Hope

1.3K 247 11
                                    

Sena tertidur, tepat setelah Daniel datang. Mata Daniel menangkap seorang gadis duduk di tangga Restoran besar yang sudah tutup. Kembali ia telisik sekitar, tidak ada orang selain gadis campuran itu. Hingga entah mengapa senyum Daniel mengembang, memancarkan rasa yang tidak pernah ia ketahui kenapa harus datang.

Daniel membuka jaketnya, mendekati gadis itu dan kemudian duduk di samping gadis itu. Menyelimuti tubuh yang memeluk kakinya, namun bukan bangunnya Sena yang Daniel terima. Gadis itu jatuh di kakinya, dan saat itu pula Daniel sadar jika gadis itu tertidur di sana.

Ini karena ulah Seongwoo yang tidak bisa meninggalkan tugas kantornya demi menjemput gadis ini. Daniel meraih punggung Sena, memasukkan tangan kekarnya di kaki Sena hingga menggendong tubuh Sena seperti pengantin baru.

Sena melengguh, mengendus di dada Daniel. Membuat jantung seorang Daniel memberontak ingin keluar, ini kali pertamanya menggendong perempuan. Bahkan Yoonji saja tidak pernah ia gendong seperti ini.

"Ayah~" lirih Sena dalam tidur membuat langkah kaki Daniel menuju mobil terhenti.

Masih ada anak yang memikirkan Ayahnya, padahal belum tentu sang Ayah memikirkan hidupnya. Dan sekali lagi Daniel mengutuk dirinya yang tidak memikirkan Ayahnya di Busan. Melihat Sena sudah membuat perasaan rindu Daniel membuncah, menginginkan pelukan dari seorang Ibu dan mendengar suara berat Ayah.

Ia melangkah lagi, mendekati mobil dan memasukkan Sena dengan sedikit kesulitan yang tertimbulkan. Usai itu, ia masuk ke dalam mobil melihat Sena sekilas dan kemudian tersenyum. Merasa kepala Sena tidak benar, ia mendekat, membenarkan posisi tidur Sena.

. . . .

Pukul dua belas malam, Sedikit orang yang masih berlalu lalang di lobby apartement. Membawa Sena dengan cara menggendong ala pengantin, membuat banyak pasang mata memandangnya sebagai pasangan romantis. Bodohnya, mereka tak tau siapa Sena dan Daniel.

Bahkan sampai Lift, Sena tak kunjung terbangun, membuat Daniel mau tak mau menggendongnya walau tangan sudah mulai pegal. Bodohnya, jantung Daniel terus berdetak dan semakin berdetak saat Sena mengalungkan tangan ke leher Daniel dan membuat suara lirih memanggil, "Ayah~"

Sesampai di lantai yang tepat, Daniel berjalan cepat menuju pintu Apartemennya. Menekan bel, karena ia yakin Seongwoo sudah pulang dan menunggu di dalam. Dan benar, Seongwoo sudah muncul dengan wajah terkejut yang terkesan panik.

"Ge-gendong dia, a-aku mau ke kamar ma-mandi," ucap Daniel dan segera Sena beralih tangan seperti bayi.

Seongwoo membawa Sena masuk ke dalam kamar Daniel, membaringkan gadis itu di sana. Seongwoo merasa hanya kamar Daniel yang rapi, karena kamar nya cukup berantakan. Saat Daniel masuk, wajah Daniel tidak terima.

"Kenapa kamarku?"

"Kamarku berantakan. Kau tidurlah di kamarku, aku akan menemani Sena di si-"

"Tidak, nanti kau bisa tidak sengaja melewati batas. Ayo keluar," kejar Daniel menarik Seongwoo keluar.

Dan satu hal yang belum Sena ketahui, meskipun Daniel nampak tidak suka keberadaannya, tetap Daniel adalah orang baik yang selalu mementingkan orang lain untuk bahagia. Dan setelah ketidaksadaran itu menghantam benarkah kelak Sena bisa mempercayai orang asing ini. Belum tentu, karena Sena bukan gadis yang gampang bersahabat.



. . . .

Matahari belum menampakkan sinarnya, tapi Sena sudah merasa tidak nyaman. Bukan karena tempat tidur yang luar biasa empuk, namun sadar jika ia berada di kasur seseorang. Kasur empuk yang Sena tau harganya pasti sangat mahal. Bahkan lebih mahal daripada gajinya di Dapur Restoran.

Pukul lima dini hari, Sena menelisik ruangan dan menemukan foto berbingkai yang terpampang di dinding. Entahlah, Sena tersenyum saat hanya melihat foto itu. Ia melangkah keluar kamar karena sadar jika ini adalah Apartement Daniel dan Seongwoo. Tapi mengapa ia harus tidur di kamar orang asing.

Ia menelisik bajunya, masih cukup lengkap dan ia juga tidak sulit berjalan. Perlahan ia mengintip sisi luar kamar. Mewah dan megah, sepertinya Seongwoo dan Daniel pekerja keras yang tekun.

Ia berjalan mendekati salah satu pintu yang ia duga adalah kamar Seongwoo. Dan benar, Sena melihat mereka tidur dengan posisi yang lucu. Kaki Daniel berada di perut Seongwoo. Senyum kecil tercetak di bibir Sena. Ia menutup pintu itu dan berjalan ke dapur mereka.

Mulai melakukan sesuatu, tanda dari rasa terima kasih karena telah membawanya dalam keadaan tidur. Termasuk rasa terima kasih Sena terhadap Seongwoo yang sudah membawanya pulang tanpa membangunkan apa lagi membuat Sena terganggu. Oh, Sena ingat bagaimana aroma maskulin Seongwoo tadi malam. Karena tanpa membuka mata, Sena mengalungkan tangannya pada leher Seongwoo semalam.

Sena masih tersenyum saat tanpa sadar membayangkan wajah Seongwoo yang pasti berat menggendongnya. Terlebih tubuhnya tidak seringan artis Korea atau bahkan tubuh Yoonji yang cantik bak dewi sempurna.

Sena mengambil frying pan yang cukup berdebu, sepertinya dua Pria itu tidak pernah masak di sini. Yah, semua tau kalau mayoritas pria tidak suka memasak. Tapi rata-rata Chef adalah Pria. Bukan masalah masak, jika Sena telisik dari raut mereka berdua dapat di simpulkan mereka tidak bisa dan malas.

Sena mencucinya, mengambil bahan masakan kaleng yang sudah ada di kulkas, tersimpan sampai beku. Mereka benar-benar tidak bisa masak, buktinya semua bahan kaleng itu sudah beku bahkan ada yang kadaluarsa. Sena membersihkan semua bahan kaleng itu ke tong sampah, sisanya yang masih baik, Sena gunakan untuk masak.

"Kau sedang apa di dapurku?" Suara Daniel bertanya membuat Sena hampir melukai tangannya, "kau mau masak?"

Sena menggigit bibirnya, mengangguk dengan rasa bersalah. Daniel terkekeh pelan, "lanjutkan saja, aku duduk di sini."

Daniel mengizinkan Sena, lelaki itu membuka kulkas dan mengambil susu botol untuk dituangnya dalam gelas kaca bening. Ia mengamati Sena yang begitu telaten saat memasak, membuat wajah Daniel tersenyum. Apa lagi saat mengingat bagaimana wajah Sena saat mendusel dadanya. Membuat jantung Daniel bekerja tidak normal, hal itu membuat seorang Kang kembali harus menyadari jika ia adalah kekasih sahabat Sena.

Daniel meneguk susu itu dan memainkan pinggir bibir gelas itu untuk menetralkan penglihatannya. Namun sadarkah ia jika saat ini ada seorang gadis yang mampu membuat jantungnya berdetak lebih cepat daripada bersama kekasihnya. Dan Sena adalah orang yang membuat ia candu, ia candu melihat wajah Sena, senyum dan wajah terlelap itu membuat Daniel candu hingga ia tidak bisa mengalihkan seluruh atensi yang harusnya Yoonji miliki.

Grek!

Salah satu kursi bergerak, Seongwoo duduk di samping Daniel. Meneguk susu di gelas Daniel sebelumnya, hingga Seongwoo bersuara khas bangun tidur, "tumben kau bangun sepagi ini?"

"Aku terbangun saat mendengar suara di dapur. Aku pikir maling, jadi aku lihat. Ternyata Sena," balas Daniel, Seongwoo segera melihat Sena. Bahkan ia lupa jika malam tadi Sena menginap di Apartement mereka, "dia masak, aku harap dia bisa masak."

Seongwoo menepuk bahu Daniel, membuat Daniel terkejut dan memandang Seongwoo bingung. Tepukan Seongwoo bahkan membuat Sena terganggu dan melihat mereka.

"Dia pengalaman di dapur, tidak seperti Yoonji," balas Seongwoo. Yang langsung di bala rona merah di pipi Sena. Seongwoo mendengus remeh sembari bergumam, "masak air saja ia tidak bisa."













"Semuanya tampak jelas meskipun aku menutup mata. Aku harap, cinta ini tidak menimbulkan rasa sakit pada banyak orang. Aku harap,"
- in Beautiful Mistakes -

Desember 10, 2018.

Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang