Part 44: For Real?

22.4K 1.6K 72
                                    

Udah part – part akhir, mendadak chapternya jadi agak panjang – panjang.

Btw, gue mau lanjut vote yang waktu itu dong.. jadi, kalo Heartbeat kelar kalian maunya gue nulis tentang siapa? Ethan atau River? Coba yang waktu itu belom jawab ikutan Vote sini jadi gue gak galau lagi. Soalnya both Ethan and River masih pada stuck di Prolog nih *ngeringis*

Happy reading by the way...

---


Could you believe I could be different, I'll be the difference. I understand your hesitation, our reputation it's no surprise.

-        DJ Snake feat. Lauv, A Different Way




[LINDA]

"Where are we going?" tanyaku akhirnya saat menyadari mobil ini tidak menuju ke arah lokasi resepsi pernikahan Aric.

Di depanku Oliver hanya melirik sekilas dari spion tengah tanpa menjawab apapun. Ya, sejak aku menyadari bahwa ternyata Oliver dan bukan Pak Umar yang ada di balik kemudi, aku mendadak bisu tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun. Perpaduan antara kaget, kangen, bingung bercampur jadi satu sehingga aku malah terdiam.

Untungnya Oliver seakan menyadari apa yang kurasakan, karena setelah tadi sempat bilang kangen sama aku dia gak lagi mengucapkan apapun.

Mobil berhenti 15 menit kemudian di depan sebuah butik terkenal di daerah selatan Jakarta. Agak dekat dengan lokasi rumah Oliver sehingga aku sempat grogi karena mengira Oliver akan membawaku pulang dan bukan ke tempat resepsi Aric.

Oliver membukakan pintu belakang untukku. Ya, dari tadi dia emang nyetir sendirian di depan, sementara aku tetap duduk manis di belakang.

"Kita ngapain ke sini?" tanyaku bingung.

Oliver melirik sekilas ke arahku sebelum akhirnya melepas jasnya dan memakaikannya kepadaku. Entah aku yang salah liat, tapi tatapannya tadi terlihat... marah? Dan jujur, itu sedikit membuatku gentar. I've learnt that Oliver yang marah tidak pernah berakhir baik.

"Oli.." aku menahan tangannya saat ia bergerak ke arah pintu butik. "Kita mau ngapain kesini?"

Oliver mendesah lelah di depanku sebelum akhirnya berkata "Beli baju. Baju yang kamu pake itu terlalu terbuka. Aku gak suka bagian tubuh kamu terekspos ke orang lain selain aku. Lagipula, bawahnya terlalu panjang. Apa kamu lupa kalo resepsi Aric konsepnya pesta kebun? Kamu pasti bakalan ribet dan aku gak mau kamu sampe jatuh kepleset gaun kamu sendiri."

Astaga. Mr. Possesive slash perfectionist is back!

Gak butuh waktu lama buat aku menemukan gaun pengganti di butik tersebut karena nyatanya dalam sekali pandang Oliver lah yang langsung menemukan apa yang dia mau aku pakai. Dasar pengatur!

 Dasar pengatur!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang