When i don't write, i read.
Jadi ceritanya, weekend kemarin gue sempet agak kaget karena nemuin cerita yang mirip sama Heartbeat. Gak mau su'udzon sih, tapi kalaupun iya semoga pelakunya gak lanjut. Karena plagiat itu dosa sodara - sodarah.
Eniwee... gue kagak bisa up rabu ini karena jadwal meeting padat merayap sepanjang minggu. So... duluan deh today. Next schedule tetap rabu yaa..
---
Come home with me, not just for tonight but maybe for life
- Guy Sebastian, Come home with me
Mereka sampai di Resolve tepat 15 menit sebelum meeting mulai. Oliver memapah Linda yang kakinya terbebat dengan sabar. Sebenernya pas turun tadi Adrian pengen bantuin Linda, karena Linda sudah memohon lewat matanya. Tapi apa daya, Oliver langsung menyambar lengan Linda saat mereka turun di depan lobby dan memelototi Adrian galak bikin Adrian langsung nyerah di tempat. Oliver bisa brutal kalo marah.
Adrian menahan tangan Oliver sebelum mereka beneran masuk ke lobby gedung Resolve "You guys need to explain." ucapnya mengingatkan sambil menatapi Oliver yang tampak santai dan Linda yang sebaliknya justru tampak tegang.
"Gue udah jawab tadi, dan gue juga akan jawab hal yang sama sekarang. Gue akan jelasin, nanti. Sekaligus di depan Aric dan Ethan biar gue gak bolak balik ngomongnya. But now, we had a meeting to catch." Jawab Oliver tegas.
Adrian memicingkan mata menatap Oliver, berusaha menilai seberapa jujur Oliver dengan janjinya kali ini, di sebelahnya Linda terlihat meremas ujung blouse nya dengan gelisah. "Ok, but I won't let this off Oliver. Now, Just for curiosity sake, bener Linda udah jadi istri loe?"
Oliver mengangguk tegas tanpa keraguan, di sebelahnya Linda menunduk dalam – dalam.
Adrian menghela nafas panjang. There's got to be something sampai Oliver menikahi Linda diam – diam. Adrian kenal Oliver seperti ia mengenal dirinya sendiri, they've been friends for ages. Mereka berempat: Dia, Oliver, Aric dan Ethan, dan tidak mungkin terjadi pernikahan tanpa sepengetahuan yang lain.
Untunglah Adrian adalah yang paling tenang, paling rasional, dan paling sabar diantara mereka berempat. Dia tahu persis kalau dia maksa Oliver cerita sekarang, dia gak akan dapetin kebenarannya. Maka dia memutuskan untuk menahan diri, dan berkata ke Linda sebelum akhirnya menghilang kedalam gedung. "Gue gak bisa bantu loe lagi Lin. Nggak disaat status loe adalah istri Oli."
[LINDA]
God! So I am in this alone now. Mestinya aku tahu dari awal, jangan pernah bermain – main dengan Oliver Rosco. Karena sekarang aku bahkan gak tahu apa yang harus aku lakukan. Untuk kabur dari dia sekarang jelas gak mungkin, Oliver is practically working from Resolve the whole day today.
Dia masih ada di dalam ruangan Aric saat meeting ku sama staf – staf nya dia selesai. Status dia yang sahabatnya Aric sekaligus klien terbesar Resolve saat ini dan status Aric sebagai anak pemilik perusahaan bikin dia bebas – bebas aja mau ada disini selama apapun dia mau. Dia bahkan lanjut meeting sama staf nya di ruang meeting yang sama dengan yang tadi kita pake. Beneran berasa Resolve adalah kantornya dia juga.
Aku melirik jam diatas meja sambil merenggangkan tubuh, badan ku pegal setelah seharian meeting, plus bonus kaki yang bengkak gara – gara keseleo setelah ditabrak tubuh besar Oliver siang tadi. Udah jam 7 malam, bener – bener gak kerasa. Aku merapihkan barang – barang ku sambil berjalan tertatih menuju lobby. Ruangan Aric udah gelap, meeting room tempat Oliver meeting juga udah kosong. Aku memencet lift sambil memutuskan membuka aplikasi taksi online sambil menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
RomanceWarning 21+ Highest rank #1 in CEO (24 Dec'18), rank #1 in office (18 sept'19), rank #1 in work (2 oct'19), rank #2 in chicklit (12 feb'20), rank #1 in bahasa indonesia (6 oct'20) "I know what i want when i saw one" ucap Oliver tegas sambil menatap...