Bab 17

720 47 7
                                    

Azmi sangat serius mendengarkan materi, selalu mencatat apa yang penting. Sementara itu, diarah jam delapan Chloe juga sibuk. Sibuk memperhatikan Azmi, dia bingung kenapa tertarik dengan cowok yang memang dia akui biasa saja itu.

"Satu lagi yang harus kalian tahu, bahwa saya tidak suka ada mahasiswa yang tidak menghargai seseorang yang sedang berbicara didepan. Attitude kalian sangat rendah, jika masalah sepele ini berkelanjutan, maka kedepannya akan berdampak buruk. Karena kalian calon dokter-dokter muda." Ucap Dokter Farsh seperti mrnyindir, lalu menutup perjumpaannya pagi ini.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Azmi bergegas keluar kelas. Chloe pun tidak tinggal diam, dia mengikuti Azmi bagaikan bayangan. Sungguh, Azmi benar-benar jengah.

"Azmi tunggu!" panggil Chloe agak keras, sampai beberapa mahasiswa melihat mereka heran. Tak terkecuali dua perempuan yabg tidak sengaja lewat.

"Itu Azmi kan? Iya itu Azmi. Bener Syah kata aku, kalo si kelueh itu ngejar-ngejar Azmi."

Hafsyah salfok di kata kelueh

"Ha? Kelueh?"

"Iya. Namanya gaya banget pake aksen barat-barat gitu. Yaudah, aku panggil kelueh aja. Sejenis sayur, yang bentuknya agak mirip-mirip sama buah durian. Mungkin sepupunya durian." oke. Apa yang dikatakan Aisyah mulai ngelantur kemana-mana.

"Biarin aja mereka. Kita jangan nilai seseorang berdasarkan katanya, tapi nilai seseoramg melalui faktanya. Kita kan cuma denger dan liat, nggak tau bener apa salah. Sekali lagi, jangan suuzon"

"Iya Hafsyah-ku. Aku kan cuma berhipotesis yang merujuk ke seudzon, belum sempet seudon kok. Hehehe, oiya jadi nggak ke fakultas Ekonomi? Mau tebar pesona nih."

Hafsyah hanya menggelengkan kepalanya mendengar kalimat Aisyah itu.

————

Hafsyah sudah mengirim sms kepada Nazwa, bahwa dia dan Aisyah akan ke kelas Nazwa. Dan Nazwa pun mengiyakan, bukan karena jadwal kosong tapi karena memang ini waltubya istirahat.

"Assalamualaikum" salam seseorang, yang Nazwa tahu pasti Hafsyah.

"Waalaikumsalam"

"Kak Jua, hari ini kita makan bareng dikantin Fakultas Hukum yaa. Ada yang mau aku cerita nih. Kalau Hafsyah diajak ngobrol, responnya nggak sesuai harapan." kata Aisyah panjang lebar.

"Kok aku?" bingung Hafsyah sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Udahlah. Hafsyah mah ngga asik" balas Aisyah cemberut.

"Yaudah. Kita nurut Aisyah aja," final Nazwa. Lalu mereka bertiga berjalan beriringan menuju kegedung Fakultas Hukum

"Tunggu, itu kalian berdua bawa-bawa paperbag kecil buat apa?" Aisyah baru menyadari kalau ditangan kanan Nazwa dan Hafsyah sama-sama mrmbawa paperbag.

"Oh, ini. Ini bekal yang dibuatkan Ibunya kak Jua."

"Oh. Kok nggak bilang-bilang sih? Kalau tau gitukan aku juga bawa bekal, terus makan didalam kelas aja." Aisyah merengut

"Loh? Emang gitu ya kalau mau bawa bekal? Saling ngasi tau dulu?"

Nazwa hanya tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Nah, jadi kalian berdua tunggu aja disini. Nanti biar aku sendiri yang pesen, oiya. Kalian ngga mau nitip apa-apa gitu?" tanya Aisyah

"Hm. Air mineral dua" kata Nazwa

"Bener sendirian? Gamau ditemenin?" tanya Hafsyah

"Ah, gausah." lalu Aisyah langsung pergi.

"Ehm. Kak Jua beneran udah baik-baik aja kan?" tanya Hafsyah pelan

Cinta Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang