one ; meet

11.1K 1K 19
                                    

"Nama ku Lee Jeno, salam kenal."

Semua murid terdengar antusias; kecuali dengan lelaki bersurai coklat yang duduk di bangku pojok tengah. Sedikit jenuh dengan suasana yang terpusat pada lelaki bermata bulan sabit itu.

"Lee, kau bisa duduk di dekat Na Jaemin. Angkat tanganmu, Tuan Na."

Pemuda bersurai cokelat tadi mengangkat tangan nya malas. Pemuda Lee itupun duduk di sampingnya, ada sedikit penyesalan menyelimuti hati Pemuda Na tersebut karena dia memilih duduk di bangku belakang dekat bangku kosong.

"Halo, Na Jaemin. Mungkin kita bisa lebih akrab setelah ini,"

"Hm."

Jeno diam. Dia hanya membalas dengan tatapan datarnya. Ternyata Pemuda Na ini sarkas juga, ya.

Padahal aku sudah berusaha baik. Pikirnya kesal sambil menyiapkan buku - buku nya.

✴mission✴

Waktu istirahat adalah waktu yang digemari oleh pemuda bersurai cokelat itu, dia langsung pergi keluar begitu saja, meninggalkan siswa baru bermarga Lee itu yang terdiam tak mengerti.

"An-anyyeong hasseo!"

Pemuda bersurai hitam legam itu dikejutkan oleh suara imut dari empunya. Ia menengok kearah seseorang yang baru saja menyapanya, pemuda bertubuh mungil dengan gigi gingsul. Wajahnya imut sekali. 

"Huang Renjun." jawabnya sambil menampakkan gingsul nya. Sungguh sangat manis.

"Lee Jeno."

Lelaki bersurai hitam itu menjabat tangannya dengan Pemuda Huang itu.

"Oh ya, kamu tidak ke kantin?"

"Aku bisa kesana, tapi aku tidak mengerti seluk beluk sekolah ini." Kata Jeno; sedikit menggunakan majas menyindir khas nya. Membuat Renjun tersenyum canggung.

"Ah, iya. Haha--" Pemuda Tiongkok itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kutemani kau, ya?"

Jeno mengangguk sebagai pernyataan bahwa dia setuju. Mereka pun segera beranjak keluar.

✴mission✴

"-----dan yang terakhir,

Kantin sekolah."

Jeno tercengang habis-habisan, dia tidak menyangka kantin sekolah yang dia tempati; bagus sekali.

Berada di sebuah ruangan yang tidak begitu besar, disamping ruangan kelas 10 apalah itu, dengan stand yang berjejer2 lengkap dengan wastafel.

"Nah mari kita cari tempat duduk,"

Gotcha! Di ujung kiri kosong.

Mereka duduk disana, terlihat ramai sekali.

"Jeno, kamu tunggu disini, kamu ingin apa?"

"Samakan saja denganmu."

"Oke-"

Tanpa banyak berbicara Pemuda berdarah Tiongkok itu segera beranjak dan memesan makanan, Jeno memainkan smartphone nya sambil menunggu teman barunya itu datang dengan baki makanan.

Tapi ada yang membuat perhatian Jeno teralihkan dari smartphone kesayangannya itu, targetnya yang sedang berlari di ramainya kantin itu. 

"Jaemin! Ayo cepat, kamu itu lama sekali sih, sialan!"

Pemuda Na yang merasa dipanggil namanya itu menoleh, pemuda bersurai pirang itu menghampirinya. "Kami sudah menunggumu! Lama sekali!"

Kami?

Jeno dapat melihat dengan jelas bahwa pemuda bersurai pirang itu sendirian, apakah dia salah ucap?

"Ne hyung, aku akan kesana, kajja!"

Targetnya itu pergi menjauh dari kantin. Dengan pemuda bersurai pirang yang kelihatannya bukan seorang murid--apakah dia kakaknya?

"Ini,"

Jeno agak sedikit terkejut mendapati Renjun yang sudah didepannya dengan baki makanan berisi, dia memberi isyarat agar menggeser tangan Jeno dari meja agar dia bisa meletakkan baki itu.

"Kamsahamnida."

"Tidak usah formal-formal, gomawo saja cukup," Jawab Renjun sambil memberikan makanan milik Jeno.

"Ne, gomawo."

Jeno mengambil piring yang ada di hadapannya dan memakannya.

✴mission✴

Target five: Na Jaemin

Height : 176 cm

Age : 18 years old.

Hobby : making noise, clumsy, play basketball.

Lelaki bersurai hitam itu menelusuri data melalui laptop peretasnya, yang bisa mengetahui apapun, termasuk rahasia seseorang.

Secret : Jaemin don't like a new friend because he has traumatic, and he was a target too before you making he's your target.

Apa? Trauma? Dan- dia juga sudah pernah menjadi target?

Tapi laptop peretasnya hanya bisa menelusuri jejak pemuda yang menjadi targetnya sejak seminggu yang lalu.

"Kamu harus bisa membawa darahnya

--- karena itu berarti."

Jeno menutup laptop nya sambil menatap pisau disamping laptopnya dia mengangkat pisau itu; mengamati ketajamannya.

Kalau ku tusukkan ke dada nya, senikmat apakah itu?

changing person view✴

"Mark hyung, mianhae aku telat."

"Ne. Sekarang kamu sudah siap mendengar berita ini, kumohon jangan bersedih, ya?” Ujar Mark Hyung sambil menatapku sendu. Aku menatapnya bingung, sebegitu penting nya ini? Memang hal apa itu?

"Aku harap jangan munculkan trauma mu. Ini menyangkut hal yang sudah pernah terjadi padamu."

Bulu romaku sedikit menegang, oh, ayolah. Jangan membuatku gila. Ini bohong, bukan? Tolong katakan, ini tidak benar!

"Lee Jeno, murid baru sekolah,"

Aku mengangguk, Jisung yang sedari tadi menunggu juga antusias. Mungkin kah--?

"--dia salah satu dari mereka."

Jantungku berdegup kencang, rasa trauma ku menghantui; seperti mimpi. Pandanganku mendadak sedikit memudar, suara - suara itu muncul lagi.

"Na Jaemin, kamu harus mati!"

"JAEMIN!"

part one was end

mission | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang