Luka

805 100 13
                                    

"Nayeon tidak mau." Dahi Suga mengkerut mendengar jawaban Nayeon yang tidak biasanya.

"Kenapa?"

"Pokoknya Nayeon tidak mau!"

Klik.... Sambungan telepon pun terputus membuat Suga semakin heran. Biasanya Nayeon selalu bersemagat jika ia ajak keluar, bahkan terkadang gadis kelinci itu yang memaksa agar mereka dapat bertemu.

"Pasti terjadi sesuatu," gumam Suga yakin lalu mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja.

Tanpa mengetuk pintu, Suga langsung masuk ke flat kekasihnya. Nayeon yang sedang asyik menonton sinetron kesukaannya langsung terperanjat melihat keberadaan Suga.

"S-Suga kok ada di sini?" tanya Nayeon sedikit tergagap sambil menyembunyikan tangan kanannya ke bawah bantal. Sayangnya gerakan Nayeon tersebut tidak luput dari mata sipit Suga.

"Tangan kamu kenapa?" tanya Suga balik tanpa menjawab pertanyaan Nayeon.

"Tidak apa-apa," jawabnya sambil mengangkat tangan kirinya.

"Tangan kananmu."

"T-tapi Suga janji jangan marah?"

"Kenapa dulu?"

"S-sebenarnya...."

"Sebenarnya kenapa?" Suga jadi greget sendiri akan tingkah kekasihnya, sebenarnya ia ingin langsung menarik saja bantal yang Nayeon gunakan untuk menutup tangannya. Namun, ia lebih ingin Nayeon jujur dan terbuka padanya.

"Sebenarnyatangannayaonmelepuh," ucap Nayeon cepat dan tanpa spasi, membuat Suga bingung mendengarnya.

"Apa?"

"Tangan Nayeon melepuh," cicit Nayeon sambil mengeluarkan tangan kanannya yang telah dibalut secara asal-asalan.

Nayeon menunduk karena takut akan respon Suga, tetapi Suga tidak kunjung bergerak ataupun mengatakan sesuatu membuat Nayeon mengangkat kembali kepalanya yang berhadiah sentilan di dahinya.

"Appo." Nayeon menggosok dahinya yang sebenarnya tidak sakit.

"Kau apakan tanganmu?" tanya Suga dengan nada khawatirnya. Ia meringis ketika membuka perban di tangan Nayeon,

"Tadi Nayeon memanaskan makanan dari Bibi Shin. Terus Nayeon tidak sengaja pegang pancinya tanpa alas."

"Astaga, apa kau tidak tahu itu panas?"

"Nayeon lupa."

Ingin Suga memarahi Nayeon akan sifatnya yang sering menceracam itu. Tetapi ia selalu saja tidak mampu.

"Jangan lakukan itu lagi, kau membuatku khawatir."

"Maaf," jawab Nayeon sambil memeluk pinggang Suga yang berdiri di hadapannya.

To be continued....

Hari: 13
Keyword: menceracam
men·ce·ra·cam v melakukan sesuatu tanpa perhitungan (nekat, asal berani saja); membabi buta.

Andieeeeer
Pinrang, 13 Desember 2018

[31DWC] SUGARMINTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang