When I kiss your lips, ooh I start to shiver. Can't control the quivering inside
- Phil Collins, Groovy kind of love
[OLIVER]
I can't believe I'm actually gonna marry somebody today. Somebody that is not Ally. Terlepas dari pernikahan ini juga cuman kontrak, tapi tetap saja.. pernikahan ini sah secara hukum dan agama. Tanda tanganku dan Linda beberapa saat lalu di depan petugas pencatatan sipil menjadi saksi betapa sah pernikahan ini.
Aku berdiri di depan altar bersama River adikku. Ayahku, sekretarisku, Om Sapto dan Leon juga turut hadir. Ya, semalam Linda memutuskan untuk mengundang Leon mengingat harus ada wakil dari pihak Linda untuk menandatangan dokumen pencatatan sipil kami.
Berbeda dari biasanya, kali ini Leon tampil cukup rapih dan tidak banyak bicara. Sepertinya aura intimidasi ayahku berhasil membuatnya tidak macam – macam kali ini.
Seperti juga Leon, aku juga ikutan gugup kali ini, beneran resah kalau ayahku curiga ada yang salah. Well, walau makan malam dengan ayahku kemarin terbilang sukses karena dia terlihat puas dengan sesi interogasinya dengan Linda, tapi hari ini kecurigaannya kembali hadir. Ya Iyalah, tamu yang datang cuma segini doang padahal aku mampu mengundang ribuan orang, dan lagi semua sahabatku tidak ada yang hadir. Semua orang yang mengenalku tahu kalo aku tidak terpisahkan dari sahabat – sahabatku dan ketiadaan mereka di hari spesialku pasti menimbulkan pertanyaan.
Aku tidak bisa menahan detak jantungku yang berdebar keras saat pintu kapel terbuka dan menampilkan sosok Linda disana. She looks so damn beautiful.
I mean she already is beautiful tapi selama ini aku menyangkalnya. Sepertinya saat ini bakalan lebih sulit untuk menyangkalnya.
"Do I look good?" tanya Linda kepadaku saat wedding dinner setelah pemberkatan.
Aku berdehem "Kamu oke kok" ucapku berusaha terdengar tidak perduli.
Linda tertawa di sampingku. "Really? If I just look okay to you then kenapa kamu ga bisa mengalihkan pandangan dari tadi?"
Aku terdiam, I am? Daritadi aku menatapi Linda? Shit!
"Dance with me" ucapku impulsif mencoba mengatasi kegugupan sambil menarik tangan Linda. We have an outdoor dinner right next to the chapel, dan ngajak Linda berdansa di bawah langit malam yang kelam pasti bisa menutupi kegugupanku yang jarang banget keliatan. I mean, I am Oliver Rosco, gugup gak pernah masuk dalam daftar sifat yang melekat di diriku. Tapi kenapa disamping Linda aku terus menerus merasa resah?
Wedding dinner baru selesai beberapa waktu lalu. Tamu yang cuma segelintir itupun memutuskan untuk langsung kembali ke Jakarta malam ini juga dengan pesawat pribadi Roscorp.
Aku berjalan lunglai ke kamar setelah obrolan yang sangat melelahkan dengan ayahku. Jumlah tamu yang seadanya lengkap dengan ketiadaan sahabatku membuatnya curiga walaupun aku bersikeras menyangkal dan bilang bahwa ini keinginan Linda.
Ayahku akhirnya mengalah namun memberi ultimatum berikutnya, aku harus menyelenggarakan resepsi besar dalam 6 bulan ke depan atau 15% saham yang sudah ia berikan akan ia tarik lagi. Kali ini ayahku tidak sekedar berbicara, ia memastikan kalimat itu tercatat dalam kontrak.
Sialnya lagi Om Sapto juga aku undang hadir kali ini sehingga ayahku bisa langsung melegalisasi syarat – syaratnya. Sial! Padahal aku hanya berencana menikah sebulan dengan Linda.
Aku membuka pintu kamar Suite yang kusewa malam ini dengan wajah lelah. Ya, aku tidak ikut pulang ke Jakarta malam ini karena akan lebih mencurigakan lagi buat ayahku jika aku melakukan itu. Ayahku bahkan sempat memastikan ke manajemen hotel bahwa aku hanya booking 1 kamar dan bukan 2 kamar terpisah malam ini. Benar – benar menyusahkan.
Aku terbengong saat masuk ke dalam kamar. Linda sedang membersihkan wajah hanya dengan kimono tidur di depan meja rias. Dia menoleh waktu aku masuk.
"Kamu atau aku yang tidur di sofa?" tanya Linda santai.
Entah mengapa ngeliat dia yang cuek luar biasa kembali bikin kemarahanku timbul.
"Gak ada yang tidur di sofa malam ini" jawabku tegas.
Gerakan Linda membersihkan wajahnya terhenti, "Maksud kamu apa? Aku gak mau tidur sama kamu."
Aku tersenyum miring, call me asshole tapi seperti yang kubilang aku tidak menerima penolakan jadi aku mengucapkan satu kalimat sakti yang pasti tidak bisa disanggah Linda. Kalimat sakti yang akan meresmikanku sebagai bajingan abad ini.
"Aku gak bayar 6 milyar hanya untuk sebuah pernikahan palsu Linda, you also need to satisfy me karena seperti yang kamu bilang sebelumnya. Bekerja seumur hidup pun, kamu tidak akan bisa melunasi hutang itu. So sleep with me tonight, that's the least you could do to thank me."
Aku bisa melihat Linda menganga lebar di hadapanku. Matanya berkilat marah dan suaranya bergetar waktu ia menjawab perkatannku. "Apa anda kira saya pelacur Bapak Oliver yang terhormat?"
Cara dia mengucapkan kalimat itu membuatku terenyuh dan nyaris membatalkan kata – kataku sebelumnya, namun arogansiku menghalangiku. Jadi dengan kepala terangkat aku menimpalinya tidak kalah pedas "Jelas bukan, saya gak pernah membayar pelacur semahal saya membayari hutang kamu."
Linda terdiam ditempatnya, lantas menatap tajam ke arahku sambil berjalan. Sekalipun ia tidak melepas kontak mata.
Saat ia tiba di depanku tiba – tiba ia melepas kimononya sampai terjatuh. Aku tidak bisa menahan untuk tidak melirik ke tubuhnya. God, that's gotta be one of the most beautiful body I've ever seen.
"You want this?" tantang Linda. "Do it. Tapi setelah itu kita impas."
Kali ini aku yang gantian kaget. Aku menelan ludah dengan gugup. Gak nyangka sama sekali kalo Linda bakalan nekad menjawab tantanganku. Padahal kalo dia nolak dan lari keluar kamar pun aku gak akan perduli. Well, sepertinya aku salah menilai dia. Karena dia gak menye – menye sama sekali, sebaliknya mentalnya luar biasa.
Tapi mari kita bicarakan itu lain kali, karena kali ini ada hal lain yang lebih penting. Aku ereksi!
Ya, Linda.. istri sementaraku, berhasil membuatku bernafsu sejak wanita itu menciumku penuh hasrat di depan altar pagi tadi. Bikin wajahku memerah karena celana bahanku tidak bisa menyembunyikan ereksi ku. Sial!
---
Ahayyy... pasti gemetz nunggu next chap kaaaannn.... kaannnn.... hahaha...
tapi maaf banget guys, minggu depan gue baru bisa up di weekend lagi paling cepet. Deadline segambreng, dan beneran gak memungkinkan untuk nulis sepengen apapun gue. ihikksss.... Doain kerjaan gue cepet kelar yaaa... jadi bisa nyeritain malam pertama Oli sama Linda. wkwkwk.... itu nulisnya kudu khusus soale, kagak bisa disambi bikin power point kerjaan, hahaha....
See you soon beauties... Voments yess..
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
RomanceWarning 21+ Highest rank #1 in CEO (24 Dec'18), rank #1 in office (18 sept'19), rank #1 in work (2 oct'19), rank #2 in chicklit (12 feb'20), rank #1 in bahasa indonesia (6 oct'20) "I know what i want when i saw one" ucap Oliver tegas sambil menatap...