Part 3: I'm a mess

47.7K 1.9K 40
                                    

Cita - cita mulia gue hari ini: double update. Doain moodnya gak swing dan beneran berhasil.

So... karena Heartbeat adalah spin off dari 2 cerita gue sebelumnya: Forget Me Not & Friends Don't Kiss, penting banget buat gue nyeritain background nya Oliver dan Linda biar yang ngebaca gak bingung-bingung amat. Kalo masih bingung juga yaaa... baca aja 2 cerita sebelumnya dulu ya guys *hehehwee* Happy reading :)

---

I'm a mess, I'm a loser. I'm a mess for your love, it ain't new.

- Bebe Rexha, I'm a mess


[LINDA]

"Elo pura – pura lupa kalo waktu loe cuman seminggu?"

Suara yang menyapa Linda saat hendak memasuki kontrakannya membuatnya mematung seketika di depan pintu. Ia baru saja turun dari mobil Adrian, rekan kerja yang ia taksir habis – habisan, setelah selesai lembur bareng ngerjain proyek kantornya Oliver. Linda menoleh dengan takut ke arah samping ketika tubuh tinggi Leon kakaknya muncul dari balik rimbun pohon mangga di samping kost nya. Mobil Adrian sudah pergi.

"Le..on..." ucapnya lirih.

"Iya, ini gue. Kenapa? Loe gak terdengar seneng ketemu sama kakak loe lagi? loe udah ada duitnya?"

Linda berjengit, "Loe jangan gila yon, loe kira itu uang kecil? Kalo aja semua uang yang pernah gue kasih ke elo gak loe habisin di meja judi, hutang itu mungkin sudah lunas."

Leon tersenyum di depannya, dan seketika Linda bisa membayangkan singa lapar yang sedang mengintai mangsanya begitu melihat senyuman Leon.

"Loe gak serius ngomong gitu kan Lin? Kita sama – sama tau uang yang selama ini loe kasih cuman cukup buat bayar bunga hutang doang. Itu hutang loe Lin, gue cuman bantu." seringainya.

"Elo gak bantu Yon, loe justru nambahin masalah buat gue. Loe ngutang ke rentenir brengsek!" jerit Linda emosi.

"Kurang ajar!!!" maki Leon sambil menampar Linda keras. "Dimana lagi gue bisa nyari duit setengah Milyar dalam waktu 4 jam kalo gak lewat rentenir Linda? Loe pikir gue milyuner? Gara – gara elo gue dicari-cari sama anak buahnya Valian" maki Leon sambil menyebut nama rentenir tempatnya berhutang.

"Sekarang, kasih gue uangnya, biaya bunganya, karena gue juga harus setor ke Valian, atau kita akan mati, dimulai dari gue. Loe mau kehilangan satu-satunya kerabat yang loe punya?" Leon menyipit menatapnya.

Linda membuka tasnya dan mengeluarkan cek yang sudah ia siapkan untuk Leon. "Ini" ucap Linda sambil menyerahkan cek tersebut ke Leon "Dan sebelum loe lupa, elo bukan kakak gue Leon, elo cuman sepupu gue".

"Brengsek!" maki Leon sambil mendorong Linda keras ke arah pintu kontrakan. Pintu sampe berderak saking kerasnya Leon mendorong. Bergegas Ia merampas kertas cek dari tangan Linda dan hendak beranjak pergi sebelum tinju yang maha kuat menghujamnya dari samping. Leon tersungkur di sebelah Linda.

"Apa – apaan Loe, beraninya sama cewek. Banci loe?" jerit seorang laki – laki yang tidak Leon kenal sambil meninju Leon lagi.

"Adrian.. jangan!" teriak Linda yang masih terduduk di lantai depan pintu kontrakan.

"Cih... jadi elo pacarnya Linda?" decak Leon sambil menatapi Adrian dari atas ke bawah. "Tajir nih pacar loe Lin" seringai Leon sambil mengusap ujung bibirnya yang berdarah.

"Bukan, dia bukan pacar gue, ini temen kantor gue. Pergi loe dari sini" jerit Linda panik sambil berdiri di depan Adrian, berusaha menghalangi akses sehingga tidak terjadi keributan lebih lanjut. Demi Tuhan, sekarang jam 11 malam dan hal yang terakhir yang Linda butuhkan adalah tetangga-tetangganya yang keluar dan memergoki mereka. Entah gosip apa yang akan timbul besok pagi kalau hal itu sampai terjadi.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang