One Night Stand

11.8K 617 166
                                    

WARNING : New story from me... just oneshoot tapi ini cerita full nc-25. so, buat yang ga suka atau di bawah umur silahkan menjauh. Aku ga ikut nanggung akibatnya ya buat yg bandel n nekat baca. satu lagi, ini cerita yaoi atau boyslove so homophobic jauh-jauh dari sini...

Aku adalah Perth Tanapon, seorang pengusaha muda sukses yang sudah memiliki segalanya. Usiaku baru 30 tahun. Tapi aku tetap saja merasa kurang dan tidak lengkap. Keseharianku hanya dipenuhi oleh pekerjaan, jadwal meeting, dan dokumen-dokumen penting yang menumpuk.

Walaupun aku memiliki begitu banyak kegiatan hal itu tidak bisa menghilangkan rasa kesendirianku. Tidak, aku bukannya tidak punya siapa-siapa justru aku memiliki banyak orang disekelilingku. Aku bisa memilih siapa saja di antara para gadis muda dan seksi atau uke-uke manis yang bertebaran. Mereka semua bahkan rela berlutut dihadapanku agar aku mau memilihnya. Tapi tetap saja aku merasa kosong.

Di lubuk hatiku yang terdalam aku tahu bukan ini yang kuinginkan. Aku menginginkan seseorang yang mau dan bisa memahamiku sebagai seseorang yang membutuhkan pengertian dan kasih sayang tulus. Seseorang yang melihatku sebagai Perth, hanya seorang Perth. Bukan Perth Tanapon yang seorang eksekutif muda pemilik segalanya.

Aku melangkahkan kakiku memasuki sebuah bar besar yang cukup terkenal di kota ini. Walaupun jam baru menunjukkan pukul 10 malam tapi bar ini sudah dipenuhi oleh banyak orang. Baik yang datang beramai-ramai, berpasangan, maupun yang sendirian sepertiku. Mereka mulai menjelajah untuk mendapatkan pasangan yang bisa di ajak kencan dan menemani serta menikmati malam panas. Ada banyak penjaja seks yang berkeliaran, baik wanita maupun laki-laki.

Aku mengambil tempat duduk di depan konter bar untuk memudahkanku memesan minuman. Entah sudah berapa gelas yang kuminum, tapi aku belum juga mabuk. Beberapa penjaja tubuh mendekatiku dan berusaha merayuku, bahkan ada yang menawarkan tubuhnya dengan gratis seperti beberapa gadis kuliahan yang sedang berkunjung di sini. Mereka bilang gratis tapi aku tahu dengan pasti ujung-ujungnya mereka akan memintaku memberi mereka hadiah barang mewah atau bahkan uang.

Aku memang menarik, wajahku tampan dan tubuhku yang atletis dan sempurna pasti menarik minat para pemburu kehangatan yang haus kenikmatan. Aku menolak mereka semua. Malam ini aku sedang tidak tertarik untuk melakukannya. Aku kembali menyesap minumanku saat tiba-tiba aku melihat seseorang yang baru berjalan masuk ke dalam bar ini.

Seorang pria muda yang usianya mungkin baru awal 20-an. Wajahnya manis dan cantik. Tubuhnya tinggi langsing dengan kulitnya yang seputih susu. Pria itu langsung menarik perhatianku. Ia tampak berbeda dari semua orang di sini. Ia tidak tampak seperti para penjaja seks yang lainnya tapi bukankah tidak mungkin ada orang baik-baik di tempat seperti ini. Ayolah, ini sebuah klub malam dan jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Mana ada anak baik-baik yang masih keluyuran di tengah malam.

Mataku masih terus memandanginya hingga tanpa sengaja ia juga melihatku. Ia menganggukkan kepalanya sedikit kemudian tersenyum. Senyum yang sangat manis dan terlihat sangat tulus. Bukan senyum menggoda apalagi senyum yang dibuat-buat. Ah, tapi ini mungkin triknya untuk mendapatkan pelanggan. Dan jelas saja, ia berhasil menarik perhatianku. Aku membalas senyumnya dan kemudian melambai padanya agar ia mendekat kepadaku.
Si manis itu berjalan mendekatiku, sudah kuduga ia hanyalah salah seorang penjaja tubuh yang sedang mencari mangsa di sini.

"Khoo thoot Tuan memanggilku? Apa kita pernah bertemu?" tanyanya, dan ya Tuhan suaranya terdengar sangat lembut.

"Hmm, tidak. Kita belum pernah bertemu sebelumnya tapi itu bukan sebuah masalah kan?" jawabku.

"Khrap tidak masalah, Tuan. Kukira Tuan memanggilku karena mengenalku. Khoo thoot na khrap, aku harus pergi aku sedang mencari seseorang." katanya sambil menganggukkan kepalanya lagi dan berbalik hendak pergi dari hadapanku.

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang