Dua

9.6K 350 10
                                    

"Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah :  Orang yang berjihad/berperang di jalan Allah, Budak yang menebus dirinya dari tuannya, Pemuda /i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim).

🎀

Setelah melaksanakan shalat magrib dimasjid yang ada diperjalanan any dan Randy menuju rumah makan sederhana untuk mengisi perut mereka yang sudah mulai keroncongan.

"Makan disini gak apa-apa kan dek! Abang baru inget bahan makanan dikulkas belum sempet diisi heheh..."ucap Randy sambil mengelus pucuk hijab anya

"Ndak apa-apa bang"any tersenyum tulus

Bagi any makan dimanapun sama, mau itu ditempat mewah atau bahkan pinggir jalan sekalipun yang penting makanannya halal. Tak harus yang mahal, karena memang sejak dulu pun kedua orangtuanya selalu mengajarkan kepada mereka bahwa jangan pernah memilih-milih tempat makan, dimanapun sama asalkan halal.

Randy tersenyum mendengar jawaban any, ia sangat bersyukur memiliki adik yang penuh pengertian dan shalihah seperti any, bahakan ia pernah berfikir bahwa kelak ia ingin mendapatkan seorang istri seperti adiknya ini.

"Abang kenapa senyum-senyum?"tanya any heran

"Oh, Ndak dek heheh.."

"Hayo, Abang mikirin apa?"tanya any curiga

"Ndak mikirin apa-apa dek! Kamu ini curigaan Mulu"timpal Randy

"Permisi den, non! Ini pesanannya"ucap seorang ibu paruh baya menghentikan perdebatan mereka

"Oh, terimakasih Bu"ucap Randy ramah

"Sama-sama den"balasnya

Tengah asyik makan Randy melihat didepannya ada seorang wanita bercadar yang tengah tersenyum dan makan bersama seorang pengamen gadis kecil.

Sempat tertegun melihat mata indah gadis itu, sampai gadis itu sadar tengah diperhatikan membuat gadis itu menoleh dan membuat Randy terkejut dan salah tingkah.

Any yang menyadari tingkah abangnya yang tidak biasa menatap Randy curiga.

"Bang? Ada apa?"tanya any

"E..eh! Kenapa dek?"ucap Randy malah balik tanya

"Malah balik tanya, Abang kenapa? Kok gugup gitu?"tanya any penuh selidik

"E...enggak! Cuma perasaan kamu aja dek"balas Randy mencoba menormalkan nada bicaranya.

Any menatap sekitar lalu belakang, ia tak melihat ada yang mencurigakan hanya saja. Ia sedikit menyipitkan matanya saat melihat seseorang yang berada dibelakang itu. Ia seperti mengenalnya.

"Masyaallah Hanny?"ucap orang itu sedikit terkejut

"Mba Syila?"tanya any memastikan

"Iya hann, aku syila!"ucapnya senang

"Masyaallah"seru mereka lalu saling berpelukan

Randy yang dimana jantungnya semakin tak karuan, hanya menatap cengo keduanya. Bingung juga terkejut! Bagaima tidak gadis yang baru saja membuatnya  salah tingkah malah mengenali any (adiknya).

"Kamu tinggal dikota ini ternyata?"tanya syila

"Iya mba! Ini memang kota asal any? Dan mbak,  Kok mbak ada disini?"tanya any bingung

"O..oh! Mbak lagi ada acara kampus, dan kebetulan disini untuk beberapa Minggu"

"Masyaallah! Lama ya mbak, ndak ketemu. Kangen setoran hafalan bareng sama mbak"kekeh any

"Sama hann, mbak juga kangen banget"ucap syila tulus

Randy yang sejak tadi sibuk menetralkan detak jantungnya akhirnya buka mulut, walau cuma deheman.

"Khem"

"E..eh kenalin mbak, ini bang Randy. Abang any satu-satunya"

"Oh..iya! Aku syila"ucap syila dan segera menundukkan pandangan

"Randy"ucap Randy tersenyum manis tapi matanya....ck minta ditampol

"Baaaang"gemas any seraya mencubit Randy dengan cukup keras

"Aa...wwwwhh"jerit Randy tertahan

"E..eh! Kenapa Abang kamu dicubit hann?"tanya syila polos

"Gak bisa jaga mata mbak"ucap any datar

Syila malah menunduk sambil mengulum senyumnya

"Oya hann, ini alamat mbak sama no mbak, sekarang mbak harus pergi. Jangan lupa main ya ke apartemen mbak"ucap syila seraya menyerahkan selembar kartu nama da kertas kecil

"Oh iya mbak pasti! Ati-ati mbak!"balas any ramah

Syila mengangguk

"Assalamualaikum"pamitnya

"Wa'alaikumsalam"balas mereka

"Dek minta no-"

"Banggg"ucap any dengan nada peringatan

"Fyuh"pasrah Randy

Rumah besar dan mewah menggambarkan keluarga besar, ramai, bahagia, harmonis dan penuh kebahagiaan tapi berbeda dengan rumah satu ini, bahkan rumah ini tidak layak disebut rumah karena kondisinya yang sangat gelap, sepi, sunyi dan terlihat menyeramkan.

Seolah menggambarkan pemiliknya adalah orang misterius dan tak suka keramaian padahal tidak, terlihat sepi da gelap karena orang yang didalamnya memang sedang tidak ada dan sibuk urusan dunia dunia dan dunia.

Hanya tinggal satu orang pria remaja yang tengah duduk dipinggir kolam renang rumah mewahnya dengan asap rokok yang mengepul, botol minuman keras berceceran, bungkus makanan ringan dimana-mana, seolah ia hidup sendiri dengan semua yang dia inginkan berada digenggamannya.

Byan Firmansyah, baginya sangat percuma hidup penuh kemewahan tapi miskin kasih sayang, karena sesungguhnya jati diri orang yang sukses itu dari kasih sayang terutama kasih sayang orangtuanya.

Kedua orangtuanya hanya sibuk dengan pekerjaannya dan jika diminta waktu untuk sehari saja menemaninya pasti ada saja alasannya 'semua yang kami lakukan untukmu sayang' kata itulah yang sudah sangat bosan Byan dengar.

"Aaarrrrggghh"geramnya dan melempar botol minuman itu kesembarang arah

Prang!

"I need you, mom, dad"lirihnya sambil meraup wajahnya frustasi

"I don't need money, I just need love from you"lirihnya

"Kapan kalian ada waktu untukku hiks.."ucapnya sambil menahan tangis

"This way, you killed me slowly"lirih Byan sambil menahan sesak didadanya








Dialah Imamku ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang