Apartement

1.2K 215 4
                                    




Jantung Daniel berdetak. Dibawah sinar lampu redup miliknya, ia terdiam memikirkan Sena. Bagaimana bisa seorang Daniel yang setia pada Yoonji, bisa melakukan hal itu terhadap sahabat kekasihnya sendiri.

Daniel menjambak rambutnya, membuat seluruh atensi gilanya terhalang oleh rasa sakit di akar rambutnya yang terangkat. Sekali lagi, bagaimana cara agar Daniel melupakan kejadian tadi? Tidak, ia bahkan tidak bisa melupakan bagaimana mata Sena tertutup dalam keheningan.

Daniel memukul bantalnya dan mengerang frustasi seperti orang yang hampir mati. Tapi, kegiatannya terganggu oleh suara ponselnya yang begitu keras, ia yakin Ayah William yang menghubunginya.

Daniel menghembuskan nafas berat. Pria lajang tua itu benar-benar membuat seorang Daniel gila, sudah tidak di izin kan ikut ke Jeju bersama rekan kerja. Sekarang! Daniel di suruh pulang ke rumah Ayah William. Entah apa yang ingin ia bicarakan, tapi Daniel benar-benar merajuk karena tidak bisa ikut keluar kota bersama teman dekatnya itu.

"Ya, ada apa?"

"Sudah tidak sibuk?"

"Apa yang aku sibukkan, Ayah. Aku harus apa? Bosan!"

"Belum bisa berubah? Ayah jadi khawatir jika nanti perusahaan ini bangkrut karenamu."

"Ayah, jangan berkata begitu. Bagaimanapun aku lulusan kanada dan cukup-"

"Seorang pemimpin tidak boleh sombong, ia harus sopan, baik terhadap klien bahkan kepada orang tua kandungnya. Seorang pemimpin juga tidak boleh bermain wanita."

"Aku tidak ber-"

"Yoonji? Lalu gadis yang sering kau jemput di Restoran itu? Berapa banyak lagi?"

Daniel menghembuskan nafas berat, "dia temannya Seongwoo dan Yoonji."

"Terserah! Malam ini pulang. Ayah mau bicara tentang kelakuan tidak sopan dirimu di depan klien dan lagi kelakuanmu yang mabuk bersama temanmu!"

"Ayah, aku-"

Tut.

Daniel melempar ponselnya ke tempat tidur, ia mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Tapi, tunggu sejak kapan bayang-bayang Sena selalu menghampiri dirinya. Daniel mendecis.

Dia menghembuskan nafas rileks, "jangan bertingkah bodoh, Daniel. Jangan menjadi bajingan! Hentikan perasaan bodohmu ini! Dan kembalilah pada prinsip 'ini tubuh milik isteriku dan isteriku milik diriku' yah!"

Entah kenapa pikiran Daniel kosong sampai bayangan mesum menyelimuti dirinya. Daniel bergumam memandang dirinya di kaca kamar mandi, "aku rasa, aku harus lebih lama di kamar mandi. Ya ampun Sena, bagaimana bisa kau menghancurkan diriku seperti ini!"




. . . .

Yoonji terus memperhatikan tingkah Sena, gadis Park campuran Indonesia itu nampak tak bersahabat dengannya. Belum lagi terkadang gadis itu menangis risau. Membuat Yoonji tak kuasa menahan rasa penasarannya.

"Sena, bisa kau jelaskan? Ada apa denganmu, jangan seperti ini. Aku tidak bisa melihatmu seperti ini," tanya Yoonji menahan tangan Sena yang terus masukkan baju dalam koper, "kau tega padaku. Kau tidak akan menghancurkan persahabatan kita, kan?"

Air mata Sena jatuh bersama jantungnya yang berdetak sakit. Ini hal yang luar biasa, seorang Sena menangis karena kalah dengan persahabatan. Cepat atau lambat ia  yakin jika persahabatan ini akan retak— retak dan bisa pecah seperti kaca.

Sena tersenyum pada Yoonji, "Mianhae, aku pikir, aku tidak bisa tinggal disini."

"Apa yang kau pikirkan?" Yoonji marah, melangkah keluar kamar dan meninggalkan Sena yang diam di lantai dengan koper terbuka. Sena menunduk, merasa jika ia mulai melakukan kesalahan karena mencintai orang yang seharusnya bisa jadi keberuntungan sahabatnya.





Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang