Pentas

890 107 5
                                    

Ingin rasanya Suga menginjak pedal gas mobilnya sedalam mungkin agar dapat tiba secepatnya. Namun, apa daya ketika jalan sedang dipadati oleh lautan kendaraan lain.

"Ah, sial," umpatnya sambil menekan klakson berkali-kali.

Satu yang dipikirkan Suga saat ini yaitu gadisnya. Jangan sampai dia telat dan membuat Nayeon kecewa. Suga memang menyukai wajah marah dan merajuk Nayeon, tetapi tidak dengan raut kecewa. Apalagi jika dia sendiri menjadi penyebabnya.

Suga melirik jam yang berada di atas dashboard mobilnya, pukul delapan kurang lima menit. "Semoga masih sempat."

Di lain tempat. Nayeon tampak menghubungi seseorang dengan cemas. "Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau...." Selalu itu yang dia dengar.

Ceklek..., pintu terbuka dan muncullah seorang gadis berdarah Jepang yang juga sahabatnya. "Mina, apa Suga sudah datang?"

"Belum, aku sudah mencarinya di luar, tetapi tidak ketemu. Mungkin dia masih di jalan."

Sedikit raut kecewa timbul di wajah cantik Nayeon. "Nayeon rasa ingin menangis," ucapnya sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Yak, jangan menangis. Nanti make up-mu rusak."

Tepat saat itu, pintu ruangan kembali terbuka dan muncullah seorang lelaki yang bisa dibilang pendek. "Nayeon-ah, sebentar lagi giliranmu. Ayo ke backstage," ucap pria bernama Park Jimin tersebut.

Dengan sedikit berlari, Suga memasuki gedung yang bertuliskan "Gedung Kesenian", pria yang selalu terlihat rapi tersebut kini tampak acak-acakan—dasi longgar dan jas yang ditenteng.

Tepat ketika dia memasuki aula tempat Nayeon pentas, saat itu juga Nayeon menaiki panggung. Pandangan mereka sempat bertemu dan Suga melemparkan gummy smile-nya. Dia juga sempat mengucapkan "fighting" walaupun tanpa suara.

Nayeon yang terkenal manja dan tak bisa apa-apa, sangat berbeda saat di panggung. Apalagi saat musik telah dimainkan. Gadis itu seakan menjadi orang lain, tubuh lampainya akan bergoyang mengikuti irama lagu.

Saat musik berhenti, tepuk tangan meriah langsung menggema di seluruh aula. Suga pun menatap kekasihnya dengan bangga.

To be continued....

Hari: 7
Keyword: lampai
lam·pai a 1 tinggi dan ramping (tt tubuh dsb); 2 mudah dilenturkan (tidak kaku);
me·lam·pai v bergerak berayun-ayun (daun, ranting, kayu-kayuan, dsb); meliuk-liuk (tt tubuh dsb);
ter·lam·pai v melampai.

Andieeeeer
Pinrang, 7 Desember 2018

[31DWC] SUGARMINTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang