"Ayah, apain Bunda? Kenapa Bunda menangis?! Ayah jahatin Bunda ya?!" seru Leo lalu naik ke sofa.
Dengan sayang, Leo menghapus air mata Zifa membuat sang Bunda tersenyum.
"Bunda jangan menangis, aku tidak suka lihat Bunda menangis! Ayah jahatin Bunda ya?" ucap Leo sambil berkacak pinggang lalu menatap ayahnya sengit.
Zifa yang gemas melihat Leo seperti itu membawa Leo ke pangkuannya dan mengusap kepala Leo dengan sayang. "Bunda tidak papa kok, Sayang ...."
"Sebentar Bunda, astaga! Leher Bunda kenapa merah-merah begitu? Seperti habis digigit, lihat tuh, banyak sekali," ucap Leo sambil memegang leher Zifa yang penuh dengan tanda berwarna merah.
Tiba-tiba Zifa kelabakan, kenapa Leo sangat teliti sekali? Padahal dia sudah menutupi lehernya dengan rambutnya, Zifa berpikir keras mencari alasan yang tepat.
"Atau ... jangan-jangan ini digigit ayah ya?! Makanya Bunda menangis," tuduh Leo tepat sasaran.
"Iya kan, Bunda, ini digigit ayah?" tanya Leo lagi.
Zifa menghela nafas "Iya Sayang, ini digigit ay–em ... digigit dia."
"Ayah kok jahat sih?! Tega sekali menggigit Bunda! Ayah jahat! Ayah udah sakitin Bunda! Berani sekali menyakiti Bunda!" seru Leo lalu memukuli ayahnya dengan bantal sofa, sedangkan Rivan tidak bisa melawan, dia pasrah dan diam saja.
Mau menyangkal pun dia tetap terlihat jahat di mata anaknya, karena Zifa sudah menjadi malaikat tak bersayap bagi Leo, anak itu tidak akan memandang bundanya salah sedikit pun.
"Ayo Bunda, kita ke kamar aku saja, nanti digigit Ayah lagi," ajak Leo.
Leo turun dari sofa menarik tangan bundanya. Zifa terkekeh dan mengikuti Leo dari belakang, mereka menaiki tangga dan memasuki kamar Leo, Leo mengunci pintunya."Bunda, jangan dekat-dekat dengan Ayah, nanti digigit lagi oleh Ayah. Tenang saja Bunda, Leo akan menjaga Bunda dari Ayah," ujar Leo serius sambil menatap Zifa dengan wajah imutnya.
Zifa hanya mengangguk dan tersenyum, Zifa tidak bicara lagi. Suasana hatinya sedang buruk gara-gara pembicaraannya dengan Rivan tadi.
Zifa duduk dan merenung sedangkan Leo bermain dengan mainannya, sesekali Leo mengajaknya bermain, Zifa hanya menanggapi seadanya saja.
🔗🔗🔒🔗🔗
Zifa berkutat di dapur memasak untuk makan malam. Setelah tadi dia turun dari kamar Leo, Zifa tidak melihat Rivan lagi di mana pun, entah ke mana perginya pria itu. Zifa masih heran, dari mana pria itu datang dan kenapa pria itu mengetahui keberadaannya dan anak-anaknya, dia mengedikkan bahunya lalu melanjutkan memasak.
Tiba-tiba Zifa merasakan ada yang memeluknya dari belakang dan menciumi tengkuknya membuat dia merinding dan lemas, Zifa berusaha melepaskan pelukan itu tapi tidak berhasil. Zifa menoleh ke belakang dan melotot, pria yang memeluknya, dia, Rivan.
"Kau! Lepaskan! Dasar tidak sopan!" seru Zifa tapi Rivan tidak menggubrisnya.
Zifa menggeram karena Rivan terus mencumbu tengkuknya yang terekspos, dia menyandarkan kepalanya di bahu Rivan. Kepalanya terasa pening saat Rivan menggigit kecil tengkuknya, Zifa mengerang saat tangan nakal Rivan meremas buah dadanya.
"AYAAAH!! JANGAN GIGIT BUNDA!!" teriak Leo membuat Zifa dan Rivan tersentak kaget, Rivan memberhentikan kegiatannya lalu menoleh ke belakang dan mendapati anaknya sedang memelototinya sambil berkacak pinggang.
Sedangkan Zifa? Dia mengepalkan tangannya sambil menggenggam erat spatula-nya, dia mendorong Rivan yang berada tepat di belakangnya sehingga Rivan jatuh terduduk di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Triplets✔
RomanceAl Chaxiel✔ 🔗🔗🔒🔗🔗 Zifa Scicilias. Wanita yang memperjuangkan anak-anaknya agar tetap bahagia walaupun lahir tanpa seorang Ayah. Semuanya akan dia berikan demi buah hatinya tersayang, bahkan, dia rela menyerahkan nyawa demi anak-anaknya. Triple...