Para readersku, tolong jangan hujat author di part ini ya, dan siapkan hati kalian untuk membaca part ini, jangan sampai kalian jantungan, jangan... Pokoknya, mantapkan dulu hati kalian, baru baca. Dan ingat... Please... Jangan hujat aku ya hehehehe... Haduuuh author lebay deh ya 😓
Happy reading...
🔗🔗🔓🔗🔗
DOR!
DOR!
"Arrgghh!!!"
"Alex!!"
Zifa mematung saat merasakan dekapan hangat dan erat dari belakang tubuhnya bersamaan dengan suara pistol ditembakkan, dia syok! Jantungnya berdebar tidak karuan.
Rasanya ... rasanya ... dia merindukan dekapan hangat ini ....
"Ma-maafkan a-ku, a-atas ke-kesalahanku ya-yang ku pe-perbuat padamu ... dulu, sa-sampai se-sekarang ...."
Deg ....
Zifa menelan ludahnya kasar, itu suara Alex, ucapannya terdengar sangat tulus, mungkinkah ...?
"Maaf ...."
Zifa tidak merasakan apapun dari belakang tubuhnya, Zifa membalikkan badannya dan syok melihat Alex tergeletak di lantai dengan punggung dan bahunya yang berdarah.
Zifa tidak bisa menggerakkan badannya sama sekali, pikirannya blank, wajahnya pucat, kepalanya pusing, dia memegang kepalanya dan menutup matanya, akhirnya Zifa jatuh pingsan.
Rivan yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Zifa dan menggendongnya, untung saja polisi sudah datang, dia meminta polisi untuk membawa Alex ke rumah sakit dan mengantarkan Shina ke rumah.
Dengan khawatir, Rivan memasukkan Zifa ke dalam mobil lalu menjalankan mobilnya ke rumah sakit terdekat.
🔗🔗🔓🔗🔗
Zifa membuka matanya mendapati Rivan yang menatapnya sumringah dan bahagia, sebahagia itukah Rivan melihatnya sadar?
Rivan langsung memeluk erat Zifa. "Aku tidak menyangka kau hamil, Sayang ... kau hamil ..." seru Rivan bahagia.
Rivan melepaskan pelukannya dan menciumi seluruh wajah Zifa.
"Aku hamil?" tanya Zifa.
"Iya, Sayang ... kau hamil, kenapa tidak ada gejala apapun yang menunjukkan bahwa kau hamil ya?"
Zifa memegang perutnya dan tersenyum bahagia. "Aku hamil? Aku hamil ... Sudah berapa bulan?" tanyanya.
"Sudah 3 bulan, aku kira perut buncitmu itu efek kau gendutan karena akhir-akhir ini kau malas sekali mengerjakan apapun termasuk olahraga, dan suka sekali makan sepertiku, aku kira tidak ada janin di dalam perutmu," cerocos Rivan.
Zifa juga mengira begitu, dia kira dia gendutan karena malas sekali melakukan apapun termasuk olahraga, dia hanya ingin makan, makan, dan makan.
"Kau tadi pingsan karena syok dan kecapean." Zifa mengangguk mendengar ucapan Rivan, lalu Zifa teringat sesuatu.
"Van, tongkat baseballku? Tongkat baseballku tidak kau tinggalkan di tempat kejadian, kan?" tanya Zifa.
"Eh? Em ... aku tidak ingat dengan tongkat baseballmu, tadi aku buru-buru membawamu karena khawatir, aku takut terjadi apa-apa padamu."
"Iih Rivan ... pokoknya kau harus mengambil tongkatku itu secepatnya!" seru Zifa.
"Tidak usahlah, Yang ... kita beli yang baru saja, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Triplets✔
RomanceAl Chaxiel✔ 🔗🔗🔒🔗🔗 Zifa Scicilias. Wanita yang memperjuangkan anak-anaknya agar tetap bahagia walaupun lahir tanpa seorang Ayah. Semuanya akan dia berikan demi buah hatinya tersayang, bahkan, dia rela menyerahkan nyawa demi anak-anaknya. Triple...