Chapter lalu nanggung kan 😄 Mean masih belum dapet pelepasannya nih, jadi kita lanjut dulu ya...
Sorry for typo n enjoy the story na...*
*
*"P'Mean mau kemana? Sini Plan emut 'burungnya P'Mean." kata Plan saat melihat Mean berjalan meninggalkannya.
Ucapan Plan membuat Mean membeku di depan kamar mandi dengan tubuh yang semakin memanas. Plan benar-benar sudah membangkitkan hasratnya hingga pria tampan ini tidak sanggup menahan diri lagi.
Mean berbalik pada Plan lalu dengan langkah lebar kembali mendekati bocah polos itu. Mean sudah tidak bisa mundur lagi, nafsunya sudah membuat Mean kehilangan kendali diri. Plan yang melihat Mean kembali mendekatinya menyambutnya dengan gembira.
Mean segera duduk di sofa kemudian menuntun tubuh Plan untuk berjongkok didepan selangkangannya di antara kedua kakinya.
"Plan bilang mau emut burung P'Mean na, sekarang lakukan, Plan!" perintah Mean, ia melepas celana panjang berikut celana dalamnya hingga ia setengah naked. Penis Mean sudah mengacung keras dan tegang berkat godaan Plan sejak tadi.
Plan dengan polos menggenggam penis besar didepan wajahnya itu dan mengurutnya naik turun, meniru apa yang Mean lakukan padanya tadi.
"Jangan begitu, Plan. Langsung masukkan ke dalam mulutmu saja, Sayang. 'P ingin merasakan kulumanmu." kata Mean dengan suara berat yang seksi.
Plan menurut, ia segera membuka mulutnya lebar-lebar kemudian memasukkan penis besar Mean yang hanya tertampung setengahnya saja. Mean langsung merasakan kehangatan melingkupi juniornya itu.
"Oh yes... Good, Plan... Ah... Gerakkan mulutmu, Sayang! Ouch! Jangan menggigitnya, Plan! Kulum saja dan jilat pelan-pelan. Ah... Terus, Plan... Ah... Yes..." Mean mengekspresikannya kenikmatannya sambil terus mengarahkan Plan.
Plan sedikit kewalahan menerima junior Mean dalam mulutnya yang kecil, beberapa kali saat junior itu masuk terlalu dalam membuat Plan merasa mual dan terbatuk-batuk tapi bocah polos itu tidak mau menyerah. Ia ingin Mean juga mengeluarkan 'pipis enak' sepertinya tadi. Karena Plan tahu rasanya enak jadi dia ingin Mean merasakannya juga.
Mean mulai mendekati klimaksnya ditandai dengan penisnya yang mulai berkedut dan semakin tegang. Tidak ingin membuat Plan terkejut, ia segera mengeluarkan juniornya dari mulut Plan membuat Plan gemas lalu segera mengulumnya lagi. Plan bersikeras untuk terus mengulum dan menjilati junior Mean, ia melototi Mean dan menepis tangan Mean yang hendak menarik juniornya dari mulut Plan.
"Baby, aku tidak tahan lagi... Ah... Hampir sampai..." erang Mean.
Plan semakin bersemangat mengisap penis Mean hingga akhirnya semburan itu keluar. Plan terbatuk saat tersedak oleh cairan itu. Mean menepuk-nepuk tengkuk Plan.
"Muntahkan, Plan! Jangan ditelan!" katanya tapi Plan hanya mengibaskan tangannya lalu dengan semangat ia membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya.
"Sudah habis, P'Mean. Hehe... Plan sudah telan semuanya. Tapi rasanya agak aneh ya, 'P. Asin tapi tidak asin, tidak manis juga. Plan belum pernah coba yang seperti ini." katanya lugu.
"Oih Plan... Kau memang anak yang polos." gumam Mean.
"P'Mean, habis ini main apa lagi?" tanya Plan.
"Sudah selesai mainnya na, Plan. Sekarang bersihkan tubuhmu lalu kita tidur na." sahut Mean.
"Mai au! Plan belum ngantuk, 'P. Ah... Plan lupa!" seru Plan tiba-tiba.
"Lupa apa, Plan?"
"Tadi waktu P'Mean emut 'burungnya' Plan, P'Mean sambil colok-colok pantat Plan pakai tangan. Plan belum Colok pantat P'Mean. Sekarang saja na..." jawab Plan yang membuat Mean langsung tersedak air liurnya sendiri.
"No, Plan! Tidak seperti itu. Er... tidak begitu mainnya... er... Ish! Bagaimana aku harus menjelaskannya, Plan. Cukup! Kita tidur saja na." kata Mean dengan terbata-bata, bingung harus mengatakan apa pada Plan.
Plan memandang Mean dengan wajah bingungnya. Ia hanya ingin P'Mean-nya merasakan kenikmatan sepertinya tadi tapi kenapa Mean menolaknya. Apakah ia tidak melakukannya dengan betul?
"Hue... P'Mean jahat! P'Mean tidak sayang sama Plan. Plan tahu, Plan bodoh. Plan tidak bisa melakukannya dengan baik. Jadi P'Mean tidak mau main lagi sama Plan. Hue..." tangis Plan meledak.
"Plan... Oih bukan begitu. Plan sudah membuat 'P merasa nikmat kok. Tapi di sini, Plan yang menjadi ukenya jadi hanya Plan yang akan ditusuk pantatnya. Plan tidak perlu menusuk pantat 'P na..." kata Mean akhirnya mencoba untuk menjelaskan meski mingkin Plan tidak mengerti.
"Memangnya tidak bisa gantian ya, 'P?" tanya Plan melupakan tangisnya begitu saja.
"MAI! Tidak boleh gantian." sergah Mean buru-buru.
Apa kata dunia kalau sampai ia 'ditusuk' oleh bocah ini. Mean itu seorang seme sejati, tidak mungkin ia menjadi yang dimasuki.
"Aw, tidak perlu teriak P'Mean. Plan dengar kok. Tidak boleh gantian ya. Jadi hanya Plan yang boleh 'ditusuk'. Terus mainnya juga cuma boleh sama P'Mean na?" oceh Plan.
"Ingat na Plan, jangan pernah meminta orang lain untuk melakukan hal seperti ini! Hanya aku yang boleh melakukannya padamu na." pesan Mean tegas, ia tidak akan pernah mengijinkan siapapun untuk menyentuh Plan.
"Krub, 'P. Plan tahu. Kata Lung Galak juga kalau main cuma boleh sama kekasih. Kekasih Plan kan cuma P'Mean saja." jawab Plan.
"Jaa, sekarang mandi na lalu segera tidur." suruh Mean sambil mendorong Plan menuju kamar mandi.
Mean menghela napas lega saat Plan sudah masuk ke dalam kamar mandi. Ia bersyukur masih memiliki sedikit kendali diri hingga tidak menyerang Plan yang masih merupakan anak di bawah umur. Mean masih harus menunggu hingga Plan lebih dewasa dan lebih mengerti soal hubungan yang mereka jalani.
Pendek? emang iya, kan cuma nyempilin sedikit aja biar gak penasaran sama akhir chap kemaren 😂. nanti chap selanjutnya balik ke couple PS yah...
Love you all, Readers ❤
04.09.19Oh iya, aku minta tolong bantu vote ceritaku di akun Geng_Rusuh ya...
Cerita dengan pair YiZhan dengan no. urut 28, judulnya "Ijinkan Aku Untuk Mencintaimu, Lagi." supaya bisa jadi cerita terfavorit.
Buat yang udah mampir n kasih vote, aku ucapkan banyak terima kasih ya... *kecup reader satu-satu 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand
Fanfiction#4 Aepete 05.04.19 #1 yaoifanfic 07.04.19 #1 marksiwat 11.07.19 Perth yang sedang suntuk dengan segala sesuatunya berniat untuk menghilangkan stress-nya dengan cara pergi ke sebuah bar. Tak pernah disangkanya kalau ia akan bertemu seseorang yang b...