25. Pernyataan Rivan yang Mencintai dan Ingin Memiliki Zifa

62.1K 3.5K 77
                                    

Seminggu, seminggu sudah setelah Zifa mengetahui semuanya. Entah kenapa hatinya tidak tenang dan gelisah, padahal Rivan dan keluarganya tidak menampakkan diri sama sekali padanya.

Mamanya juga tidak meneleponnya, mereka benar-benar memberi Zifa waktu untuk menenangkan diri. Zifa juga sudah menceritakan semuanya pada sahabatnya, Rina, kecuali tentang Leo yang bukan anak kandungnya.

Rina terlihat marah saat mengetahui apa yang dialaminya dulu, sahabatnya itu berjanji padanya jika Rina bertemu Rivan dia akan menghajar Rivan.

Zifa memandang ke luar jendela, cuacanya sangat cerah, selama seminggu ini Zifa malas melakukan apa pun kecuali menyiapkan keperluan si kembar Lia, Lio dan Leo. Triple L diantar oleh Rina setiap hari, karena Rina hanya mempunyai motor, Zifa meminjamkan mobilnya pada Rina untuk sekalian mengantar Triple L.

Toko kue juga Zifa titipkan pada Rina, pokoknya Zifa tidak pernah keluar rumah sedikit pun, Zifa hanya berdiam diri di rumah, rasanya ... Rasanya dia sangat malas.

Setelah selesai membereskan rumah, Zifa selalu melamun memandangi gunung-gunung yang ada di depan rumahnya lewat jendela kamarnya. Zifa berdiri dan membuka jendela kamar dan menghirup udara segar, dia memeluk dirinya sendiri, menutup mata menikmati semilir angin.

Zifa mengernyit saat ada yang menyentuh perutnya dan merasakan hangat di bagian punggungnya dan juga merasakan berat di bahunya. Zifa membuka matanya dan menurunkan tangannya, tangannya menyentuh tangan kekar yang memeluk perutnya, dia menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati wajah Rivan yang ada di bahunya.

"Biarkan seperti ini dulu... Aku hanya ingin menikmati ini."

Zifa berusaha melepaskan diri tapi tidak berhasil, akhirnya Zifa diam. Sejak kapan Rivan ada di sini? Dia juga tidak melihat mobil Rivan.

"Sejak kapan kau ke sini?" tanya Zifa.

"Aku baru sampai, aku capek," keluh Rivan lalu menaruh kepalanya di ceruk leher Zifa dan menghirup aroma Zifa membuat Zifa kegelian.

"Hei, diamlah! Itu geli."

"Hm...."

"Aku tidak melihat mobilmu," ucap Zifa tenang.

"Aku naik bus, Fa."

Sebenarnya jantung Zifa berdebar dengan posisi seperti ini, dia merasa posisi ini hanya pantas untuk suami istri yang saling mencintai.

Kenapa juga Zifa merasakan nyaman dengan posisi ini? Hatinya juga tidak sinkron dengan otaknya, hatinya kenapa terasa berbunga-bunga? Zifa menggigit bibir bawahnya untuk menahan senyumannya.

Ayolah Zifa... Jangan seperti ini... Ingat Zifa, dia Rivan, pria yang kau benci, pria yang pernah menyakitimu! Zifa memejamkan matanya dan melawan perasaannya yang baru saja membuncah, ya di belakangnya ini adalah Rivan. Pria yang sudah menyakitinya.

"Lepaskan, Van," ucap Zifa dingin.

"Sebentar saja, Fa," pinta Rivan.

"Aku bilang lepaskan, Van! Atau aku akan semakin membencimu!" ancam Zifa membuat Rivan melepaskan pelukannya, tapi itu membuat Zifa merasa kehilangan tapi dia segera menepisnya.

Zifa berjalan dan duduk di sofa di ikuti oleh Rivan tapi Rivan malah memeluk kaki Zifa dan meletakkan kepalanya di paha Zifa.

"E-eh kau ini sedang apa?" ucap Zifa tidak enak.

"Aku sungguh minta maaf Zifa, maafkan aku atas perlakuanku dulu padamu, aku bersungguh-sungguh meminta maaf padamu."

Zifa menghela nafas. "Duduklah, Van, kita bicarakan hal ini."

My Baby Triplets✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang