How

632 131 18
                                    

Happy Reading.

Vote and comment.
Gak pake edit, typo? Bagi tau ya?







"APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI?!"

Suara besar nan berat itu terdengar sampai membuat Sena dan Daniel terkejut. Aktifitas berciuman mereka berhenti menjadi aura mencengkeram yang begitu gelap. Mengalahkan malam gelap hari ini. Daniel menatap Ayahnya dengan terkejut, sedang Sena sama sekali tak bisa melihat wajah murka itu.

"Naik!" Perintah sang Ayah pada Daniel.

Segera Daniel naik ke atas, meninggalkan kolam dingin yang begitu menyengat tubuh. Sang Ayah mendekat pada Daniel, menatap wajah pucat anak satu-satunya. Memandang penuh kecewa dan benci.

Plak!

Satu tamparan keras menghantam wajah Daniel, membuat Sena bangun dan memandang dua Pria itu bergantian. Memandang ketidak-inginan pada mereka yang saat ini dalam keadaan mencengkeram. Sena menunduk, "paman, tamparlah aku juga. Karena aku juga salah."

Daniel membulat, menarik Sena ke belakangnya. Bagaimanapun saat ini, Daniel tidak ingin memperkeruh keadaan. Semua serba salah, ia sebagai calon Ayah harus bisa membimbing Sena lebih.

Ayah Kang tertawa, memukul lengan Daniel dengan keras. Membuat Daniel ataupun Sena menatap bingung ke arah sang Ayah. Tiba-tiba suara menggelegar dari sang Ayah terdengar, tawa yang menyatu dengan rasa bangga terhadap dua manusia ini.

"Menikahlah, aku merestui kalian," ucap Ayah Kang.

Daniel membulat, bibirnya melengkung. Membentuk senyuman dengan dua gigi kelinci yang keluar begitu menggemaskan.

"Ayah serius?" Spontan Daniel bertanya. Sang Ayah mengangguk.

Daniel tertawa, memeluk tubuh sang Ayah dengan erat sembari memukul punggung sang Ayah dengan sangat bangga. Ia tersenyum lebar setelah restu telah terbuka lebar untuknya. Sena sendiri berdiri di belakang Daniel, hanya mampu menutup mulut sembari menggenangi matanya dengan air bening.

"Kemarilah menantuku. Maafkan aku yang sempat membuatmu menangis," ucap Ayah Daniel sembari membentang tangan, hendak memeluk calon menantunya.

"Ayah membuatnya menangis? Aku marah," ucap Daniel sedikit meledek kesal.

Sang Ayah tertawa, mengusap rambut hitam basah anaknya. Merasa gemas dengan apa yang anaknya ucapkan. Ia sadar, anaknya telah berubah menjadi pribadi yang dewasa dan penurut pada orang tua. Anaknya bahkan rela melakukan apa saja demi cinta yang telah ia dapatkan.

"Hanya mengetes menantuku. Ternyata kalian saling mencintai," ucap sang Ayah bangga.

Daniel terkekeh. Memeluk Sena dari samping sambil mencium kening Sena, "tentu saja, aku tidak akan sampai sejauh ini jika tidak mencintainya."

Daniel meraih tangan Sena, mencium punggung tangan itu dengan sayang. Kemudian berkata, "Sena, aku sungguh ingin kau jadi milikku. Aku sangat mencintaimu."

"Jangan sok romantis di depan Ayah. Jelas Ayah lebih tau banyak tentang hal romantis," ucap Ayahnya tiba-tiba. Membuat Daniel dan Sena terkekeh.

Beautiful Mistakes - Kang Daniel Ft Ong SeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang