15. I miss you, but I can't

2.8K 460 22
                                    

Jungkook terlalu fokus pada laptopnya. Ia mengabaikan teman-temannya yang berada disekeliling, sibuk mengoceh tentang fans mereka yang berlebihan. Itu sedikit menyentil perasaannya, mengingatkan tentang gadis yang ia cintai.

"Kadang aku muak dengan semua ini," ucap Taehyung sambil memakan pizza.

"Makan dulu dengan benar, jangan terus mengomel," cicit Jimin.

Pun Yoongi menyela. "Tapi apa yang dikatakan Taehyung memang benar. Kalian tidak merasa muak dengan semua ini?"

"Mereka yang terlalu fanatik dengan kita seakan tak ada kehidupan selain melihat kita. Bahkan, lebih parahnya hanya karena mempunyai kekasih, mereka tidak menyukainya dan mencemoohnya. Menyedihkan."

"Aku setuju. Mereka terlalu merepotkan," keluh Hoseok.

"Walaupun begitu ambil sisi baiknya saja. Fokus kita hanya untuk belajar dan bermain saja kan disini," nasehat Jin.

"Apa yang dikatakan Jin-ssi ada benarnya juga. Tidak buruk juga mempunyai para fans meskipun kita bukanlah idola sungguhan."

Pria bersurai coklat yang memilih untuk diam karena sedang mengerjakan tugas angkat bicara.

"Berbeda dengan gadis itu. Dia hanya mengagumi kita untuk dijadikan objek lukisan."

"Siapa maksudmu, Jungkook? Sohye?" tanya Jin.

Pria bersurai coklatㅡJungkook mengangguk dan kembali berkutat pada laptop-nya.

"Kalian juga mengenalnya rupanya."

Namjoon menenggak cola-nya. "Dia pelukis berbakat. Kau ingat saat dia menjatuhkan kanvasnya di depan kelas, Jin-ssi? Aku melihatnya melukis Jungkook."

"Melukis Jungkook? Jinjja?" tanya Hoseok.

"Geurae."

"Whoa, daebak! Apa kau mengetahuinya, JK?" tanya Jin dengan menyebut Jungkook dengan panggilan khas-nya.

"Ah, molla. Aku sekedar tahu dia seorang pelukis. Kebetulan dia sekelas denganku. Dan aku pernah memergoki dia menggambar kita saat kita bermain basket."

Jungkook tanpa mengalihkan tatapannya pada layar selebar telenan itu menjawab. Tapi dalam lubuk hatinya, ia mengiyakan.

Aku merindukanmu, Kim Sohye.

Yang lain hanya menatap iba. Di lain sisi mereka sangat jengkel mengapa Jungkook tidak berterus terang seperti ia berterus terang pada Yoongi. Tapi disatu sisi, mereka mengerti, bahwasannya Jungkook terlalu melindungi Sohye tapi yang nyatanya sekarang, gadis itu sekarang tidak mengingatnya.

Tapi seseorang dari mereka terus menerus menatap Jungkook dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, seolah hanya dengan tatapan, ia bisa mengutarakan dalam diam.

***

Sohye mendorong kursi rodanya ke lapangan basket indoor, merasa aneh karena tiba-tiba ada seseorang yang memberinya surat dan orang itu langsung meninggalkannya. Ia sedikit trauma, tentu saja. Kedua kalinya ia menerima surat seperti itu tanpa nama pengirim. Jadi untuk berjaga-jaga, ia sudah menelepon Yena untuk menjemputnya.

Hatinya sudah berdebar dan berharap-harap cemas, walaupun Gyeom tadinya sudah mencegah untuk tidak datang, tapi ia hanya penasaran, mengapa harus mengirim surat ketimbang berbicara langsung padanya itu lebih mudah.

Sohye tersentak saat seseorang menutup matanya. Lalu perlahan, tangan itu menjauh seiring presensi seseorang yang menutup matanya tadi menghadap ke arahnya.

𝐋𝐎𝐎𝐊 𝐇𝐄𝐑𝐄 [여기봐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang