thirteen ; maybe

2.6K 332 4
                                        

Jeno mensejajarkan tubuhnya dengan tempat tidurnya; menggumam tidak jelas sebelum terduduk kembali pikiran nya dipenuhi hal-hal yang tidak biasanya dia pikirkan, ada beberapa hal yang dia perlu pikirkan;

Kenapa dia merasa nyaman dengan Jaemin?

Kenapa darahnya berdesir halus saat bersama Jaemin?

Entahlah, Jeno berusaha tidak terpikat kepada jeratan seorang Na Jaemin yang memang sesungguhnya menawan itu. Dia harus menuntaskan kewajibannya; mengantarkan darah pemuda manis itu kepada 'dia'.

Jeno kembali menyandarkan kepalanya ke pinggiran ranjang, sambil memikirkan kejadian seharian ini, yang membuatnya merasa sedikit kagum kepada karya tuhan yang diberikan kepada seorang pemuda bernama Na Jaemin.

Malam juga berbaik hati sekarang, memberikan hembusan anginnya yang menyejukkan, membuat Jeno terbuai dengan sentuhannya. Bintang-bintang gemerlapan menambah indahnya malam yang sedang dilanda sebuncah kebahagiaan.

Tapi disisi lain hatinya gundah, Jeno sebenarnya bukanlah orang yang suka berpikir, tapi--entahlah, dia merasa dirinya menjadi terlalu banyak berpikir hari ini.

"Jeno, ayo makan dulu, lihatlah pukul berapa sekarang?" Wanita paruh baya itu sudah berdiri di ambang pintu kamarnya, Jeno mendecak kesal. "Ya, ya aku akan turun sekarang, puas?" Jawabnya ketus sambil meringsut turun dari ranjangnya.

                       ✴mission✴

"Jaemin, ayo." Mark menggandeng adiknya yang masih malas-malasan dengan tali sepatunya, benar-benar mencerminkan bahwa dia tidak berniat sekolah sekarang.

"Aah-- hyung! Sebentar lagi---," Rengek pemuda bermanik hazel cerah itu sambil mengacak2 tidak jelas tali sepatunya, yang lebih tua hanya mendecak sebal, "Cepat lah atau hyung tinggal?!" Ancamnya.

"Huft, iya iya," Yang lebih muda akhirnya mengalah, dengan segera membenarkan ikatan sepatu nya dan segera beranjak dari tempatnya, "Hati-hati dijalan, Nak." Kata Joohyun sambil memberikan uang harian kepada kedua putra nya, "Baik Eomma," Kata yang lebih tua sambil tersenyum, "Dadah!"

                         ✴mission✴

"Jeno---woi!"

Jeno terkesiap dengan kehadiran seorang pemuda berdarah tiongkok yang tau-tau sudah berdiri di depan tempat duduknya, "Tidak jajan?" Tanya pemuda itu, yang ditanya hanya menggeleng lemah. Dengan langkah sedikit lesu pemuda tadi pergi.

"Sepertinya dia menyukai mu, lihatlah bagaimana dia merasa sedih tanpamu,"

Jeno lagi-lagi terkejut dengan kehadiran orang yang berbicara disampingnya, kenapa setiap orang di kelas ini hobi membuat terkejut, sih? Pikirnya.

"H--hey kenapa?!" Tanya pemuda tadi, Jeno hanya menggelengkan kepalanya.

"Siapa eum---namamu?" Tanya Jeno, "Ck! Bodoh!" Umpat pemuda itu, "Lee Donghyuck, atau panggil saja Haechan. Sesukamu, tapi aku lebih suka dipanggil Donghyuck, sih."

"Oh, si gendut," Balas Jeno,

"Aku tidak gendut--- tapi chubby!" Jawabnya ketus, sambil menarik sedikit bongkahan lemak yang terkumpul di kedua pipi chubby nya.

"Terserah," Jeno sedikit mengalah karena moodnya sedang kurang baik hari ini, entah ada angin apa seorang Lee Jeno bisa menjadi seperti ini. "Dimana Jaemin?"

"Bisa-bisanya, tadi kau bersama Renjun--sekarang mencari Jaemin." Kata Donghyuck ketus sambil duduk di tempat duduknya, memperhatikan sekumpulan murid lain berlalu lalang di kelasnya. "Eum---aku tidak suka Renjun, kami hanya berteman, oke?" Jawab Jeno. "Aku tidak percaya---kelihatan nya Renjun suka kepadamu, sebaiknya terima cintanya," Kata Donghyuck lagi.

"Sok tau," Kata Jeno sambil menatap sengit lawan pembicaraannya, "Jadi---kau menyukai Jaemin, begitu? Hahaha, yang benar saja!" Kata Donghyuck sambil sedikit tertawa, "Bisa dibilang mungkin---begitu." Jawab Jeno dengan antara yakin dan tidak yakin.

         part thirteen was end.

I know this are totally sucks): maaf jika ekspektasi kalian tentang cerita ini  tinggi—sorry, aku gabisa bikin ekspektasi kalian menjadi realita:') aku engga pinter bikin cerita beginian sesungguhnya, baru nyoba pertama kali ohok.

Betewe jangan lupa mampir di work MarkHyuck kuuu, semoga disana ekspektasi kalian terwujud deh:"

Anyway, kalian lebih pilih Jaemin mati or tidak, tapi kalo engga diapain dong? ohohoho

mission | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang