𝐋𝐎𝐎𝐊 𝐇𝐄𝐑𝐄 [여기봐]

22. The Truth Untold

Jungkook sudah berjanji dalam hatinya jika mulai hari ini dia harus melindungi Sohye ketika kesempatan itu masih ada. Ia akan membiasakan dirinya mendekati Sohye dengan cara terang-terangan. Dia harus berusaha bagaimanapun tetap disamping Sohye, agar ia bisa melindungi Sohye. Setidaknya berada di sekolah, karena mereka bukan lagi tinggal bersama yang seperti dulu walau hanya dalam kurun satu hari, mengakibatkan gadis itu terluka, tak ingin terulang lagi sebab teror itu masih menginginkan siapapun yang menjadi gadisnya pergi. Ia cukup lega karena sekarang Yena-lah yang menjaga gadis itu di flat-nya. Tapi, untuk menjaga gadis itu di flat juga ide yang bagus. Karena ibu dan kakaknya hanya tahu bahwa ia tinggal di apartemen, ia akan mulai memikirkannya nanti.

Lantas awal mulanya ia berbicara pada Gyeom agar ia yang akan makan siang bersama dengan Sohye. Karena kebetulan sekali Yena tidak membawakannya bekal, jadi Jungkook bersyukur ia bisa mengajak makan siang bersama walaupun sejujurnya gadis itu awalnya menolak.

Malu katanya karena pasti akan banyak orang memperhatikan.

Jungkook sudah sadar akan hal itu. Ia dengan sengaja melakukannya karena ingin membuat Sohye merasa pria itu yang selalu ada di sampingnya. Tapi, ia lupa jika para sahabatnya tidak pernah tahu, dan termasuk insiden langka karena Jungkook sering menolak kehadiran siapapun yang menyukainya, lantas sekarang mengajak seorang perempuan berkursi roda ini makan siang? Itu benar-benar membuat beberapa siswa saling berbisik-bisik membicarakan keduanya dan mendapat banyak respon positif walaupun tak sedikit juga respon negatif karena Jungkook terlalu sempurna untuk gadis berkursi roda seperti Sohye. Namun, Jungkook tak menghiraukan. Lagipula, ia sudah bangga untuk mempunyai Sohye di sisinya, dan, ia lupa, bahwa Sohye sedang amnesia.

Jungkook menatap Sohye yang semakin menundukkan kepala. Sepertinya, sahabatnya termasuk siswa-siswi yang berada di kantin menanti jawabannya. Pria itu mengembuskan napas panjang.

"Aku kira ini hanya salah paham. Maksudku, ini adalah tentang aku pribadi dengan Sohye. Terlebih, karena kalian tahu aku mendekati Sohye, aku tidak ingin siapapun mengganggu kami, termasuk menganggunya."

Jungkook berultimatum dengan tegas untuk semua yang ada disana dan diantaranya pun Jimin tersenyum kecil. Jimin merasa Jungkook berusaha melindungi gadis itu, walaupun Sohye amnesia, pria itu tidak bisa meninggalkan Sohye dalam kesendiriannya. Atau memang Jungkook tidak bisa jika Sohye pergi darinya.

Yoongi hanya menyeringai tipis. Ia rasa Jungkook memang benar-benar ingin melindungi kekasihnya. Sekali saja, Yoongi pernah punya keinginan untuk berbicara dengan tenang dengan Sohye, tidak seperti kemarin-kemarin yang saling memperdebat satu sama lain. Jika diingat-ingat itu momen yang bahkan membuat geli sendiri. Pun Yoongi malu, mengatakan yang tidak-tidak, walaupun sebenarnya ia tahu, namun tetap membiarkannya.

Sahabat yang lain pun hanya mengangguk-angguk, lagipula mereka kan sudah tahu siapa Sohye bagi Jungkook. Siswa-siswi yang berkeliaran di kantin terdiam. Yerim yang baru saja sampai di kantin dengan sahabat-sahabat nya pun bertanya-tanya apa yang terjadi. Salah satu siswi menunjukkan tentang eksistensi Jungkook dengan Sohye yang mana membuat Yerim terhenyak, tidak percaya.

"Kim Sohye, kan?"

Yerim bertanya pada salah satu sahabatnya, yaitu Jangeun yang dibalas dengan anggukan. Gadis itu mengusap dagunya, "Dia sudah merebut posisimu disana. Kau ingin melakukan sesuatu padanya?"

"Ani," sahut Yerim dengan cepat. Raut wajahnya berubah menjadi sinis. "Aku tidak pernah berurusan dengan gadis yang lemah. Jadi, biarkan saja."

Yerim baru tahu jika Jungkook menyukai gadis yang dikenal sebagai pelukis dan smart girl ini. Alasan ia tidak ingin menganggu adalah memang benar seperti ucapannya, namun ia juga berpikiran hal lain. Kim Sohye itu, sekalipun bukan gadis bar-bar, ketika melihatnya, cukup rumit jika harus mempunyai masalah dengannya.