seven ; sweet

4.3K 691 33
                                    

                  ©nnaurax_'18
Kalian sebagai readers yang pintar, pasti tau kan cara menghargai seorang author yang mikir pake otaq bukan plagiat miliq org? :)

Setelah kejadian tadi siang, membuat Jaemin dihantui ketakutan, dia tidak mau bercerita kepada Mark karena takut merepotkannya. Mark sedang ujian sekarang, memangnya ada adik yang tega mengganggu kakaknya ujian? Jaemin tidak se egois itu.

"Jaemin? Kamu sedang apa?"

Jaemin yang sedang bermain handphone di kamarnya terlonjak kaget mendengar suara kakaknya. "Lagi tiduran, hyung." Jawabnya sekenanya. Mark yang tidak puas mendengar jawaban adiknya langsung memasuki kamarnya.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Mark sambil duduk di tepi ranjang, Jaemin kelabakan dengan pertanyaan Mark, "Gwenchana, hyung. Memang nya aku terlihat sakit, ya?" Tanya nya, "Ah, kamu seperti menyembunyikan sesuatu dari hyung, ngaku!" Kata Mark, skakmat kau!

"Ah, hyung!"

Mau tidak mau pemuda Na itu pun bercerita.

                    ✴mission✴

Jeno melangkahkan kaki nya menuju club didekat rumahnya, dia memesan satu gelas soju dan menatap kerumunan yang sedang mabuk dan berpesta, banyak jalang-jalang yang melayani pelanggannya di sudut-sudut club.

"Ah, Jeno-ssi, lama sekali kamu tidak kesini!" Kata seorang pria yang sedikit lebih tinggi dari Jeno sambil duduk disebelahnya. "Ah, ahjussi, aku terakhir kesini baru seminggu yang lalu kok." Kata Jeno sambil meneguk sojunya, rasa panas yang menjalar di kerongkongan nya dibiarkannya.

"Jangan panggil aku ahjussi, hyung saja cukup!" Kata lelaki itu sambil meneguk wine nya, "Ehm, ne Yuta hyung." Kata Jeno.

"Bagaimana misimu, lancar?" Tanya lelaki yang bernama Yuta itu, "Ya, lumayan. Aku sudah menemukan targetnya, mukanya memang semanis darahnya." Kata Jeno seraya memesan satu gelas soju lagi kepada bartender.

"Saranku dekati saja dia. Pura-pura lah kamu menyukai dia—

lalu lenyapkan."
 

                      ✴mission✴

Jaemin baru saja keluar dari supermarket ketika Jeno keluar dari club, Jaemin sempat melihat Jeno yang keluar dari club dengan sempoyongan. Jaemin segera pergi sambil menunduk, berharap Jeno tidak melihatnya.

"J—jaemin?"

S-sialan!

Jaemin menoleh ke arah dimana Jeno berada, ternyata salah, Jeno melihat kepada pria tua yang sedang berjalan. "Jaemin!" Kata nya sambil mengejar pria tua itu, pria itu langsung masuk ke mobil nya ketika Jeno lengah.

"J—Jaem, hik, a—aku, hik! Ing—in." Jeno terlihat seperti orang gila sekarang, Jaemin sedikit tidak tega kepada vampir muda itu. "Jeno!" Jaemin akhirnya menghampiri Jeno yang berdiri di trotoar. "Jaem—hik, Jaemin? Kamu—hik! Sedang apa?" Lelaki bersurai hitam itu terhuyung saat Jaemin memegangi tangannya.

"Dimana rumahmu?" Tanya Jaemin, Jeno menunjuk ke arah depan; persis di depan supermarket yang berada tidak jauh dari bar, ada rumah bertingkat bercat putih gading. "Y–yang tingkat itu?" Tanya Jaemin memastikan, Jeno hanya mengangguk samar.

Jaemin memapah Jeno hingga sampai didepan rumahnya, "Sudah ya, Jen. Aku per—" Belum sempat Jaemin menyelesaikan perkataannya Jeno meraup bibir merah mudanya tanpa permisi, yang membuat Jaemin hampir menjatuhkan belanjaannya.

"Jen—hmmppphhh—" Jeno malah menekan tengkuk Jaemin agar mendekat, dan melumat bibirnya pelan. Jaemin yakin ini akibat hangover nya Jeno; seketika dia ingat masih di tempat umum. Jaemin ingin melepaskan tautan nya tapi Jeno  malah menggigit bibirnya.

Hingga sobek.

Jaemin sedikit meraung ketika bibirnya digigit hingga darah berlomba-lomba keluar, Jeno langsung menyecap rasa darah manis yang bercampur menjadi satu dengan saliva nya.

Jaemin akhirnya melepas tautan mereka secara paksa ketika ada seorang perempuan lewat didepan mereka. "Jen! Ayo masuk sana!" Kata Jaemin kesal sambil mendorong Jeno masuk, dia langsung pergi meninggalkan Jeno yang diam saja.

Jujur, Jeno tidak benar-benar mabuk dan tidak sedang hangover saat itu. Dia sadar,

Sepenuhnya.

Dan dia tertawa sambil kembali mengecap rasa darah di lidahnya.

"Manis."

Jaemin berlari tergesa-gesa, hari sudah mulai gelap. Dia memegangi bibirnya yang terasa perih, dia baru sadar Jeno menghisap darahnya.

Lee Jeno sialan!

              part seven was end.

Hai aku kambek lagi >:(
Waw sudah 0,1K yang baca :3
Vote juga dong marimar, tinggalin jejak vote itu geratis. Sekali lagi

ge—ra—tis.

Nanti ku unpub mampus g tu.y
Betewe kerasa gak sih feel thriller nya? :(
Aku lebih mentingin alurnya daripada kisah lopek2 nya mereqa oq.y

Sekian terima renjun :)

@nnaurax_ yang malas merevisi

mission | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang