12. It's Too Late

2.6K 442 27
                                    

Seorang gadisㅡdi flat kecilnya duduk dengan dikepung oleh enam orang. Dia tahu, siapa yang berada dihadapannya ini. Yang selalu di kagumi dan dipuja oleh masyarakat di sekolah mereka. Dan itu bukan tanpa sebab, pasti. Pikirannya jadi kacau.

"Jangan menuduhku terlebih dahulu jika kalian ingin menanyakan keberadaan Sohye," ucapnya cepat. IaㅡGyeom menunduk antara malu dan takut, tetapi ia juga sebenarnya khawatir dengan Sohye, teman sebangku yang konyol yang pernah ia temui.

"Kau sudah menjelaskan jika kau terlibat nona," sarkas Yoongi. "Apa yang ingin kau bela untuk dirimu sendiri?"

Kini Gyeom memberanikan menegakkan wajahnya menatap orang-orang itu. Wajah Jimin, ia memang selalu menyukai wajah angel Jimin yang sekarang menatapnya dengan lembut, tidak seperti yang lainnya, menatap dengan tatapan intimidasi.

Lebih baik ia menatap Jimin yang berada di sebelah Yoongi, mencoba ingin memberitahu jika ia juga korban.

"Tenang, hyung. Ia pasti takut dengan suara tinggimu," ucap Jimin setelah mengerti arti tatapan Gyeom, ia menenangkan Yoongi dengan mengusap bahu pria itu.

"Kau tidak tahu jika kekasih Jungkook akan mati huh?! Tidakkah kau kasihan dengan sahabatmu itu?!"

Jimin bungkam, begitupun dengan Gyeom. Setitik air mata lolos dari sudut matanya. "Mianhae-yo, tapi disini nyawaku juga taruhannya."

Tangannya menyeka ketika air mata itu bertambah deras. "Yeonji-ssi ... Dia menyuruhku untuk mengawasi gerak-gerik Sohye dan Jungkook, jika tidak ia mengancamku akan dikeluarkan disekolah bahkan ia akan memusnahkanku jika tidak mau bekerja sama dengannya,"

Namjoon langsung mendekat, mengusap bahu gadis itu yang sedikit bergetar karena menahan tangis. "Kami akan membantumu, kau tenang saja."

Hoseok juga menanggapinya dengan senyum mataharinya. "Ya, tapi kami juga ingin tahu dimana mereka ... menyulik Sohye."

Gyeom dengan mimik wajah yang ragu, lalu berlirih pelan. "Mereka di Paju, bagian selatan Pamunjeom Eoryeong-ri."

***

Sohye dipaksa untuk menaiki tangga per tangga untuk naik ke atap. Kakinya sedikit pincang karena ia sempat jatuh karena di dorong oleh Yeonji dari belakang. Wajahnya tampak babak belur karena ditampar berkali-kali dan itu sangat keras akibat Yeonji. Perempuan itu terlihat mengerikan, seperti monster. Namun Yeonji tidak tahu jika Sohye sendiri jika mengamuk akan melebihi monster.

Hanya saja, Sohye sendiri punya rencana yang tak akan diketahui oleh siapapun. Termasuk, Jungkook. Rencana yang ia pertimbangkan lebih ketika mereka pindah dan tinggal bersama.

Disisi lain, Jungkook sendiri yang memang tidak disentuh karena berkat Yeonji sendiri. Namun lebih dari itu tentu Jungkook lebih baik memilih dirinya yang terluka daripada melihat kekasihnya kacau seperti ini. Dia sangat menyesal. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua tangannya di cekal dengan erat. Bukan hanya Bobby, tapi juga teman Dean yang lainㅡyaitu Doyoung. Pria pertama yang ia ketahui saat ingin memukul dirinya.

Sohye terbatuk. "Kau akan menyesal, Yeonji-ya. Kita teman bukan?"

Yeonji hanya tersenyum miring. "Begitukah?" Wajah bengis miliknya kemudian berubah dengan tawa sinis, lalu menampar wajah Sohye yang sudah memerah.

"Tutup mulutmu, jalang! Kau yang tidak tahu diri mendekati pangeranku. Tentu aku masih baik karena aku tidak menyuruh Dean menyetubuhimu di depannya."

Jungkook menggeram. "You, you're a bitch, Yeonji-ssi. Itu hanya obsesimu jika ingin memilikiku. Karena aku tidak akan jatuh padamu. Karena aku hanya mencintai Sohye."

Yeonji berkilat marah. "Jatuhkan dia sekarang, Dean!"

Jungkook langsung membelalakkan matanya, merasa panik. Ia terus memberontak tapi kedua tangan Bobby dan Doyoung terlalu kuat mengikat tangannya.

Dean hanya menyeringai, lalu mengangguk. Sohye memejamkan matanya, dalam hati ia merapalkan do'a. Wajahnya yang luka dan bengkak akibat menangis juga, itu membuat tidak punya pilihan juga ingin melawan.

"Kau tidak ingin ada permintaan terakhir?"

"Apakah jika permintaan terakhir-ku untuk memeluk Jungkook akan kau izinkan?"

Yeonji ingin protes namun Dean memberinya kode agar mereka diberi sedikit kesempatan. "Toh, terakhir."

Dean melepaskan cengkeramannya pada Sohye dan membiarkan gadis itu menghambur ke pelukan Jungkook, walaupun pria itu tak akan bisa memegang Sohye karena cengkeramannya tidak dilepaskan.

"Aku akan selalu mengingatmu, Kookie," bisik Sohye lirih, bersamaan air mata mereka sama-sama terjatuh. Pria itu merasa tidak bisa berbuat apa-apa untuk Sohye, ia ingin memaki dirinya sendiri.

Tanpa diperingatkan Sohye kembali, ia sendiri menuju pinggiran atap, lalu naik ke undakan yang tertinggi. Gedung ini tidak terlalu tinggi, tapi Sohye masih berharap, jika ini bukan akhir dari hidupnya.

"Terlalu lama." Dean langsung menjegal kaki Sohye hingga gadis itu meringis dan lalu kehilangan keseimbangan, jatuh terhempas ke bawah.

"SOHYE!"

Dduak!

"DIAM DITEMPAT!"

Pintu atap terbuka kasar. Jungkook merasa lemas karena ketika ia tahu bahwa sahabat satu gengnya datang terlambat, membawa polisi. Amarah nya mencuat, ia langsung memukul Dean ketika tangan yang mencekal dia sudah diborgol oleh polisi.

Ketika ia ingin memukul lagi, ia merasakan pening di kepalanya. Mungkin akibat tidak makan dari semalam. Jungkook pandangannya mulai mengabur, ketika ia ingin memperjelas penglihatannya. Dan detik kemudian, semuanya berubah menjadi gelap.

"Jungkook!"

-------------------------

Nahloh, gimana keadaan Sohye?😏

Kalo, typo mohon dibenarkan kawan. Karena biar jika sudah ending, aku tydack usah revisi.

 Karena biar jika sudah ending, aku tydack usah revisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ig. Its.yourscrittlare
Desember 06, 2018.
On revision,
Oktober 31, 2020

𝐋𝐎𝐎𝐊 𝐇𝐄𝐑𝐄 [여기봐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang