Mine

1.2K 184 10
                                    





"Emmm.. anyeonghaseyeo.. gimana pagimu, berhentilah bekerja sebulan. Pasti tidak bisa?"

"Kenapa kau suka menggangguku, Sena? Atau jangan-jangan kau- ah, ayo jujur padaku."

"Apaan sih! Ah, hari ini aku mengikuti ujian untuk ke Korea. Chef Uno bilang sih, aku gak perlu ujian sudah bisa ke Korea. Tapi karena temanku disini ikut ujian, terpaksa aku ikutan karena gak enak kalau mengambil jalur cepat."

"Ya sudah, aku selalu mendukungmu. Apapun yang kau inginkan, aku akan mendukungmu, kau harus semangat. Dan jangan lupa jaga kesehatan."

"Hei, kenapa kau bicara begitu?"

"Karena aku..."

Seongwoo mem-pause rekaman telpon, ia mendongak saat melihat bayangan Sena yang tersenyum padanya. Ia mengusap keningnya, merindukan Sena dan berbicara dengan gadis itu. Ia rindu sekali pada Sena, "karena aku mencintaimu, Sena. Karena aku takut kehilanganmu. Itu sebabnya aku khawatir denganmu."

Seongwoo kembali melanjutkan rekaman.

"... sahabatmu, bodoh."

"Aku tidak bodoh! Pokoknya kau harus menjemputku di bandara, ah, aku rindu. Apa kau pelukable, aku rasa tidak! Fotomu saja kurus!"

"Kau doyan sekali menistakan aku ya!"

"Bercanda, ya sudah. Aku tidur ya?"

"Okey, selamat malam."

Rekaman selesai dan Seongwoo kembali dilanda rasa rindu. Ia berkeliling setiap inci apartement sampai berhenti pada pintu kamar Daniel. Mengamati kamar berpintu hitam itu, membuat ia kembali mencerna kalimat Yoonji.

"Aku belum percaya, Ong. Aku mengenal Daniel, dia akan dapat apa yang ia mau walau itu dipaksa sekalipun. Aku merasa Daniel telah menculik Sena. Daniel kaya, ia bisa merekayasa semua hal demi sesuatu..

Bisa saja, Daniel dendam padaku dan melaksanakannya pada Sena. Karena seingatku, hari itu Sena membela aku dan berkata jika ia tidak gadis lagi. Daniel sempat tak percaya, aku juga tidak percaya. Tapi Daniel langsung berkata 'buktikan' pada Sena..

Aku bersumpah, apa yang aku ucapkan benar, Ong. Kau bisa bunuh aku jika aku salah. Kumohon selidiki dulu Daniel, aku ingin Sena utuh dalam keadaan gadis. Aku tidak ingin ia hancur, Ong."

"Agh!"

Prank!

Seongwoo menendang Guci di dekat pintu Daniel. Ia mengerang frustasi bersama udara yang kian dingin. Ia memandang guci yang pecah itu.

Malam ini ia benar-benar hilang arah, ia kehilangan jati diri akibat Sena dan ucapan Yoonji.

"Kalian bukan sahabat yang baik, terutama kau, Choi Yoonji. Kau dalangnya!"

Dan ucapan Daniel kembali membuat ia mempercayai Kang itu. Seongwoo berjalan menghampiri dapur, mengambil minum dan meneguknya dengan kasar.

Ponselnya berdering kuat, Yoonji menghubunginya lagi.

Seongwoo mematikannya, bahkan kini ia melempar ponsel itu sampai remuk dan hancur.




. . . .

Sena pov

Matahari bersinar, memamerkan cahayanya untuk menembus kain tipis jendela kamar kami—aku dan Daniel. Disana sinar itu tengah mengintip apa yang telah berakhir pada kami. Cahayanya menyapu wajahku hingga sulit untuk aku tidur lelap.

Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang