Baby please don't go, if I wake up tomorrow will you still be here?
- Mike Posner, Please don't go
[LINDA]
Aku duduk diam di dalam kereta api Parahyangan dengan pikiran penuh. Yang terjadi semalam benar – benar diluar bayanganku. Aku tidak percaya aku sudah menyerahkan keperawananku kepada Oliver. Walaupun saat ini dia adalah suamiku yang sah namun tetap saja, aku melakukannya tanpa cinta. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi sampai Oliver menyakitiku. I mean, we started okay, walaupun takut dan gugup namun Oliver membuat segalanya lebih mudah. Dia memperlakukanku dengan lembut walau entah kenapa tiba – tiba saja dia berubah kasar. Sangat kasar sampai seluruh tubuhku nyeri seolah aku baru saja menyelesaikan 3x Full Marathon non stop.
Aku mereka ulang kejadian semalam dalam otakku dan terkesiap kaget saat menyadari apa yang membuat Oliver berubah. Astaga! Mungkinkah? Apakah semalam aku sampai mendesahkan nama Adrian? Aku menggelengkan kepalaku kuat – kuat saat kesadaran itu menyentakku. Pantas saja Oliver marah. Oliver dan arogansinya, tidak akan sudi mendengar nama pria lain saat aku sedang bersamanya. Aku mendesah lelah, terhenyak oleh kenyataan yang ada. Dan kembali meringis saat menyadari betapa shock nya aku atas kejadian semalam.
Terlalu shock sampai – sampai aku langsung mengambil kereta terpagi keluar dari Bandung. Aku butuh berada jauh dari jangkauan Oliver. Dia.. membuatku takut. Aku hanya bisa berdoa semoga saja tidurnya nyenyak dan dia baru bangun nanti siang, nanti... setelah aku bisa menyembunyikan diri dengan baik darinya.
"Linda?" sapaan seseorang yang lewat dari depanku membuatku mendongak.
"Va... Valian" ucapku tergagap saat menyadari siapa yang memanggilku. Beneran kaget karena bisa berpapasan dengan Valian disini.
"Kamu sama Oliver?" tanya Valian lagi sambil menoleh ke sekeliling gerbong.
Aku menggeleng "Saya.. lagi ada urusan kantor di Bandung" dustaku.
Valian mengangguk mengerti.
"Saya boleh duduk disini?" tanyanya lagi sambil menunjuk kursi di sebelahku yang kosong.
Aku menatapnya bingung sebelum akhirnya mengangguk ragu.
Valian duduk setelah sebelumnya mengibaskan tangan membuat beberapa pria ber-jeans di sekitarnya membubarkan diri dan mengambil kursi masing – masing. Aura Valian sangat mengintimidasi.
"Saya gak tau kamu tipe yang suka naik kereta" ucapku membuka percakapan. Beneran kepo sama jawaban Valian.
"Saya.. selalu bepergian dengan mode transportasi yang berbeda – beda. Lebih aman buat saya." Jawab Valian sambil mengendikkan bahu.
Aku mengangguk mengerti.
"Sori, saya capek banget. Gak bisa nemenin kamu ngobrol. Boleh saya tidur?" tanyaku basa – basi ke Valian.
Valian tersenyum di sampingku. Entah mengapa melihat Valian dengan gaya santai seperti ini membuatku tidak terlalu takut dengannya. Namun aku juga tidak berniat berlama – lama mengobrol dengannya. Aku tahu dia berbahaya. Lebih baik aku tidur saja. Sudah cukup aku dipusingkan dengan Oliver, tidak perlu ditambah Valian juga. Lagipula aku beneran capek, rasanya badanku hancur lebur setelah disetubuhi non stop sama Oliver semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
RomanceWarning 21+ Highest rank #1 in CEO (24 Dec'18), rank #1 in office (18 sept'19), rank #1 in work (2 oct'19), rank #2 in chicklit (12 feb'20), rank #1 in bahasa indonesia (6 oct'20) "I know what i want when i saw one" ucap Oliver tegas sambil menatap...