Bab 18

496 38 9
                                    

Assalamualaikum...jangan lupa vote dan komentnya😊!

—————

"Waalaikumsalam. Hafsyah?"

Hafsyah hanya membalas dengan senyuman, lalu duduk membelakangi Azmi.

Posisinya, Azmi duduk disudut kursi sebelah kanan sedangkan Hafsyah duduk dikursi belakang Azmi sebelah kiri. Sekilas terlihat seperti orang asing. Tapi begitu lebih nyaman, karena tidak ingin menimbulkan fitnah.

"Emm. Kalo kak Jua ada masalah kadang dia selalu nutupin, dan bilang kalo nggak ada apa-apa...."

"......tapi bagaimana pun, kak Jua pasti nyampein keluh kesahnya kalo dia ngerasa udah lebih tenang. Jadi, aku nggak akan tanya apa masalah kamu. Tapi kalau kamu butuh temen buat cerita, jangan sungkan" entah apa yang membuat Hafsyah memberanikan diri mengatakan itu.

Lama tidak ada lagi percakapan yang terjadi diantara mereka, sampai......

Azmi menceritakan semua permasalahan yang dia hadapi, tentang dirinya dan juga Chloe.

"......jujur aku bingung Syah. Tapi segera kutepis keraguan itu, bagaimanapun aku nggak mau membuat dosa dengan pacaran,"

"Jadi...kamu lepas beasiswa?" tanya Hafsyah

"Hmm. Mungkin iya" jawab Azmi dengan suara pelan, dia membayangkan bagaimana ekspresi Umminya jika tahu bahwa beasiswanya dicabut, itu akan membuatnya kecewa.

Setidaknya dia sudah mengeluarkan keluh kesahnya kepada seseorang, itu sedikit membuatnya lega. Apalagi pendengarnya adalah Hafsyah, eh. Azmi langsung menggeleng-gelengkan kepalanya tiga kali.

Hafsyah pun berpikir keras, sepertinya dia menemukan satu solusi untuk Azmi. Iya, dia akan mengusahakan itu.

"Apapun keputusan kamu itu jangan pernah menyesal. Yakin, kalau itu sudah menjadi keputusan terbaik kamu. Intinya, tawakal," Hafsyah sangat mantap mengatakan itu, pasalnya dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan berusaha membantu Azmi.

Azmi tertegun sesaat, lalu menengok sedikit kearah Hafsyah. Hatinya tiba-tiba saja menghangat mendengar kata-kata Hafsyah tadi. Dan seperti ada dorongan untuk tersenyum lebar, tanpa seorangpun yang tahu.

——————

"Udah deh Chloe, berhenti nangis" kata-kata itu sudah berulang kali Bella ucapkan kepada sahabat karibnya Chloe, tapi tidak pernah dianggap. Lalu buat apa Chloe menyuruh Bella untuk datang menemuinya?

"Ish. Lo nangisin apasih daritadi? kesel gue," Bella berkata dengan kesal

Chloe tidak menjawab, dan tetap melanjutkan acara meweknya. Membuat Bella sangat jenuh, akhirnya daripada mati kebosanan Bella berniat mengambil air putih didapur Chloe. Tapi baru saja hendak melangkah, Chloe sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Duduk dulu. Gue pengen curhat" kata Chloe serak, khas suara seseorang yang telah menangis.

Sebenarnya Bella tidak tega melihat Chloe seperti itu. Chloe setahun yang lalu mempunyai pribadi yang angkuh dan sombong. Tidak pernah sekalipun Chloe menangis, bahkan setelah diselingkuhin dengan mantan terindahnya---Natan, Chloe pun terlihat baik-baik saja. Jadi melihat kondisi Chloe yang seperti ini membuat Bella khawatir.

"Gue suka sama seseorang. Mungkin lo ngga kenal siapa. Tapi, yang bikin gue sedih adalah dia ngga ngebalas perasaan gue."

"Please deh Chloe, lo itu gamungkin nangis sampe mau bikin rumah lo kebanjiran hanya karena orang itu ngga ngebalas perasaan elo," Bella benar-benar tidak habis pikir dengan Chloe

"Tapi emang kenyataannya begitu Bel. Gue ngga pernah segalau ini, bahkan segala cara gue pake. Tapi dia tetep ngga ngerespon"

"Emang siapa sih dia?" jelas Bella penasaran, siapa coba yang bisa menolak Chloe yang jika tersenyum mampu yang melihat tidak berkedip.

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang