12. Rahasia

67.9K 4.1K 58
                                    

Nungguin ya.....😝

💕💕🔥💕💕

Zifa duduk di sofa sambil memperhatikan anak-anaknya yang sedang bermain di atas karpet bulu tebal, Lia yang guling-guling sambil berceloteh, kadang tengkurap kadang terlentang, kadang belajar merangkak dan duduk, sehingga dia harus mengawasi putri kecilnya yang lincah ini.

Kadang Lia juga menabrak tubuh Lio yang sedang diam terlentang sambil memainkan mainan yang tadi diberikan oleh Zifa, sedangkan Leo yang sedang belajar merangkak.

"Ya ampun Lia, awas itu kena Lio dan Leo."

Mendengar suara sang Bunda, Lia menoleh dan tersenyum, membuat Zifa gemas dibuatnya.

"Seru sekali sepertinya mereka bermain," ucap Ica yang baru saja datang dan duduk di sebelah Zifa.

"Eh, Mama? Dari rumah Oma, ya?"

"Iya, tadi Mama bantuin siap-siap."

"Siap-siap? Memangnya Oma mau ke mana?"

"Loh? Kamu belum tahu, ya? Mami mau ikut Mama ke Jakarta."

"Oma mau ke Jakarta?"

"Iya, kasihan Mami tidak ada yang mengurus di sini. Gina kan sudah digondol oleh Rillio ke Jakarta."

"Hem ... iya juga sih, kasihan Oma. Aku juga tidak bisa mengurus Oma karena anak-anak dan toko kue, maaf ya, Ma." Zifa merasa tidak enak karena tidak bisa mengurus omanya.

"Iya tidak apa-apa, Mama mengerti kok."

"Jadi kapan Mama dan Oma berangkat?"

"Rencananya sih nanti sore."

"Oh begitu ...."

"Oh iya, Mama sudah tahu Leo. Mama sudah mencari informasi tentang Leo kenapa dia ditinggalkan, Vara belum memberitahumu apa-apa, 'kan?"

Zifa mengangguk. "Kenapa mereka tega sekali pada Leo? Tapi, saat berpapasan dengan Alex dan istrinya, mereka terlihat terburu-buru," tanya Zifa penasaran.

"Leo juga punya kembaran, kembaran Leo sangat lemah dan gampang sakit, orang tua Leo meninggalkan Leo yang habis dimandikan karena kembaran Leo mendadak kejang-kejang dan mereka panik setengah mati, lalu mereka melupakan Leo dan pergi ke rumah sakit tanpa menutup pintu apartemen dan membiarkan Leo. Itu ke lima kalinya terjadi. Satu kali Leo diculik dan bisa ditemukan, yang lainnya ditemukan orang baik," jelas Ica panjang lebar.

"Ya ampun ... tapi tega sekali mereka melupakan Leo, untung saja pintu apartemennya tidak ditutup, jadi aku bisa mendengar tangisan Leo."

"Iya, Sayang, untung saja ada malaikat baik hati seperti kamu yang menjemput Leo dari kesengsaraan," ucap Ica mendramatisir.

"Hihihi, Mama bisa saja. Tapi, apa aku kembalikan Leo saja ya? Kasihan ibunya, pasti dia kehilangan sekali, pasti khawatir mencari Leo," desah Zifa kecewa.

"Jangan!" seru Ica.

"Kenapa, Ma? Pasti ibunya khawatir karena Leo menghilang, aku membayangkan bagaimana jika itu terjadi padaku? Aku sadar, dendamku pada Alex tidak bisa dilampiaskan seperti ini. Malam kemarin aku tersulut emosi karena melihat Alex, aku salah, Ma."

Ica tersenyum mengusap tangan Zifa lembut. "Ini demi kebaikanmu dan Leo juga, Zifa. Bagaimana jika suatu saat mereka meninggalkan Leo lagi? Itu juga salah satu alasanmu membawa Leo, 'kan? Bukan hanya karena dendam semata."

Zifa menghela napas dan mengangguk. "Tapi-"

"Mama sudah membereskan semua kejadian malam kemarin. Nanti juga Mama akan membantumu mengurus surat-surat untuk Leo, jadi kamu bisa tenang. Leo akan dijadikan anak kandung kamu saja, bukan anak adopsi," ujar Ica membuat mata Zifa berbinar lalu memeluk Ica.

My Baby Triplets✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang