Part 38: Actually, i think i love you too

22.1K 1.4K 42
                                    

Warning 21+, read at your own risk (Yang dibawah umur skip this part please)


I know that he loves me 'cause his feeling show

- Destiny's child, Brown eyes







[OLIVER]

It may be the jet lag, atau otak ku yang emang udah gesrek karena ketemu Linda lagi, atau hanya karena aku terlalu kangen sama dia, yang pasti aku gak bisa berhenti nyium Linda. Aku baru aja melintasi setengah benua dan mestinya saat ini aku lagi mandi air hangat lantas istirahat tapi aku gak bisa melakukan itu, aku gak bisa melepaskan diriku dari Linda.

"Aku mau kamu" bisikku di kupingnya. Dan aku terperangah mendapati wajahnya yang memerah waktu mendengar bisikanku. Ya ampun, aku gemes banget.

Linda gak menjawab namun Ia langsung melingkarkan tungkainya ke pinggulku saat ciumanku berubah menuntut dan aku tersenyum saat merasakan kepasrahannya. Aku menahan kedua pahanya agar tetap melingkari pinggangku lantas mulai berjalan ke kamarku sambil menggendong Linda ala panda, sekalipun ga melepaskan aktivitas bibirku yang sedang melumat bibirnya ganas. Aku selalu bingung sama kemampuan Linda membuatku turn on dalam sesaat.

Aku merebahkan Linda di ranjangku sambil menarik blus nya lepas, tapi Ia menahan tanganku kuat.

"Mandi dulu.." pintanya.

"Nanti aja sekalian, aku nanggung banget nih"

"Sama aku" bisiknya di telingaku sambil melepaskan seluruh pakaiannya di depanku. Seluruhnya tanpa kecuali. Dan kali ini gantian aku yang bengong.

Aku melihatnya berjalan pelan ke kamar mandi dan membalik badan persis di depan pintu, membuatku menelan ludah karena live show tubuh Indah Linda di hadapanku. "Coming?" tanyanya sebelum berjalan masuk, bikin aku bener – bener langsung ngacir ngikutin dia ke dalam kamar mandi.

Aku melihat Linda sedang mengisi bath tub saat aku menyusulnya di kamar mandi dan aku gak bisa menahan untuk menghampirinya dan menciumi lehernya dari belakang. Menggigitnya kecil dan meninggalkan bekas merah dimana-mana. Linda mendesahkan namaku dan sumpah demi apapun saat itu juga aku kehilangan kontrol. I wanna take her right here, right now.





[LINDA]

What is happening to me? Ini Oliver lho.. pria yang walaupun dia adalah suamiku tapi juga adalah pria yang berusaha aku hindari. Karena aku tahu saat kontrak ini berakhir, aku akan kehilangan dia sehingga aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak jatuh dalam pesonanya.

Aku bukan anak kemarin sore, aku tahu dari awal tidak ada hati yang selamat saat bermain – main dengan Oliver Rosco. Trust me, Everyone knows his reputation.

Tapi aku juga gak bisa membohongi diriku kalau aku kangen, teramat sangat kangen. Aku kangen sama kesombongannya, aku kangen dengan keberadaannya, aku kangen sama dia. Dan ini, rasanya aku juga kangen bercinta sama dia.

Aku berusaha bertahan saat Oliver menciumi leherku dari belakang, aku tahu Oliver mulai melepaskan seluruh pakaiannya karena kejantanannya menekan keras dari belakang. Sial, aku pasti sudah basah karena ia lantas menggesekkan kejantanannya di sela – sela pahaku. Dan aku gak bisa menahan untuk tidak mendesahkan namanya. Ya, namanya. Bukan lagi nama Adrian. Padahal selama ini aku sengaja melakukan itu biar dia marah, biar aku bisa bertahan untuk gak jatuh dalam pesonanya, tapi kali ini aku kalah. Aku membiarkan logikaku tidur dan perasaanku mengambil alih.

"Gosok gigi dulu sana" pintaku berusaha mengulur waktu.

Oliver tersenyum sambil berjalan ke wastafel, tangannya kirinya menggenggam kejantanannya erat sambil menggerakannya naik turun bikin aku jadi terus melihat ke arah situ. Shit! He is big, hard and ready. Aku gak bisa menahan semburat merah yang pasti sudah muncul memenuhi wajahku. Dia melakukan itu ditengah aktivitasnya menggosok gigi. Orang gila mana yang melakukan itu kecuali dia sengaja menggodaku. Dan sialnya dia berhasil.

Aku mengalihkan pandangan dengan susah payah dan masuk ke bath tub saat kurasa airnya sudah cukup dan mulai memasukkan garam mandi. Ini bagus banget buat Oliver yang pastinya lagi capek. Aku mulai memejamkan mata sambil bersender, berusaha mengalihkan pikiran dari pemandangan juniornya Oliver di depan mataku. Sungguh aneh, seharian ini aku lemas dan terus muntah di kantor, tapi begitu bertemu Oliver aku langsung merasa jauh lebih baik.

Aku memutuskan untuk memejamkan mata karena ternyata Oliver lama kalo sikat gigi dan ngerasa baru aja ketiduran di bath tub saat merasakan tubuh Oliver yang berotot ikut masuk ke bath tub bersamaku. Dia langsung menunduk dan menciumiku. Komplit dari rambutku, keningku, mataku, hidungku, pipiku, bibirku, terus turun sampai ke leher dan dadaku. Dibawah sana kejantanannya menekan kuat persis di bibir kewanitaanku, it felt good.

"Ngghhh... Mandi dulu.." pintaku mengulur waktu sambil menatap matanya.

Pandangannya tampak berkabut dan Ia menatapku dalam waktu menjawab dengan suara parau "Later, aku mau kamu dulu, aku bener – bener udah gak tahan lagi."

Demi apapun aku bergetar waktu dia jawab gitu.

"Linda, sayang..." panggilnya pelan.

Aku membuka mata yang sedari tadi terpejam. Pengalaman dimasuki Oliver selalu mengagetkan buat aku sehingga aku terbiasa untuk menutup mata setiap kali kita bercinta.

"Jangan tutup mata kamu babe, aku mau lihat kamu waktu kita bercinta" pintanya.

Aku menatapnya dan berusaha tetap membuka mata waktu merasakan sakit yang familiar saat Oliver memasukiku.

"I'm sorry" bisiknya.

"For what?"

"Hurting you. Kamu selalu terlihat kesakitan setiap kita bercinta."

"Bukan salah kamu. You're just... too big"

Oliver meringis. "Sorry for that. Can I... move now?" tanyanya.

Aku mengangguk tanpa melepaskan kontak mata sama Oliver.

That look in his eyes, how can I not realize it before? Aku tahu tatapan itu. Walau Oliver gak pernah bilang, aku tahu ada cinta di matanya. God, boleh gak aku berharap kalau itu buat aku? Boleh gak aku berharap kalau cinta yang aku temuin di matanya itu ada bukan hanya karena kita sedang bercinta saat ini, tapi karena dia emang bener – bener sayang dan cinta sama aku. Karena dia mau mempertahankan pernikahan ini.

Please God, kasih aku kesempatan untuk bahagia, karena setelah ditinggal dia ke Amrik kemarin.. Aku beneran ngerasa ada yang hilang. Aku baru benar – benar menyadari itu waktu dia sampe rumah barusan. I'll be damn but, aku... kayaknya jatuh cinta sama Oliver.


---


Hahaha... uhuk-uhuk... keselek deh gue kan... Nah, udah pada sadar cinta kan berdua.. tinggal pada ngaku deh satu sama lain biar ga gemes gue nulisnya, wkwkwk...

Betewe, jangan terlalu baper bacanya guys, bakal ada konflik setelah chapter manis manjah ini 😈 *senyumsetan*

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang