Jungkook terbangun. Matanya mengerjap, memandangi langit-langit ruangan yang berwarna putih. Kepalanya terasa pening, tapi ia lekas teringat mengapa ia jadi pingsan seperti ini. Ia lalu melihat tangannya yang di-infus lalu melihat ke sekeliling. Sudah berapa lama ia di sini? Dan mengapa ... SOHYE?
Matanya membulat ketika ia teringat Sohye terjatuh dari atap gedung, pikirannya mulai bercabang kemana-mana. Ia ingin mencabut infusnya tapi tidak terjadi ketika presensi Namjoon membuka pintu ruangan.
"Apa yang kau lakukan, Jungkook?!"
"Hyung, akuㅡ" Jungkook terdiam, ia tak melanjutkan kata-katanya. Apa Namjoon dan yang lainnya mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan Sohye?
"A-apa yang terjadi, hyung?"
Namjoon mengernyit bingung. "Apa kau tidak ingat?" Pria itu lalu meletakkan paperbag yang Jungkook yakini itu adalah pakaiannya. "Kau di culik oleh sasaeng. Yoongi hyung yang memberitahu kita semua lalu menyelidikinya."
Jungkook sedikit mendesah lega ketika mendengarnya. Terbesit rasa bersalah walaupun ia ingin menceritakannya. Sohye? Apa kabar dengan gadis itu? Apakah tidak ada salah satu dari mereka atau polisi yang mengetahui keberadaan mereka?
"Lalu, orang-orang itu?" tanyanya sedikit ragu.
"Ah, mereka tentu sudah diurus oleh pihak yang berwajib."
"Kau sepertinya terlihat tidak senang." Namjoon menyadari adanya guratan sedih di wajah Jungkook. Namjoon menyadari jika Jungkook sedang mengkhawatirkan Sohye. Pria itu sendiri bingung, ketika ia tidak mendapati gadis itu dimana-mana. Karena menurut penculiknyaㅡDean, pria itu menjegal kaki Sohye hingga gadis itu terjatuh. Namun, buktinya ia tidak menemukan jejak apapun disana. Kecuali jejak darah bersimbahan dimana-mana. Itu membuat ia dan teman yang lain merasa menyesal karena terlambat datang.
"Aku tidak senang karena mereka menjadikan kegelisahanku jadi berkali-kali lipat,"
Namjoon menghela napas. Benar kata Yoongi, Jungkook terlalu tertutup untuk bercerita walaupun ia sendiri sudah tahu. Sedikit kesal karena bocah itu selalu menyembunyikan sesuatu ketika ada masalah.
Itu membuktikan bahwa dirinya dan yang lain juga harus menyembunyikan fakta bahwa mereka tahu. Walaupun sebenarnya ingin sekali Namjoon bertanya mengapa Jungkook seperti ini. Tetap tenang meskipun ia tahu bahwa Sohye jatuh dan sekarang gadis itu menghilang.
"Boleh meminjam ponselmu hyung? Aku ingin menelpon Yoongi hyung."
Namjoon tanpa bertanya apapun, ia langsung memberikannya pada Jungkook. Karena ia memang sudah tahu.
"Aku akan ke minimarket sebentar kalau begitu. Yang lain akan datang kesini sebentar lagi. Mungkin Yoongi hyung jugaㅡingin menitip sesuatu?"
Jungkook mengangguk. "Em, buku gambar dan pensil."
Tanpa bertanya juga, Namjoon langsung keluar. Jungkook menatap ponsel Namjoon, lalu menggeser layarnya. Melihat walpaper-nya, ia jadi teringat Sohye lagi. Batinnya meringis, sudut matanya sudah menangis. Di walpaper itu ia melihat Namjoon dengan seorang perempuan, ia yakin itu pasti kekasih Namjoon yang selalu ia dengar karena gadis yang dipacari Namjoon ini adalah model walaupun masih bersekolah.
Ia harus menelan kenyataan yang pahit, mengapa harus dirinya yang seperti ini? Apa salah jika ia mempunyai kekasih seperti Sohye? Toh, mereka sama-sama manusia.
Ia cepat-cepat mengusap bawah matanya, lalu mengetikkan sesuatu di ponsel milik Namjoon.
"Yeoboseyo, hyung. Apakah kau tahu dimana dan bagaimana kabar Sohye sekarang?"
***
Setelah keluar dari rumah sakit, Jungkook lebih murung dan pendiam. Karena ia juga tidak punya luka yang serius, itu yang menyebabkan ia pulang cepat dari sana. Menurut kabar dari Yoongi tempo hari jika Sohye hilang saat pria itu mencari keberadaannya.
Bukankah jika Sohye terjatuh, perempuan itu masih ada disana? Mengapa tidak ada?
Mengapa dunia tidak berpihak padanya lagi?
Tak lama kemudian, ia melihat presensi Gyeom mendekat. Ah, sekarang waktunya istirahat. Jungkook sampai tidak menyadarinya karena terlalu lama merenungkan Sohye yang menghilang.
"Jungkook-ssi," Gyeom menunduk ketika ditatap dengan bingung oleh Jungkook.
"B-bagaimana keadaan Sohye? Mengapa ia tidak masuk?"
Jungkook mengernyit. Apakah Gyeom sudah tahu hubungan merekaㅡJungkook dengan Sohye? Ah, Jungkook jadi bingung sekarang.
"M-mianhae-yo." Gyeom langsung berkata lagi karena tak kunjung mendapat jawaban. "D-dia teman baikku tapi aku sudah berbuat buruk padanya."
Jungkook mulai mencerna kalimat yang diucapkan oleh Gyeom. Ouh, bukankah waktu itu Yeonji dan Gyeom berada disanaㅡdi kantin ketika mereka makan bersama. Ia tak tahu jika ... berarti Gyeom juga dalang akibat diculiknya Sohye?! Lantas raut wajah Jungkook berubah menjadi dingin.
"Apa setega itu untuk melakukan pada teman sendiri?"
Tangis Gyeom pecah, dia membungkuk berkali-kali di hadapan Jungkook, mengucapkan kata maaf. "Semua ini memang salahku, tapi aku terlalu takut dengan ancaman Yeonji," Jungkook menghela nafas. Toh, jika memaafkannya ataupun tidak Sohye juga tidak kembali.
"Katakan padaku, apa aku salah mencintai Sohye?" lirih Jungkook. Manik matanya memandang lurus. "Dia memang gadis biasa. Apa itu salah?"
Gyeom mengelap air matanya sambil menggeleng, bahunya sedikit bergetar karena terisak. "Sebelum Yeonji mengancam pun aku selalu mendukung kalian walaupun Sohye tidak pernah bercerita. Dia terlalu tertutup, tapi aku selalu menghargai privasi-nya. Aku juga termasuk fans-mu, Jungkook-ssi. Tapi, aku tidak bisa melarang siapa yang akan kau sukai nantinya, karena itu pilihanmu. Cukup melihatmu bahagia itu sudah menjadi kesenangan tersendiri untukku."
Jungkook termenung. Guratan senyum sendu terpampang, tersimpan luka yang begitu pedih.
"Seandainya jika yang lainnya seperti dirimu, Sohye pasti masih disini bersamaku."
Dan seandainya itu benar-benar terjadi, Jungkook akan selalu melindungi Sohye bagaimanapun caranya.[]
-------------------------
Tbc. :))
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IG. Its.yourscrittlare Desember 14, 2018. On revision November 06, 2020