Zifa duduk di sofa ruang keluarga dan membaca novelnya dengan tenang, triple L sudah tidur dari tadi karena mulai besok mereka akan mulai sekolah di sekolah barunya. Tapi soal sekolah baru, dia belum tahu anak-anaknya akan sekolah di mana.
Zifa belum menanyakan hal itu pada Rivan, sehabis makan siang tadi Rivan masuk ke ruang kerjanya dan sampai sekarang belum keluar juga. Zifa hanya mengantar kopi saja pada Rivan, Rivan memang bebar-benar gila kerja.
Zifa merasakan berat di pahanya, dia menunduk melihat wajah Rivan yang sedang memejamkan matanya dan terlihat lelah.
"Van, Rivan," panggil Zifa.
"Hm ...." Rivan membuka matanya dan menatap Zifa.
"Anak-anak sekolah di mana? Besok aku saja yang mengantar mereka."
"Tidak papa, Fa. Biar aku saja yang mengantar mereka."
"Hm? Kau yakin ingin mengantar mereka?"
"Iya, aku juga ingin lebih dekat dengan anak-anak."
Rivan duduk dan memeluk Zifa dari samping sambil memainkan rambut Zifa.
"Kau harus tahu dulu sifat mereka yang sebenarnya kalau kau ingin lebih dekat dengan mereka dan kau harus sabar menghadapi mereka," ujar Zifa tanpa terganggu dengan perlakuan Rivan.
"Ya dan kau harus memberitahuku sifat asli mereka. Kenapa mereka sangat liar dan galak padaku tapi kalau sudah bersamamu saja sifat mereka sangat manis dan penurut," keluh Rivan membuat Zifa terkekeh.
"Pertama Leo, dia anaknya sangat tenang dan penurut dan juga sedikit penakut. Leo akan marah sewaktu-waktu seperti dulu, kau pernah dipukuli dengan bantal sofa saat di Cianjur kan?"
"Iya, dia marah karena dia pikir aku menyakitimu dan membuatmu menangis. Dia juga sangat terlihat posesif, tidak hanya Leo, Lia dan Lio juga terlihat posesif padamu," sahut Rivan.
"Yap, benar. Dan Lio, dia sangat pendiam dan jarang bersosialisasi dengan anak sebayanya. Kau tahu? Lio kadang-kadang bersikap seperti seorang psikopat kecil."
"Apa? Psikopat?" Rivan menatap Zifa tak percaya.
"Iya, Lio itu orangnya jahil sekali dan sangat pandai ber-akting. Jika kejahilannya berhasil dan tidak tahu bahwa dia sendiri lah yang menjahili orang, dia akan tersenyum puas lebih tepatnya menyeringai menyeramkan."
Rivan melongo mendengar penjelasan tentang anak-anaknya.
"Tapi Lio dan Leo belum seberapa dengan Lia, Lia itu sifatnya temperamental, tersinggung sedikit saja, habislah kau. Lia juga anaknya hiperaktif. Tapi tenang ... Lia anaknya tidak terlalu jahil bahkan Lia terkesan cuek," jelas Zifa.
Hm ... benar juga sih, Rivan berpikir sifat anak-anaknya ini unik-unik, antara campuran sifat asli dirinya, mamanya, papanya, dan Zifa.
"Dan Lia paling tidak suka miliknya direbut oleh orang lain, sekali pun itu pada ayahnya sendiri," ucap Zifa mengejek.
"Jadi alasan Lia tidak suka aku dekat-dekat denganmu karena Lia mengklaim bahwa kau hanya miliknya?" tanya Rivan tak percaya.
"Tidak hanya Lia, Lio dan Leo juga begitu. Mereka menunjukkan ketidak sukaannya padamu dengan cara yang berbeda-beda, seperti Lia yang langsung bicara dan galak padamu. Lio yang diam-diam menjahilimu dan Leo yang mendiamkanmu, ya kan?"
Rivan meringis, pantas saja triple L tidak suka padanya. Ternyata dia sudah dekat-dekat dengan Zifa, apa mereka pikir dia akan merebut Zifa ya? Tapi kan dia juga berhak atas Zifa, Zifa juga miliknya.
"Mereka benar-benar unik, Fa."
"Oh iya, kau jangan aneh jika nanti kau sering di panggil ke sekolahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Triplets✔
RomanceAl Chaxiel✔ 🔗🔗🔒🔗🔗 Zifa Scicilias. Wanita yang memperjuangkan anak-anaknya agar tetap bahagia walaupun lahir tanpa seorang Ayah. Semuanya akan dia berikan demi buah hatinya tersayang, bahkan, dia rela menyerahkan nyawa demi anak-anaknya. Triple...