Warning: Kuatkan hati, part ini sadis dan bikin mual. Yang ga suka adegan kekerasan setengah gila mending skip.You and me, we use to be together, Everyday together, always...
- No Doubt, Don't speak
Flash back (Surabaya, couple years back)Linda sudah tertidur dan terbangun kaget karena suara pecahan kaca, bunyi tamparan dan tangisan keras di luar kamar. Seketika bergidik ngeri dan otomatis merapat ke tembok samping tempat tidur saat menyadari bahwa ayahnya pasti sudah pulang. Selalu begini setiap kali ayahnya pulang. Disampingnya Linda merasa tangan Leon yang gemetar menggenggam tangannya erat, menatapnya dengan kengerian yang sama.
"Gak usah takut, ada kakak disini." Bisik Leon berusaha menenangkan Linda yang mulai terisak. Bisikan yang tak berhasil menenangkan Linda karena ia tahu Leon juga sama takutnya dengan dirinya.
Tembok rumah yang tipis membuat Linda bisa mendengar jelas pertengkaran orang tuanya diluar kamar.
"Ngapain aja kamu di rumah selama aku gak ada hah? Enak – enakan kamu ya. Sementara aku diluar sibuk.." itu suara ayahnya.
"Sibuk apa? Sibuk mabuk – mabukan hah? Sibuk menyesali diri karena sudah keluar dari istana megah ayahmu? Sibuk main perempuan?" teriakan ibunya terdengar nyaring. Tumben, tidak biasanya Ibunya menyahut saat dimaki ayahnya.
"Brengsek kamu Miranti!" disusul dengan bunyi tamparan.
"Emang benar kan Jo? Kamu nyesel kan? Jawab Jo, jawab yang keras biar semua tetangga juga dengar. Kamu nyesel dulu milih kawin lari sama aku dan gak menuruti perjodohan ayahmu? Kamu nyesel karena kita akhirnya hidup pas – pas an? Kamu nyesel karena kemana – mana harus naik angkot gak lagi nyetir Ferrari mu yang mentereng itu. Iya kan? bilang Jo!"
Di kamarnya Linda menutup telinganya rapat – rapat, walau ia tahu itu tidak ada gunanya. Ia bisa mendengar jelas percakapan orang tuanya di luar kamar.
"Kurang ajar, berani – beraninya kamu melawan. Ini semua gara – gara kamu, aku bunuh kamu Miranti!" suara Jonathan ayahnya terdengar dingin dan membekukan, membuat Linda serta merta beranjak berdiri dan berniat keluar dari kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya dan membeku melihat pemandangan di hadapannya. Di depannya, ia menatap ayahnya yang sedang mencekik ibunya.
Linda memekik tertahan saat mendadak sebuah suara lain terdengar dari pintu diujung ruangan.
"Lepasin dia Jo, itu Marisa, aku Miranti." Kali ini Leon yang berdiri di sebelah Linda yang terkesiap.
"Apa – apaan ini?" tanya Jonathan bingung, pandangannya tampak tidak fokus, kabur oleh pengaruh alkohol yang pekat. Ia melepaskan cekikannya dan menatap dengan bingung wanita di hadapannya dan wanita di seberang ruangan yang tampak serupa.
---
Miranti Ibu Linda dan Marisa ibu Leon adalah saudara kembar identik. Wajah dan tatanan rambut mereka pun sama. Mereka hanya berbeda umur sekian menit, Miranti lahir lebih dulu.
Ayah Linda, Jonathan Saputra, adalah Putra bungsu salah satu taipan negeri ini. Di usia dewasanya, ia bertemu secara tidak sengaja dengan Miranti, ibunya, dan langsung jatuh cinta dengan gadis cantik penjual kue di depan kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
RomanceWarning 21+ Highest rank #1 in CEO (24 Dec'18), rank #1 in office (18 sept'19), rank #1 in work (2 oct'19), rank #2 in chicklit (12 feb'20), rank #1 in bahasa indonesia (6 oct'20) "I know what i want when i saw one" ucap Oliver tegas sambil menatap...