19. Be There

2.6K 409 30
                                    

Sohye sebenarnya merindu yang teramat sangat. Tak ingin berbicara dengan Jungkook terlalu lama, karena hatinya akan goyah. Apalagi bisikan pelan Jungkook yang mengatakan pria itu merindukannya. Ia memang berbohong, karena ia mengatakan hal yang sebaliknya. Dengan mencemooh Jungkook mengapa berbicara dengan suara pelan. Tapi, apa yang dilakukan Jungkook pun di luar dugaan. Tangan kekar itu merengkuh wajahnya, mencium membabi buta, mengekspresikan segala rasa rindunya yang menyakitkan. Lantas, pertahanannya pun ikut runtuh. Membalas dengan rindu yang menggebu-gebu. Persetan, walaupun ia akan memberi kebohongan yang lain setelahnya. Katakan saja ia memang egois.

Jungkook memberi ruang setelah melepaskan ciumannya, Sohye memalingkan wajahnya ke arah lain. Pun suasana berubah menjadi canggung. Sohye tak tahu, berapa banyak ia akan berbohong. Ingin berargumen nyatanya bibirnya sudah kelu. Pipinya pun masih memanas sedari tadi. Jungkook pasti mengira ia yang tidak-tidak. Bodoh.

"Terima kasih, Hye. Rasanya ada yang ingin kau sampaikan dan aku sudah mengerti."

Sohye tertegun. Apakah Jungkook tahu bahwa Sohye akan mengatakan jika ia terbawa suasana saat membalas ciumannya?

Jungkook terus mengurai senyum, ketika Sohye menyembunyikan wajahnya di kedua telapak tangannya. Ia menangkup wajah Sohye, mengamati surai panjangnya yang berantakan, tapi tak menghilangkan kesan cantik naturalnya.

Sudut bibirnya terangkat, lalu mengurai senyum sendu. "Kau ingin mengatakan jika terbawa suasana bukan?"

"Itu sangat konyol, Hye." Jelas-jelas aku merasakan kau juga merindukanku, batin Jungkook meringis. Jungkook memotong ucapan Sohye ketika ingin menyangkalnya, lalu beranjak membawanya kembali pada Yena. Yena dan Hwan terlihat tidak begitu akrab. Diam dan sibuk dengan ponsel masing-masing. Tapi ketika mereka datang, Hwan dan Yena sangat antusias.

"Sohye!"

Jungkook mengernyit. "Aku seperti penyelamat saja, membawa Sohye pulang karena selamat dari penculikan."

Hwan menepuk bahu Jungkook seperti teman yang sudah akrab. "Hei, boys. Aku sudah tahu namamu. Kita harus berteman, salam kenal, ya!"

"Aku tidak peduli." Jungkook melenggang pergi, setelah beberapa meter berjalan, ia berbalik. "Noona, jaga Sohye untukku."

Raut wajah Hwan berubah menjadi masam. Diabaikan lagi oleh Jungkook, padahal pria itu baik-baik saja ketika berbicara dengan Sohye. Sedangkan, Sohye dalam hati merutuk, Jungkook itu memang tidak bisa menghargai perempuan sekali ya, kecuali orang-orang terdekatnya. Mau bagaimanapun juga, Jungkook tidak boleh seperti itu terhadap Hwan. Tapi ia juga tidak bisa bilang kepada Hwan jika Jungkook pernah menjadi bagian hidupnya.

"Hwan, aku dan Yena eonni pamit pulang ya. Aku akan sering mengabarimu sekarang. Terima kasih karena kau masih membantuku."

Hwan lalu tersenyum dan segera memeluk Sohye. "Jika itu untukmu, aku akan selalu senang membantumu, Hye. Jaga dirimu baik-baik."

***

Jimin memikirkan sesuatu yang aneh terjadi beberapa hari ini. Ya, sebenarnya ia merasa bahwa Yoongi sedang memusuhinya. Dilihat dari cara pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan dan biasanya Yoongi akan berinteraksi dengannya walaupun hanya sekali. Jimin bahkan tak tahu, ia mempunyai salah apa pada Yoongi. Hal itu hanya dirasakan olehnya, selebihnya sepertinya Yoongi baik-baik saja dengan anggota geng yang lain. Ini aneh!

Maka dari itu, Jimin mencoba menemui Yoongi ketika pria pucat itu habis latihan basket di lapangan indoor. Ia tak ingin kesalahpahaman apapun pada sahabat-sahabatnya. Walaupun dengan keadaan sekarang, ia menyembunyikan fakta bahwa Sohye hanya pura-pura lupa ingatan dari Jungkook. Ini demi kebaikan Sohye sendiri yang mengalami trauma cukup berat.

𝐋𝐎𝐎𝐊 𝐇𝐄𝐑𝐄 [여기봐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang