Know

1.1K 185 16
                                    



Satu dari sekian banyak kebahagiaan adalah saat bersamanya. Merasakan kehangatan dari sentuhan tangannya yang perlahan membangkitkan daya khayalku. Membuat jantungku terpompa saat senyumnya tercetak jelas dimataku.

Ia duduk disampingku, memainkan ponselnya dalam mode pesawat dan sesekali berbicara tidak jelas. Hari ini aku dengannya lagi, tapi kali ini ada sesuatu yang mengganjal dalam bayangku. Ia bersikap seolah aku kekasihnya, melindungiku seperti pahlawan dan menyemangatiku seperti seorang penasehat hati.

Ia masih memandang depan, tanpa melihatku yang diam-diam mencuri pandang wajahnya. Senyumku tercetak saat melihat wajahnya, seperti dalam drama Korea, ada banyak bunga yang menghiasi layar keindahan.

"Kau masih mematikan ponselmu?"

Aku mengangguk dan bersuara, "iya, untuk apa kita matikan ponsel kita?"

Dia memandangku lama, kembali jantungku terpompa saat senyumnya terukir lebih indah. Hingga sudut lain membuatku sadar, "Yoon-"

Ia menempelkan jarinya di bibirku, membuatku bungkam dalam setengah detik. Ia kembali melayangkan senyuman manis padaku, "hari ini, biarlah kita berdua mencari Ayahmu, eoh."

Aku terima jawabannya, ia bersandar di bahuku, mendekatkan rambutnya pada leherku. Membuat aku bisa merasakan sentuhan menggelitik dari rambut hitam kelamnya yang menawan.

Ia bernafas dan aku bisa merasakannya. Jantungku berdetak lebih cepat lagi, demi apapun, jangan membuatku seperti ini.

"Kau berdetak?"

Ia mengangkat kepalanya dan memandang mataku dalam jarak sentimeter. Aku menarik nafas perlahan, apa ia akan menciumku kembali.

Ia kembali bersandar dan memposisikan kepalanya pada bahuku lagi, membuat aku tak bergerak sedikitpun. Aku bergumam kecil, "Da-daniel, a-"

"Biarkan seperti ini, tadi malam aku kurang tidur atau bahkan aku tidak tidur sama sekali," aku menegang lebih beku lagi, ia tidak tidur itu berarti ia tau apa yang aku lakukan tadi malam. Dia terkekeh, "tenang saja, aku rahasiakan kejadian tadi malam. Bangunkan aku jika kita sudah sampai, ya?"

Aku tidak tau, bagaimana mendeskripsikan wajahku saat ini. Tapi perlu diketahui aku malu, sangat teramat malu. Aku menggigit bibirku kuat. Ya tuhan, aku tidak bisa bergerak. Aku memandang kepala Daniel, aroma shampoo milikku lengket pada rambutnya. Tentu saja, ia mandi di kamar mandiku.

Bahkan aku bingung bagaimana mengatakan itu kamar mandiku, karena yang memiliki kamar mandi itu sebenarnya adalah Daniel. Ah, aku bahkan tidak mengerti bagaimana cara yang tepat untuk mengatakan hal itu.

Grep!

Daniel memeluk pinggangku, membuat aku semakin terpuruk dalam kebekuan itu. Dan bodohnya aku hanya diam saja saat lelaki itu memperlakukanku seperti bantal. Hembusan nafasnya mengenai leherku, membuat suasana dingin berubah panas. Aku meliriknya, ia masih terpejam cukup lama.

Aku bernafas pelan, "andai saja jika aku tidak datang ke sini. Tidak seperti ini jadinya perasaanku, tertekan dan terpendam seperti tidak berdaya."

Aku melirik luar kaca bus, memandang pertokoan kecil di sana. Tanganku bergerak meremas mantel tebal Daniel yang menempel di perutku. Aku menatap nanar diriku, aku tidak bisa seperti ini. Semakin aku seperti ini, maka semakin pula aku terperosok dalam rasa cinta.

Aku melihat ponselku, membuka aplikasi pengirim pesan dan melihat ada banyak pesan dari Seongwoo. Pria itu pasti khawatir dengan keadaanku, aku kembali merasa bersalah saat melakukan hal ini padanya.

Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang