Maze

633 129 14
                                    





Aku merasa lelah hari ini. Tentu saja lelah, betisku terasa begitu berat. Bahkan tapak kakiku seperti di paku, ini terlalu sakit. Tapi aku tau, ini tanda kehamilan tua. Aku bisa menjamin kakiku sedikit biru dan bengkak. Bahkan sedari tadi aku sibuk ke kamar kecil, karena ini hal tabu dalam kehamilan. Aku lebih sering buang air kecil hingga tak sanggup untuk berjalan ke kamar kecil.

Biasanya aku minta tolong Daniel. Mengantar atau menggendongku masuk ke dalam kamar mandi. Mau bagaimanapun inilah tugasnya dalam menjagaku. Lucu bukan, padahal kami belum menikah tapi Daniel sudah sangat luar biasa hebat menjadi suami siaga.

Kulihat dirinya telah duduk lebih dulu di sofa ruang tamu, mendongakkan kepala dengan mata terpejam. Aku rasa dia juga kelelahan karena harus menyelesaikan laporan kantor, ditambah harus ke Rumah sakit Jiwa tempat Yoonji dirawat, dan lagi Seongwoo meminta Daniel untuk ikut mengantarnya.

Kuluruskan kaki ini diatas paha padat Daniel yang tengah beristirahat. Badanku bersandar pada lengan sofa sembari meringis penuh letih. Berharap kali ini dirinya sadar jika aku membutuhkan tenaganya untuk memijat kakiku yang nampak bengkak.

Kepalanya terangkat, memandang kakiku yang kurang ajar dengan poker face andalannya. Begitu menggemaskan sampai otak mesumku mulai tidak bisa membantu hal positif. Aku menatap dirinya yang kini memandang diriku.

"Betismu besar sekali," kata Daniel dengan nada meledek.

Dasar, jahat sekali dirinya telah menilai ukuran betisku seperti itu. Tanganku terangkat memukul lengan kekar Daniel yang cukup padat berotot. Membuat Daniel beraduh sambil memandang tak terima, sayangnya aku tau jika pukulanku baru saja masih dalam kadar rendah. Oh, Ayolah. Daniel itu biasa menyentuh alat kantor bukan betis wanita hamil. Tidak ada salahnya mencoba, toh, dia yang menanam buah cinta di dalam sini. Seharusnya dirinya kuat menghadapi wanita hamil, karena tidak hanya aku yang berpikir seperti ini. Semua wanita hamil juga ingin dimanja, diperhatikan dan terlebih— dipijat kakinya.

"Tolong, aku lelah sekali," melasku memasang puppy eyes ala kadarnya. Sesungguhnya aku merasa geli dengan sandiwara menjijikan selayaknya anak TK seperti ini. Tapi jika respon Daniel tersenyum, itu tidak masalah bagiku.

Perlahan tapi pasti, aku merasakan gerakan seduktif dari gerakan dirinya. Tubuhnya mendekat padaku. Tidak! Lebih tepatnya wajahnya telah mendekat padaku, posisi teleng yang cukup sempurna untuk melakukan ciuman. Namun, yang kuduga salah, ia hanya mengecup bibirku dengan sekilas, namun terjadi berkali kali hingga terasa begitu lucu bagiku.

Dirinya membuatku tertawa di sela kecupannya, membuat gigi kami beradu hingga dirinya terkejut sambil menyentuh dua gigi depannya yang lucu. Ini mengingatkanku pada dirinya yang tak sengaja mengantukkan giginya dengan kaleng minuman hari itu.

"Kau bernafsu sekali padaku?" Godaku dengan mata terpicing, menelusuri tiap inci wajahnya yang kian menampilkan semburat merah hingga membuat dirinya begitu menawan.

Daniel nampak mengerutkan dahinya, mengalihkan pembicaraan dengan melihat kakiku. "Jangan memancingku, Sen?"

Tangannya bergerak memijat betisku. Namun perlahan tapi pasti gerakan tangan itu mulai merambat naik ke pahaku. Membuatku paham jika dia sedang bergejolak hebat. Aku menurunkan kaki dengan spontan, berpura-pura sakit perut.

Maafkan Ibu telah memanfaatkan dirimu di kondisi yang seperti ini, nak.

Entah sejak kapan tangan itu sampai pada punggungku. Mengelus sembari bersuara penuh kepanikan, "kau tidak apa? Mana yang sakit? Apa sudah waktunya? Kan belum sembilan bulan? Bagaimana jika kau prematur? Sayang, ayo ke rumah sakit saja. Aku tidak bisa memeriksa. Ayo sini aku gendong."

Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang