48. Aksi Zifa dan Rivan

41.7K 2.5K 101
                                    

Yang tidak suka kekerasan jangan baca, nanti kepikiran dan ngeri sendiri. Pokoknya mengandung kekerasan di part ini, maklumin aja ya, karena di cerita ini berisikan keluarga psikopat.... Wkwkwkwk, boleh kali ya berimajinasi dan di tulis di sini.

Happy reading ....

Enjoy aja saaay ....

🔗🔗🔓🔗🔗

"Bunda kok bawa itu? Bunda mau ke mana? Bunda mau olahraga, ya?" tanya Lia heran saat melihat Bundanya membawa tongkat baseball.

Zifa menoleh dan tersenyum pada putri sulungnya ini. "Iya, Bunda mau olahraga, kamu tunggu di rumah ya bersama Lio, Leo dan ayah."

"Mau ikut Bunda, olahraga yang pakai tongkat itu, olahraga yang mukul-mukul bola gitu kan, Bunda? Aku mau belajar olahraga itu dong, Bun, ya ya, boleh ikut ya? Aku sering liat di TV, keren ya Bun, olahraga seperti itu," ucap Lia dengan penuh harap.

"Tidak bisa, Sayang, kamu masih kecil, nanti kalau kamu sudah besar, baru boleh ikut main," ucap Zifa membuat Lia kecewa, Zifa jadi tidak tega melihatnya.

"Gini deh, kamu, Lio dan Leo boleh melakukan apa pun di rumah, maksud Bunda di kamar. Ingat, di kamar," ucap Zifa membuat mata Lia berbinar.

"Bener nih, Bunda?" tanya Lia.

"Iya benar, tapi ingat, hanya di kamar, terserah deh mau di kamar siapa."

"Kyaaaa ... Makasih Bunda ... Lioo ... Leooo ... Kita diijinin oleh Bundaaa ... Yeeeey!!" Lia berteriak histeris sambil berlari menaiki tangga untuk menghampiri Lio dan Leo.

Triple L memang tidak sekolah karena ini hari minggu, Rivan juga ada di rumah.

"Dasar, kalau diijinkan untuk membuat kekacauan, pasti selalu senang," gumam Zifa.

"Fa, kau mau ke mana?" tanya Rivan heran.

"Mau menghajar Alex lagi, kenapa memangnya?" ucap Zifa dengan ringan tanpa beban.

"Lagi? Ini sudah ketiga kalinya kau menghajar Alex setelah dia keluar dari rumah sakit."

"Yaelah, Van, aku tidak akan sampai mematahkan tulangnya lagi kok, ini juga sudah 6 bulan, kaki dan tangan Alex pasti sudah sembuh total, jadi aku bisa bertarung dengannya. Setiap dua bulan sekali aku menghajarnya, tapi tidak ada perlawanan darinya, naaah ... sekarang pasti seru nih, Alex pasti melawan saat aku menghajarnya," jelas Zifa dengan ceria namun terdengar mengerikan di telinga Rivan.

"Kau jaga anak-anak di rumah ya."

"Tidak, tidak, aku ikut denganmu oke?"

"Hm ... terserah kau sajalah."

Zifa membuka pintu rumah dan kaget saat melihat Alex ada di hadapannya, tiba-tiba pria itu akan menamparnya, tapi dengan sigap Zifa mencengkeram tangan Alex dan memelintirnya ke belakang membuat pria itu mengerang.

"Kau mau menyerangku duluan, ya?" Zifa melepaskan tangan Alex lalu mendorong Alex menjauh darinya.

"Kau boleh saja menyakitiku! Tapi jangan pernah menyentuh Shina sedikit pun!" geram Alex.

"Hah? Aku tidak pernah menyakiti Shina sedikit pun, lagian ... untuk apa aku menyakiti dia, dia tidak mempunyai salah apa pun padaku," ucap Zifa heran.

"Kau menculik Shina, kan?" tanya Alex.

"Menculik Shina? Untuk apa aku menculik Shina? Tidak ada untungnya bagiku."

"Tapi ... tapi ... aku mendapat telepon dari seseorang kalau Shina diculik, dan peneleponnya itu wanita, aku kira kau yang menculik Shina," ucap Alex.

"Jadi Shina diculik?" tanya Zifa.

My Baby Triplets✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang