Kata siapa Lee Jeno tidak punya belas kasih?
Dia punya, sungguh dia punya.
Karena sesungguhnya, dia tidak ingin melenyapkan orang.
Termasuk Na Jaemin tentunya.
Dia juga merasa sedikit ‘keberatan’ dengan misi ini, dan--apa gunanya.
Maka dengan rasa penasaran yang sungguh tinggi, dia pun nekat menemui raja dari raja itu sendirian."S--selamat s--siang," Salamnya pelan sambil memperhatikan pahatan arsitektur yang tercipta di bangunan itu, wajah ketakutannya terpatri jelas di air mukanya. Dia takut, tapi rasa penasaran lebih mengikat di hatinya.
"Ada apa, Lee Jeno?"
Jeno hampir membeku saat itu juga, mental yang sudah dia kumpulkan hampir runtuh seutuhnya. "Aku ingin--"
"Menyerah?"
"Hmmh--apakah, itu bisa?"
"Tentu saja bisa,"
Baru saja Jeno ingin bertanya lagi tapi suara itu berkata lagi.
"Namun, ada konsekuensinya,"
"A--apa itu?"
"Yang menyerah akan kubunuh atau target dan yang menyerah akan mati secara perlahan."
Jeno meneguk saliva nya kasar, bagaimana caranya dia memilih? Toh, ujung-ujungnya dia juga akan mati. Jeno semakin ragu, akankah dia maju atau--mundur saja? Tapi rasanya itu juga percuma.
"Pilih sendiri akibatnya Lee Jeno--berani berbuat, berani juga menanggung konsekuensinya, pergilah."
"B--baiklah, kalau begitu saya pamit dulu."
Jeno melangkahkan kakinya keluar dari bangunan yang didominasi warna putih itu, masih sedikit menimbulkan rasa penasaran dan sedih. Dia belum sempat bertanya lebih jauh lagi, dia ingin sekali mengutarakan pertanyaan yang terus berputar di otaknya.
"Lain kali saja, huh. Semangat Lee Jeno!"
✴mission✴
"Na Jaeminn!!!"
Pemuda bersurai coklat itu hampir saja terjungkal dari ranjang tidurnya kalau saja kakaknya itu tidak sedang duduk di tepi ranjangnya, "Kamu tidak mau sekolah?!" Kata Mark sambil berkacak pinggang, tubuhnya sudah dibalut dengan seragam sekolah rapi, serta membawa segayung air yang seharusnya dia akan siramkan ke muka Jaemin jika belum bangun.
"Huh, hyung! Iya-iya," Racau Jaemin kesal, dia segera menyabet handuknya dan menuju ke kamar mandi dengan langkah gontai, "Na, gayungnya lupa," Kata Mark sambil menyusul adiknya yang sudah hampir masuk kamar mandi, "Haduh, hyung aneh-aneh saja sih!" Kata Jaemin sambil hampir membanting pintu kamar mandi.
✴mission✴
"Lee Jeno! Melamun terus!"
Jeno menatap kesal orang di depannya, siapa lagi kalau bukan Huang Renjun, lelaki pertama yang ia kenal di sekolah. Na Jaemin sebenarnya, sih.
"Hmm. Lebih baik jika ingin ke kantin pergilah sendiri," Kata Jeno gusar sambil menumpukkan kepalanya di tangan sebelah kirinya, dia cukup kenyang setelah tadi malam mengkonsumsi dua kantong darah sekaligus. Lelaki berdarah Tiongkok di depannya hanya dapat memasang ekspresi cemberut sambil memajukan bibirnya beberapa senti, "Jeno jahat!" Kata nya sambil pergi keluar, menyusul Chenle mungkin.
Disisi lain, pemuda bermarga Na itu sedang menikmati makanan nya dengan lesu, kantong matanya tercipta jelas dan bibir nya yang pucat membuat dirinya terlihat sakit. "Nana, sakit?" Tanya Donghyuck sambil memegang dahinya, tidak---suhu tubuh nya normal.
"Aku memiliki firasat tidak enak--Donghyuck!" Kata pemuda bersurai pink itu sambil memejamkan mata rusanya sejenak, dia merasa keselamatan nya semakin hari semakin terancam. "Jangan berkata aneh-aneh, Na. Kelihatannya Jeno menyukai mu lho, mungkin dia tidak jadi membunuhmu," Cetus Donghyuck sambil menyuapkan makanan ke mulutnya lagi.
"Mana mungkin!" Jawabnya kesal sambil menghentakkan kakinya, "Dia itu dingin dan menyeramkan! Dia bisa memiliki tipu muslihat yang--tidak terduga!"
"Aku akan selalu ada untukmu! Ingat ada Mark hyung juga, kan?" Kata Donghyuck sambil merangkul sahabatnya itu, "Semoga saja," Bisik Jaemin parau.
part sixteen was end.
wadoo, aku labil sekali ya tuhan. pengen sad ending + heppi endingㅠㅡㅠ oke ini sangat pendek sksks, aku males sekali untuk menwrite :/
kindly check’s !! 🌞
cover by svtnansa heuheu makasur^^
KAMU SEDANG MEMBACA
mission | nomin
Fanfiction❝You have to do this mission, or you will die, Lee Jeno.❞ [end] vampire!au (( major character death involved )) warn! bxb! ©nnaurax_