Last

715 142 13
                                    

Song : Nightangel - Demi Lovato








Seorang Pria dengan rambut masih sempurna hitam, sedikit kerut di pinggir mata. Memberi tatapan wibawa seorang Presdir, menatap segala arah untuk menunggu kedatangan seorang anak. Hingga mata wibawa itu berubah menjadi sendu. Penuh salah dan runtuh. Gagal menjalankan kewajiban seorang Ayah, hingga melihat sang anak hamil diluar nikah. Mengingatkan ia pada Ibu Sena yang jelas memiliki kesamaan hidup dengannya.

Ia menunduk saat melihat wajah ceria Daniel tengah melambai padanya. Perasaan bersalahnya langsung menyelimuti segala rasa rindu terhadap sang anak. Ia menyerah untuk bertahan pada kekuatan itu. Hingga kini ia berbalik, hendak segera pergi sebelum ia hancur hanya dengan melihat diri sang anak yang kian detik mengingatkan ia pada Ibu kandung Sena.

Hingga sebuah tangan menggenggam erat tangan William. Membuat Pria dua anak itu berhenti dengan degup jantung yang terus terpacu. William angkat kepala, memandang sisi kanan dan mendapati wajah Seongwoo yang memandang William dengan arti jangan pergi lagi.

Dengan sekuat hati ia mengangguk, kembali berbalik sembari melihat putri semata wayangnya. Berdiri dengan perut yang kian membesar, bersama Daniel sang anak angkat yang telah menggenggam kuat diri anak kandungnya.

Tawa sedih bercampur pilu itu tak terbendung lagi. Air mata William jatuh saat melihat air mata sang anak telah jatuh mengalir di kedua pipi beningnya.

"Kemarilah anakku, sayang."

Sena hendak berlari, namun, Daniel jelas menahan tangan Sena untuk tidak berlari. Takut jika sewaktu-waktu tanpa di duga, Sena jatuh telungkup dan berakibat sangat fatal bagi kehidupan mereka kelak.

"Jangan berlari, jalan saja," pinta Daniel. Meski demikian, Sena masih sanggup berjalan cepat menuju sang Ayah.

Satu yang ia inginkan saat ini, ia ingin bersama sang Ayah. Mengisi waktu yang hilang dengan sejuta rasa bahagia. Sena sadar, jalan yang ia tempuh hampir menghancurkan keindahan hidupnya. Atau memang sudah di hancurkan oleh Pria Kang berwajah tampan di belakangnya.

Ini masih awal, awal dimana Sena merasakan keindahan yang tidak pernah lagi salah. Tidak ada kesalahan atau apapun yang bisa menghancurkan keindahannya. Kecuali kematian.

Sena sadar, setelah diri memandian air jagung dengan semangat pantang menyerah. Sena mulai membuka cela seorang diri, membuka beberapa kain pintu untuk segera keluar dari masa kesendirian dan sedih yang tak kian kunjung mereda.

Kini tubuh itu telah berhadapan dengan sang Ayah, mengamati diri sang Ayah dari atas sampai bawah. Menyadari satu hal, dulu Sena hanya setinggi pinggang sang Ayah, tapi sekarang dirinya sudah setinggi dada sang Ayah.

Sena menangis pilu, mengusap perutnya untuk meminta kekuatan pada sang anak. Sena menunduk, airmatanya jatuh saat ia merasa sakit dan kecewa. "Ayah jahat," lirihnya bersama isak tangisnya.

Daniel ingin membantu calon istrinya tapi saat hendak meraih punggung Sena, Seongwoo menahan tangan Daniel. Memberi simbol jika mereka butuh privasi diluar asmara, ini masalah keluarga dan Daniel tidak boleh ambil tangan.

"Maafkan, Ayah."

Tangan besar sang Ayah kini naik, mengangkat kepala sang anak untuk berhadapan dengan dirinya. Ia tersenyum, mengamati wajah menangis anaknya. Masih sama dan itu membuat William rindu.

"Ayah kenapa meninggalkan Ibu? Ayah janji akan menikahi Ibu. Apa bagi Ayah, wanita itu hanya permainan?" Seperti tertusuk bambu runcing yang kasar. William menunduk malu dengan kalimat yang di sertai pertanyaan yang menusuk. "Harusnya— harusnya Ayah setia pada Ibu. Harusnya Ayah juga harus menikahi Ibu. Kasian Ibu, Ayah. Aku mengalaminya juga."

Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang