucap anak perempuan yang mendorong anak perempuan yang terjatuh.

Anak perempuan yang terjatuh itu hanya diam saja dan enggan untuk membalas atau marah karena diperlakukan seperti itu

"Huft..cemen sekali. Tidak ada keberanian untuk melawan" Batin Alana.

Pengecut kaya Gerhana. Ehehe😁

Alana yang geram pun segera menghampiri mereka.

"Cemen beraninya kroyokan" Ucap Alana.

Mereka menengok kearah Alana dan menatap benci kepada Alana karena ada yang mengganggu aktifitasnya. Alana pun menghampiri anak perempuan yang terjatuh tadi.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Alana.

"Ti...tidak apa-apa"jawabnya.

"Heh..siapa lo sok jadi pahlawan" Ucap salah satu dari mereka.

"Tidak ada waktu buat jawab pertanyaan, tidak berguna lo.. beraninya keroyokan pengecut lo!" Jawab Alana

Alana memegang tangan anak perempuan yang terjatuh itu dan ingin membawanya pergi.

"Ayo pergi!" Ucap Alana sambil menggandeng anak perempuan itu.

"Enak aja lo main pergi-pergi aja"

Namun tidak dijawab oleh Alana.

"Heh..!" Ada salah satu anak perempuan yang sudah berlari kearah Alana dengan memegang sebuah stik baseball.

Bugh.

Krak.

Suara patahan pun terdengar.
Tetapi buka patahan tulang melainkan patah kayu stik baseball. Alana mencengkram patahan kayu baseball itu. Semua yang melihat mematung dan melotot kaget tidak percaya dengan kejadian yang memang sangat mustahil dilakukan oleh manusia biasa.

"Pergi atau gua patahin leher lo"

Ancaman dari Alana membuat mereka semua takut. Mereka pun berlari ketakutan dan terdengar suara isakan dari arah belakang Alana.

"Kenapa menangis..diam!" Ucapan Alana yang dingin membuat anak perempuan itu berhenti dari isakan nya karena takut dengan Alana.
Alana membawanya ke kursi taman.

"Namamu siapa?" Tanya Alana.

"Lis..Lisa" Jawabnya.

Lisa menangis karena lututnya terluka dan berdarah cukup banyak. Melihat itu Alana merobek pakaiannya dan mengikatnya pada lutut Lisa.

"Ini akan sedikit membantu" Ucap Alana.
"Namaku Alana" lanjutnya.

Kruk....

"Perut sialan" Alana mengumpat dalam hati.
"Maaf" Ucap Alana.

"Hm..kau belum makan"tanya Lisa dan dijawab anggukan oleh Alana.
"Ya sudah ikut aku kita makan" Ucapan Lisa membuat Alana senang karena memang perutnya sudah tidak mau diajak kompromi lagi.

Lisa dan Alana berjalan menyusuri ramainya jalan. Lisa yang berjalan agak terseok-seok dibantu oleh Alana.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka sampai disebuah restoran yang besar dan ramai.

"Wah..kita akan makan disini?" Tanya Alana

"Iya kita akan makan disini ayo masuk" Ajak Lisa mereka pun masuk.

Lisa memesan makanan dan sekarang giliran Alana, tetapi Alana sangat lama

"Em lisa? Makanan disini mahal-mahal dan sedikit" Ucap Alana polos.

"Hem..tak apa.kalau terlalu sedikit pesanlah yang banyak".

"Ah ya sudah lah.. Aku pesan yang ini 5 ya" Sambil menunjuk sebuah stick didaftar menu.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan datang .

"Wah..sudah datang" Alana sudah memperlihatkan sifat aslinya pada Lisa.

"Mana Alana yang dingin tadi?"ucap Lisa dalam hati.
Lisa hanya terkikik melihat Alana makan terlihat sangat rakus dan seperti tidak pernah makan.

"Huft. Aku sangat kenyang Lisa" Ucap Alana sambil memegangi perutnya.

Alana makan sangat cepat padahal punya Lisa yang hanya memesan 1 porsi baru habis setengah kenapa Alana yang memesan 5 porsi sudah habis.
(Benar-benar rakus dasar serigala😂)

"Setelah ini kau ingin kemana?" Tanya Lisa.

"Em..entahlah. Aku tidak memiliki rumah" Jawab Alana.

"Bagaimana kalau kau kerumahku saja kebetulan ada kamar kosong dirumah"
Tetapi dijawab gelengan oleh Alana.

"Tidak. Aku tidak ingin merepotkan orang. Aku hanya tinggal mencari pekerjaan mendapat uang, membeli tempat tinggal dan sekolah" Ucap Alana panjang.

Tetapi Lisa malah tertawa.

"Kenapa?" tanya Alana.

"Kau gila..betapa susahnya mencari kerja dan sekarang tempat tinggal harganya sangat mahal,kau hanya menghayal untuk makan saja susah"

Deg.

"Em..em..maaf" Pinta Lisa.






Hai...

Cerita nya balik lagi nih😊
Eh kira-kira ada yang nungguin nggak ya?
Kalo ada seneng banget😁
Kalo nggak
Yaudah deh gakpapa:(

Chapter 7 selesai
(Potong baju✂👕)

Jangan lupa voment ya😊😘

Tbc.....

Alana the power of werewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang