Plan Yang Manis

3.5K 300 144
                                    

yeay... diseling ama cerita MeanPlan dulu aja ya...
aku lagi ilang mood buat ngetik yg PerthSaint, padahal udah ada sekitar 2k word sih tapi nanti aja aku terusin.
semoga ada yg suka ma couple ini juga.
sorry for typo n enjoy the story na...

*
*
*

Mean POV

Aku baru saja sampai di kantor, sedikit sibuk akhir-akhir ini karena Perth sedang tidak berada di Thailand. Boss Besar-ku saat ini sedang liburan dengan kekasihnya yang manis itu ke Korea. Tidak habis pikir sebenarnya bagaimana Perth yang berhati dingin seperti es bisa jatuh cinta. Tapi jika dipikir lagi Saint memang sangat manis dan lembut. Sifatnya yang hangat mampu mencairkan es dalam hati Perth. Aku bahagia tentu saja melihat hal itu. Sudah lama aku khawatir melihat Perth selalu sendiri dan kesepian meskipun ia tidak pernah mengatakan dan menunjukkannya tapi aku tahu. Sudah lama aku mengikutinya jadi walaupun ia diam aku tahu penderitaannya.

Aku melangkahkan kaki di lobby membuat beberapa karyawan yang melihatku memberi salam. Aku adalah tangan kanan Perth di kantor ini.

"Pak Mean!" tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku, aku segera berbalik dan melihat seorang wanita paruh baya menghampiriku.

"Sawaddee krub, Par Jiew." sapaku cepat sebelum ia yang menyapaku, aku tidak ingin seseorang yang lebih tua memberi salam padaku duluan.

"Sawaddee kha, Pak Mean." jawabnya.

"Ada apa, Par? Ada yang Par butuhkan dariku?" tanyaku.

"Ehm... Tidak ada, Pak. Par hanya mau bicara pada Pak Mean sebentar." jawabnya sedikit ragu-ragu.

Aku jadi teringat pada Plan dan itu membuatku merasa cemas. Aku mengajak Par Jiew untuk berjalan ke sudut agar tidak ada yang ikut mendengarkan pembicaraan kami.

"Ada apa, Par? Apakah terjadi sesuatu pada Plan?" tanyaku sekarang setelah berada jauh dari orang-orang.

"Tidak terjadi apa-apa, Pak. Hanya saja Plan terus merengek untuk bertemu dengan Bapak lagi. Jadi Par terpaksa mengajaknya ke sini." jawab Par Jiew tampak sedikit takut.

"Ish, Par membuatku kaget saja. Ya sudah tidak apa-apa, jadi sekarang Plan ada di kantor?" tanyaku.

"Kha."

"Par krub, antarkan saja Plan ke ruanganku na. Biar dia bermain di sana saja. Jadi Par juga bisa bekerja dengan tenang." kataku.

"Apa Plan tidak akan mengganggu Anda?" tanyanya lagi.

"Tidak akan, Par. Hari ini aku tidak ada meeting dan tidak harus bertemu klien. Ja, antarkan Plan ke ruanganku na." jawabku meyakinkannya.

"Kha, Pak Mean. Par akan segera mengantarnya. Khab khun na kha, Pak." Par Jiew bergegas kembali ke ruangannya untuk menjemput Plan.

Aku juga segera menuju ruanganku. Plan sangat suka menggambar jadi aku menyiapkan beberapa lembar kertas untuknya beserta pulpen warna-warni yang kumiliki di kantor. Mungkin aku harus menyiapkan pensil warna atau krayon nanti. Aku merindukan anak itu sebenarnya. Beberapa kali aku bertemu Par Jiew, aku selalu menanyakan kabarnya.

Pintu ruanganku diketuk jadi aku segera berseru memintanya masuk. Seseorang menyerbu masuk dengan berlari dan langsung menubrukku. Untung saja aku bisa menyeimbangkan diri jika tidak kami berdua pasti jatuh. Plan berlari dan langsung menerjangku.

"P'Mean.... Plan rindu pada P'Mean." teriaknya.

"Plan!" Par Jiew berseru sedikit keras untuk memperingatkan Plan.

One Night StandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang