Setiap orang mungkin memiliki jalan hidup yang mungkin tidak sesuai harapannya--
Tapi begitulah hukum Tuhan. Tak ada yang bisa mengubahnya apalagi melawan takdir itu sendiri.
Na Jaemin sudah bahagia. Apalagi Hyunjin, Renjun, dan juga Jeno--mereka sudah tenang di alam sana.
"Jaemin, buka matamu.."
Dan disinilah Irene, ia menangis meraung - raung setelah berita diketemukannya Jaemin tertembak di rooftop. Serta penemuan dua mayat yang jatuh dari rooftop juga. Mereka sama - sama memiliki luka tembak yang cukup dalam.
"Eomma, Nana sudah tenang disana. Biarkan dirinya beristirahat dengan tenang," Bisik Mark sambil merangkul pundak sempit ibunya itu. Sementara Irene masih terus terisak. Dirinya cukup sedih, ia gagal melindungi adiknya--Mark merasa seperti orang yang paling gagal saat ini. "Shhh--," Sementara Lucas menenangkan istri dan anaknya.
"Na, maafkan hyung, ya? Aku tidak bisa menjagamu--," Bisik Mark sambil menghapus air matanya yang mulai jatuh. Bibirnya bergetar kala melihat nisan adiknya tersebut, secepat ini 'kah dirinya akan pergi? Tapi, mungkin ini jalan terbaik bagi adiknya.
----
"Ya? Jungwoo? Ada apa?"
"Err--, ini masalah Hyunjin dan Renjun--,"
"Apa mereka melakukan misinya?"
"Mereka tewas,"
"Huh? Apa yang--?"
"Mereka jatuh dari rooftop dengan luka tembak. Aku rasa ada adegan saling memperebutkan--Na Jaemin juga tewas kalau kau ingin tahu."
"A--apa?! Aku akan ke Korea sekarang!"
----
"Bagaimana--ini bisa terjadi?!"
Nyonya Huang menangis di bahu suaminya, pikirannya kalut. Kedua anaknya--tewas begitu saja. Seharusnya ia tak mempercayai suaminya ini.
"Pembohong! Kau bilang akan menjamin Hyunjin!" Kata sang istri yang kalut akan emosi dan kesedihan. "Seharusnya aku tidak mendukung semua kegiatan gila mu!" Umpatnya sambil mendorong tubuh sang suami. Tuan Huang hanya menatap jengah istrinya, "Salah siapa kau percaya, sudahlah. Lagipula ini sudah terjadi." Katanya tanpa belas kasih.
"Sehabis ini kita harus cerai--aku muak melihat wajahmu!" Pekik sang istri, "Silahkan. Lagipula aku tak peduli lagi dengan dirimu," Sarkas sang suami sambil berlalu. Menyisakan sang istri yang menangis di samping nisan anak - anaknya.
"Hyunjin, Renjun...maafkan aku,"
----
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
gimana? masih tertarik sama work ini? ada beberapa chapter flashback habis ini!