Bye

845 166 21
                                    

Song : Huhgak - Only You.



Malam telah berganti menjadi pagi. Namun pagi kali ini bukan membawa kebahagiaan, Sena sudah cukup menangis sesenggukan pada malam hari. Ia tidak bisa menjernihkan pikiran hanya karena kejadian tadi malam.

"Sena, aku pergi dulu. Tunggu disini, kau harus makan."

Tidak ada jawaban pagi tadi. Tidak ada sapaan tadi pagi.

Hingga disinilah Sena, duduk di satu meja bersama Seongwoo yang telah siap dengan makanan di tangannya. Hanya makanan ringan yang ia beli pagi-pagi sekali. Seongwoo duduk, mengamati Sena yang sedari tadi hanya diam dengan mata kosong.

"Sena, jika berat bagimu untuk pergi, lebih baik tidak usah pergi. Aku panggilkan Dan-"

"-tidak perlu. Aku akan tetap pergi. Jangan mencegahku, percuma. Karena aku benar-benar ingin pergi. Bukan sekedar pergi biasa, tapi pergi dan tak ingin kembali."

"Apa maksudmu?" Seongwoo menatap serius pada Sena, hal yang ia takutkan akhirnya datang. Hal dimana Sena merasa jenuh, hal dimana seorang Sena merasa lelah untuk hidup. "Aku tidak ingin kau melakukan hal gila di luar nalar. Jadilah orang yang bijak, karena itu akan membawa kebahagian walau sakit di awal. Jika kau ingin pergi, silahkan pergi. Tapi jangan lupa untuk kembali lagi bersama kita."

Sena tidak menjawab, ia kembali menimang kalimat Seongwoo. Sadar dengan ucapan Seongwoo, ia mengangguk. Hal yang tak pantas ia lakukan telah ia ucapkan kepada Seongwoo. Benar, ini hanya sakit di awal. Seterusnya Sena yakin akan ada kebahagiaan di akhir cerita dirinya.

Sena tersenyum, menunjukkan sebaris gigi putih yang bisa membuat Seongwoo tertular untuk ikut tersenyum.

"Kopernya sudah siap?" Sena mengangguk dan menunjukkan satu koper miliknya di samping pintu. "Mau pergi cepat atau-"

"Secepatnya kalau boleh."

Seongwoo mengangguk paham. "Ya sudah, habiskan makananmu sebelum dingin."





. . . .

Apa yang terjadi saat kata 'kenapa' keluar dari diriku? Hampa, tidak ada yang bisa membalas kata itu dengan baik kecuali Seongwoo. Dia bersamaku, menemaniku selama suka dan duka hinggap pada hidupku.

Tangannya berlambai padaku, ia bahkan menunjukkan senyuman tampan padaku. Berteriak kecil seraya menunjukkan wajah lucunya yang menawan. "Jangan lupa hubungi aku, sehat selalu dan jangan nakal."

"Ah, siap Boss!"

"Aku akan menjumpaimu,"

"Aku menunggu,"

"Sena?"

"Ya?"

"Aku mencintaimu."

Deg!

Aku diam, senyum yang tadi sempat terukir di bibirku berubah heran karena kalimatnya. Aku tidak bisa menjawab, aku takut untuk menjawab cintanya, karena aku sadar, aku tidak boleh membalas cinta pada orang lain, sedangkan cintaku ada pada seseorang yang lain. Itu namanya Fake Love.

Aku takut, aku kembali dilanda ketakutan. Aku cuma punya Seongwoo, tapi Lelaki baik itu malah melukai dirinya dengan berkata seperti itu.

Aku harus apa? Aku tidak bisa menghadapi hal semacam ini lagi!

Mataku memandang semu kearah Seongwoo, senyum Seongwoo benar-benar membuatku tidak bisa bicara. Aku berlari padanya, berjalan pelan saat jarak kami telah sempit.

Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang